spot_img

Khutbah Jum’at : 4 Wasiat Pertama Rasulullah ﷺ

Penulis : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I حَفِظَهُ اللهُ (Sekretaris Dewan Syariah WI, Dosen STIBA Makassar, Direktur Markaz Imam Malik Makassar)

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam“. (QS. Ali Imran: 102)

Kemudian shalawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Semoga shalawat dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-istri beliau, para sahabat beliau, serta yang disebut keluarga beliau karena menjadi pengikut beliau yang sejati hingga akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Bulan muharram adalah bulan hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari kota Madinah ke kota Makkah untuk menyelamatkan agama dan untuk memperkuat islam dan kaum muslimin, Allah telah memberi  isyarat didalam Al-Qur’an:

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

 “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya“. (QS. Ali ‘Imran : 54).

Pada peristiwa hijrah Rasulullah ke kota Madinah beliau menyampaikan 4 wasiat pertama yang diwasiatkan kepada para sahabat dan juga wasiat untuk seluruh kaum muslimin agar mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakhirat dan untuk kita sampai menginjakkan kaki disurga Allah Subhanahu wata’ala.

Wasiat beliau yang diutarakan oleh seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu;

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المدينة انْجَفَلَ النَّاسُ إليه، فجِئْتُ في النَّاسِ لأَنْظرَ فيه، فلمَّا استبنت وجْه رسول الله صلى الله عليه وسلم عرَفتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ، فكان أوَّلُ ما تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلامٍ

Dari ‘Abdullah bin Salam, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.’(HR. At-Tirmidzi)

Diantara 4 Wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Adalah:  

  1. Sebarkanlah Salam Diantara Kalian

Amalan yang ringan dan sederhana namun banyak kaum muslimin yang lalai untuk mengamalkan sunnah yang mulia ini. Apalagi ada gerakan terstruktur untuk mengganti nilai – nilai islam, mengganti akhlak islamiyah yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diadopsi dari luar yang bertujuan untuk menjauhkan umat islam dari ajaran yang mulia ini. Adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau berwasiat sebarkan salam.

Salam pertama kali diucapkan oleh Nabi Adam ‘Alaihissalam ketika Allah Subhanahu wata’ala meniupkan ruh dalam tubuhnya lalu Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan Adam untuk mendatangi para malaikat, ketika mendatangi para malaikat beliau memberi salam kepada mereka:”Assalam ‘alaikum”, dan para malaikat menjawab: ”Wa’alaikassalam”, ini merupakan ucapan salam dan sapaan didalam surga. Ketika orang – orang beriman dimasukkan ke dalam surga mereka disambut dengan ucapan salam oleh malaikat, sebagaimana dijelaskan dalan firman Allah Subhanahu wata’ala:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

 “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya“. (QS. Az Zumar : 73).

Memberi salam adalah sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga bahkan dijadikan salah satu barometer kesempurnaan keimanan seorang hamba sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

 “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian”. (HR. Muslim no. 54).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan ummatnya untuk menyebarkan salam bukan hanya kepada orang – orang yang dikenal akan tetapi juga kepada orang yang tidak dikenal. Sunnah ini banyak dilalaikan oleh kaum muslimin dimana mereka tidak memberi salam kecuali kepada orang – orang yang mereka kenal dan ini adalah salah satu tanda munculnya hari kiamat, dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُسَلِّمَ الرَّجُلُ عَلَى الرَّجُلِ لاَ يُسَلِّمُ عَلَيْهِ إِلاَّ لِلْمَعْرِفَةِ

“Sesungguhnya diantara tanda – tanda kiamat adalah seseorang mengucapkan salam kepada yang lainnya, dia mengucapkan salam kepadanya hanya dengan sebab kenal”. (HR. Ahmad, Ahmad Syakir berkata : “Isnadnya Shahih”).

Dalam sebuah hadits disebutkan:“Ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:”Wahai Rasulullah islam yang bagaimanakah yang paling baik ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ

 “Engkau memberi makan dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun yang tidak kenal”.(HR. Bukhari (no. 12) dan Muslim (no. 39), dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma).

Dalam hadist yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِى أَيُّوبَ  رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ « لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ ، يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا ، وَيَصُدُّ هَذَا ، وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ

Dari Abu Ayyub Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Jika bertemu, keduanya saling cuek. Yang terbaik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam”. (HR. Bukhari no. 6237).

