spot_img

Cinta Kepada Rasulullah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Semua kita rindu untuk berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam begitu pun dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Rindu berjumpa dengan kita sebagai ummatnya walaupun kita tidak pernah berjumpa dengan beliau , kerinduan Rasulullah kepada ummatnya disampaikan dalam hadist beliau. Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada para sahabatnya:

“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).” ,wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?, “Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.”, “Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (HR. Muslim).

Jadi yang dimaksud Ikhwa dalam hadist tersebut adalah yang datang setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang belum berjumpa dengan beliau tapi beriman kepada Rasulullah dan meninggal dalam keimanan tersebut, inilah kemuliaan kita sebagai ummat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mana beliau menyatakan kerinduannya untuk berjumpa dengan kita, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Sesungguhnya aku telah mendahului kalian menuju al-haudh…” (HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Sahl bin Sa’d).

Sahabat juga berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Wahai Rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?“. Beliau menjawab:

فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ

“Sejatinya ummatku pada hari kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudhu semasa hidupnya di dunia“.

Ummat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dihari kiamat sangatlah banyak dan beliau bangga dengan kita dengan jumlah yang banyak, jadi ketika kita ingin berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kita ingin membuat beliau bangga nanti dihari kiamat ketika berjumpa dengan Rasulullah maka bawalah anak yang banyak, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

« تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ »

 “Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al Albany dalam Jami As-Shahih: 5251).

Hal ini menjadi dalil bahwa kita sebagai kaum muslimin hendaknya memperbanyak jumlah dan salah satu diantaranya adalah dengan melahirkan anak yang banyak kalau tidak cukup satu ladang maka tambahlah dengan ladang yang lain karna kita ingin membuat Rasulullah bangga kelak dihari kemudian, akan tetapi jika satu ladang cukup melahirkan anak yang banyak maka cukup dengan itu.

Jarak kita dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangatlah begitu jauh kurang lebih 1.400 tahun lamanya akan tetapi seakan akan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup ditengah – tengah kita dengan apa yang beliau wariskan yang dibawa dan dinukil oleh para Sahabat dan seterusnya dinukil oleh Tabi’un wa atba’u Tabi’in kemudian diwariskan kepada para ulama hingga sampai kepada kita dan ini syarat utama agar kemudian kita bisa berjumpa dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dihari kiamat yang kita rindu berjumpa dengan beliau, Sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala sebutkan dalam Al-Qur’an dalam surah Ali Imran ayat 31 yang disebut dengan ayat yang merupakan ujian bagi setiap yang mengaku bahwasanya ia cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam atau cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala, ketika datang sebagian orang kepada Rasulullah kemudian mengatakan kami cinta Allah maka turunlah ayat tersebut:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah (Muhammad) : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran :31).

Ikutilah apa yang ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik, al-Hakim).

Rasulullah adalah uswah dan qudwah sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al Ahzab ayat 21).

Idola yang paling tinggi dan utama seorang muslim adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan barangsiapa yang benar – benar rindu dengan hari akhirat hendaknya menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai uswah dan contoh baginya, bagi mereka yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah yaitu kita menjadikan beliau sebagai teladan yang dengannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akan mengenal kita dihari kiamat.

Sahabat bertanya kepada Rasulullah, bagaimana anda mengenali ummat anda yang begitu banyak Ya Rasulullah, bagaimana ciri – cirinya apa tanda pengenalnya, beliau mengenali ummatnya sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ

“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu”. (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246).

Beruntunglah yang senantiasa menjaga wudhu – wudhunya dengan baik karena akan bercahaya dihari akhirat sehingga dikenali oleh Rasulullah, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ}

Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabbnyalah mereka melihat”. (QS. Al-Qiyaamah:22-23).

Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu menafsirkan” Hari ketika diputihkanlah dan berseri – serilah wajahnya Ahlussunnah yang senang dengan persatuan dan akan menjadi hitam wajahnya ahlu bid’ah yang senang dengan perpecahan”.

Sampai wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kita masih diperintahkan untuk menziarahi tempat tinggal beliau yaitu:

  1. Masjidil haram
  2. Masjid nabawi
  3. Masjid Al-Aqso

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لا تُشَدُّ الرِّحالُ إلا إلى ثلاثةِ مساجدَ : المسجدِ الحَرامِ، ومسجدِ الرسولِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، ومسجدِ الأقصى

“Tidak boleh mengadakan perjalanan kecuali menuju ke ketiga masjid: Masjid al Haram, masjid ar Rasul shallallahu alaihi wasallam, dan masjid al Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama yg mensyarah hadits tersebut menjelaskan bahwa yg dimaksud dalam hadist adalah perjalanan dalam rangka ibadah. Sehingga maksudnya: Tidak boleh mengadakan perjalanan dengan niat untuk beribadah kepada Allah di daerah tujuannya, kecuali jika tujuannya adalah salah satu dari tiga masjid  di atas.

Inilah tiga tempat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata’ala, tujuan kita bersiarah ke Rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah untuk mengenal beliau lebih dekat untuk berkenalan kepada orang yang paling kita cintai, adalah Umar Radhiyallahu ‘anhu pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.

“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.( HR. Al-Bukhari (no. 6632), dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu).

Dalam Hadist yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

“Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [I/58] no: 15, dan Muslim dalam Shahih-nya [I/67 no: 69])

Wallahu A’lam Bish Showab.



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Sabtu , 17  Rabiul Awal 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi :
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCIGoaFDkENVOY187i92iRqA

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Tumblr : https://www.tumblr.com/blog/markaz-imam-malik

ID LINE : mim.or.id

PIN BBM : D23784F8

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.