Inilah wasiat yang agung yang pertama disampaikan oleh Rasululah Shalalllahu ‘alaihi wasallam di kota Madinah dan kewajiban kita untuk mengamalkannya, bahkan disebutkan dalam Sirah bahwasanya sahabat Nabi Shallalllahu ‘alaihi wasallam ketika mereka berjalan beriringan kemudian mereka dipisahkan oleh sebuah batu atau pohon dan ketika berjumpa dibalik pohon tersebut kembali mereka memberi salam antara satu dengan yang lain.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

  • Berilah Makan Kepada Orang Lain

Bukan hanya memberi makan kepada orang fakir dan orang miskin, walaupun mereka yang lebih utama untuk diberikan namun Allah telah menyebutkannya didalam Al-Qur’an secara umum. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

 “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih“. (QS. Al-Insan : 8).

Amalan yang kelihatannya sederhana akan tetapi amalan ini menjadi sebab seorang hamba dimasukkan ke dalam surga, pernah suatu ketika ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha didatangi oleh seorang wanita yang membawa 2 anaknya yang telah yatim dan ‘Aisyah memberikan kepadanya 3 buah kurma, sang ibu menerima 3 buah kurma tersebut lalu ia bagikan kepada anaknya masing-masing satu butir, setelah anaknya menghabiskan kurma yang telah diberikan oleh ibunya, keduanya lalu melihat kurma yang ada pada ibunya, ibunya kemudian membagi 2 kurma miliknya tersebut dan diberikan kepada putrinya, ‘Aisyah kemudian takjub dan setelah disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Nabi mengatakan:”Sungguh Allah telah memberikan balasan surga kepada wanita tersebut”.

Sungguh islam adalah agama yang mudah dan agama yang sederhana, sesuatu yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dengannya Allah Subhanahu wata’ala berkenan untuk memasukkannya ke dalam surga. Kita pernah mendengar dan membaca seorang pezina yang memberi minum kepada seekor anjing yang dengannya dosa-dosanya diampuni oleh Allah dan dimasukkan ke dalam surga, dan kita juga pernah mendengar dari Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam seorang lelaki yang berenang disebuah sungai disurga disebabkan karena ranting yang ia angkat atau singkirkan dari jalan yang dapat mengganggu orang yang lewat. Betapa mulia agama kita yaitu agama islam.

Makanan yang kita berikan tidak mesti makanan yang mewah namun makanan yang layak dikomsumsi, bahkan Umar Radhiyallahu ‘anhu pernah memberi makan sebiji anggur kepada seorang anak yatim, orang – orang kemudian berkata:”Ya Umar sesungguhnya sebiji anggur itu tidak menghilangkan dahaga dan tidak mengenyangkan”, beliau kemudian berkata:”Betapa banyak dzarrah yang terdapat dalam anggur tersebut“, lalu beliau  membaca firman Allah:  “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al – Zalzalah : 7-8).

  • Sambunglah Tali Silaturrahim Diantara Kalian

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu“. (QS. An – Nisa : 01).

Allah senantiasa memerintahkan kepada kita untuk menyambung tali silaturrahim karena menyambung tali silaturrahim adalah amalan yang sangat mulia disisi Allah Subhanahu wata’ala, Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk“. (QS. Ar Rad : 21).

Sebaliknya orang yang memutus tali silaturrahim diharamkan baginya untuk masuk ke dalam surga bahkan dilaknat oleh Allah Subhanahu wata’ala dibutakan hati dan ditutup pendengaran dan penglihatannya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?, Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka“. (QS. Muhammad : 22-23).

Dan ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadistnya:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (persaudaraan)“. (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Jubair bin Muth’im).

Allah melapangkan rezeki seseorang yang menyambung tali silaturrahim dan memanjangkan umurnya sebagaimana disebutkan dalam hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ

 “Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim”. (HR. Bukhari, Kitabul Adab, Bab Man Busitha Lahu fir Rizqi Bishilatir Rahim, no. 5986, 10/415).

Mungkin ada yang bertanya:”Bukankah rezeki dan ajal telah ditakdirkan oleh Allah lalu mengapa bisa berubah dengan disambungnya tali silaturrahim?“, ulama kita memberi Tafsiran bahwa bukan umur yang bertambah akan tetapi umur yang diberkahi oleh Allah, inilah yang paling penting yaitu keberkahan pada umur dari batas umur yang Allah berikan kepada kita, karena apalah gunanya umur yang panjang jika tidak diberkahi oleh Allah bahkan diisi dengan berbagai kemaksiatan yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wata’ala. Tafsiran kedua dari kalangan para ulama kita bahwasanya umur ada di ilmunya Allah atau di ilmunya para malaikat.

Misalkan umurnya tertulis 40 tahun kemudian ia menyambung tali silaturrahim maka Allah menambah umurnya 20 tahun karena Allah Subhanahu wata’ala berhak untuk mengubah dan menetapkan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)“. (QS. Ar Rad : 39).

Tafsiran yang ketiga yang disebutkan oleh para ulama kita yaitu ketika ia telah meninggal karena akhlaknya yang mulia sehingga namanya dikenang oleh manusia dan ia seakan akan masih hidup ditengah mereka.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

  • Sholatlah Dimalam Hari Ketika Manusia Tertidur Lelap

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan“. (QS. As Sajadah : 16).

Sholat malam merupakan amalan sunnah yang Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan kita sebagai ummatnya hendaknya menghidupkan sunnah yang mulia ini. Mengerjakan sholat dimalam hari merupakan sebab seorang hamba dimasukkan ke dalam surga dan diampuni dosa – dosanya dan diantara doa yang mustajab untuk dikabulkan oleh Allah adalah sholat dimalam hari dimana manusia tertelap dalam tidur mereka.

Masuk Surga Dengan Akhlak Mulia 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan amalan yang paling banyak memasukkan ke dalam surga adalah takwa kepada Allah Subhanahu wata’ala dan akhlak yang mulia bahkan dalam hadist yang lain beliau menyebutkan bahwasanya yang paling berat pada timbangan amalan kebajikan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

 “Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya..…“. (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Dalam hadist yang lain:“Seorang mukmin bisa sampai pada derajat orang yang senantiasa qiyam (Sholat malam) dan orang yang rajin berpuasa padahal ibadahnya biasa – biasa saja namun ia bisa sampai pada derajat dan kedudukan itu karena akhlaknya yang mulia”.

Seorang datang kepada Nabi dan beliau mengatakan:”Ya Rasulullah tetangga saya rajin beribadah akan tetapi dia selalu menggangu tetangganya“, Rasulullah berkata:”Tempatnya dineraka”, sebaliknya disampaikan kepada beliau tentang wanita yang lain yang ibadahnya biasa – biasa saja akan tetapi akhlaknya mulia dia senantiasa membantu orang lain, lalu  Rasulullah berkata:”Tempatnya didalam surga“.

Dengan akhlak yang mulia seorang hamba akan senantiasa mendapatkan petolongan dari Allah Subhanahu wata’ala dan ia tidak akan dihinakan oleh Allah sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika pertama kali belia menerima wahyu dan pertama kali beliau melihat jibril dalam rupa aslinya, pada saat pertama kali beliau menerima amanah dari Allah Subhanahu wata’ala beliau berkeringat, menggigil kedinginan dan ketakutan kembali kerumahnya sambil berkata kepada istrinya Khadijah:”Selimuti aku, selimuti aku”, tampillah wanita yang sholehah (Khadijah) meneguhkan hati Rasulullah dengan menghibur hati beliau. Khadijah berkata:”Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturrahim dan engkau senantiasa memuliakan tamu, menanggung beban orang lain dan senantiasa membantu orang lain dalam kebaikan“,

Inilah akhlak yang dimiliki oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau diangkat menjadi Nabi sehingga dengannya khadijah menghibur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pentingnya akhlak yang mulia sehingga Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa dan kewajiban kita untuk senantiasa membaca doa ini:

Ya Allah berilah kepada ku petunjuk untuk memiliki akhlak yang mulia dimana tidak ada yang mampu memberi hidayah dan petunjuk itu kecuali engkau dan palingkanlah dariku akhlak yang buruk dimana tidak ada yang mampu memalingkan aku dari akhlak yang buruk itu kecuali engkau”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan ummatnya untuk mempergauli manusia dengan akhlak yang baik, sebagaimana dalam hadist beliau bersabda:

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”. (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’).

Kesimpulan dari akhlak yang mulia ada 3:

  1. Berusaha memberikan manfaat kepada orang lain
  2. Tidak mengganggu orang lain
  3. Bersabar ketika diganggu oleh orang lain

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wallahu A’lam Bish Showaab

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.