spot_img

Khutbah Jum’at: Sesama Muslim Itu Bersaudara

Penulis : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I حَفِظَهُ اللهُ

(Sekretaris Dewan Syariah WI, Dosen STIBA Makassar, Direktur Markaz Imam Malik Makassar)

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Allah Subhanahu wata’ala mensifatkan orang – orang yang beriman didalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Hujarat : 10).

Kita dipersaudarakan oleh Allah Subhanahu wata’ala dengan aqidah yang sama, dengan agama yang mulia yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak ada kelebihan khusus untuk orang – orang arab diatas orang – orang non arab, tidak ada yang membedakan kita disisi Allah Subhanahu wata’ala kecuali taqwa, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujarat : 13). 

Persaudaraan dan ukhuwah didalam islam adalah perkara yang sangat ditekankan dan diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala bahkan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah ke Madinah perkara yang pertama dan utama yang beliau lakukan adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar dimana Allah menceritakan sifat dan keadaan mereka didalam Al-Qur’an terutama pujian kepada orang – orang Anshar yang menerima saudara – saudara mereka kaum Muhajirin yang meninggalkan kota Makkah tanpa membawa perbekalan sedikitpun, mereka meninggalkan harta benda mereka di Makkah, Allah Subhanahu wata’ala telah mensifatkan puncak ukhuwah dari orang – orang Anshar yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung“. (QS. Hasyr : 9).

Begitupula Rasulullah pernah mendamaikan kabilah dan suku-suku yang bertikai di kota Madinah, sebelum kedatangan beliau ke kota Madinah ada 2 suku yang sering bertikai, berkelahi dan tawuran mereka saling melempar tuduhan keji diantara mereka yaitu suku Aus dan Khasraj dan Allah Subhanahu wata’ala mengingatkan hal itu di dalam Al-Qur’an:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk“. (QS. Ali ‘Imran: 103).

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Perpecahan bisa menimbulkan kerusakan bahkan menyebabkan kelemahan, Allah Subhanahu wata’ala berfirman didalam Al-Qur’an:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar“. (QS. Al-Anfal: 46). 

Mendamaikan orang yang berselisih adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wata’ala, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujarat: 10).

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar”. (QS. An-Nisa’: 114).

Ketika kita dijanji oleh seseorang yang memiliki kedudukan, misalnya dia berkata:”Besok saya akan memberikan kepadamu hadiah yang sangat besar“, mungkin kita tidak bisa tidur dimalam hari karena terus membayangkan apa hadiah yang akan diberikan kepada kita tersebut, padahal dia adalah manusia biasa seperti kita lalu bagaimana jika yang mengatakannya adalah Allah Subhanahu wata’ala yang menguasai langit dan bumi.

Syaithan senantiasa menanamkan permusuhan kepada orang – orang yang bersaudara, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya syaitan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia mengadu domba di antara mereka”(HR. Muslim no. 2812)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ada yang berselisih beliau memanggil beberapa sahabat dan berkata:”Mari kita pergi mendamaikan fulan dan fulan”, bahkan beliau pernah terlambat mengimami sahabat yang sedang sholat di Madinah karena beliau terlambat kembali dari mendamaikan orang yang berselisih di Quba.

Begitu pentingnya persaudaraan dan ukhuwah didalam agama islam sehingga berdusta yang hukum asalnya adalah haram dibolehkan dengan niat untuk mendamaikan orang yang berselisih, sebaliknya buruknya perpecahan didalam agama islam seperti ghibah atau menceritakan kejelekan saudara kita walaupun itu benar namun diharamkan dalam agama kita, Sifat dan sikap kita sebagai seorang muslim ketika datang berita buruk tentang saudara kita dan kita tahu bahwasanya dia adalah orang yang beriman yang taat kepada Allah, rajin beribadah kepada Allah, rajin mengerjakan amalan sunnah maka tidak boleh kita langsung berburuk sangka melainkan harus melakukan tabayyun agar kita tidak menjatuhkan kehormatan saudara – saudara kita yang bisa menyebabkan penyesalan pada hari kemudian.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menceritakan:”Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari pernah melewati 2 buah kuburan kemudian beliau berkata kepada para sahabat:”Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa didalam kuburnya dan penyebab siksaan itu bukan disebabkan perkara yang besar tetapi disebabkan perkara yang remeh yang dipandang enteng oleh manusia yang ringan dimata manusia namun menjadi sebab dirinya disiksa di dalam kubur, adapun orang yang pertama ketika ia buang air kecil dia tidak menjaga auratnya bahkan dia menampakkan auratnya, dalam riwayat yang lain dia tidak suci dan bersih ketika bersitinja, Rasulullah bersabda:“Bersihkanlah diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut”(Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni)

Adapun penghuni kubur yang kedua dia senantiasa berjalan dengan namimah (Adu domba) menukil perkataan ke yang satu dengan yang lain dengan niat untuk merusak hubungan dan ukhuwah diantara manusia dan ini salah satu sifat yang buruk yang merupakan sifat dari syaithan dan barangsiapa yang mewarisinya maka dia telah mewarisi sebagian dari sifat – sifat syaithan, sebaliknya barangsiapa yang memiliki jiwa yang bersih, hati yang selalu mencintai saudaranya karena Allah dengan segala kelebihan dan kekurangannya maka ini adalah salah satu dari sifat penghuni surga sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala sebutkan didalam Al-Qur’an tentang sifat dan ciri penghuni surga:

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ ۖ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ ۖ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan“. (QS. Al-A’raf : 43).

Ulama kita mengatakan:”Barangsiapa yang hatinya selalu bersih untuk membenci saudaranya dari kaum muslimun siapapun dia maka sungguh dia telah mewarisi sebagian dari sifat – sifat penghuni surga”.

Allah Subhanahu wata’ala menjadikan aqidah dan agama yang mulia ini ikatan yang paling kokoh yang kekal sampai pada hari kiamat, segala macam bentuk pertemanan, persahabatan yang landasannya adalah dunia nanti mereka akan bermusuhan antara yang satu dengan yang lain bahkan walaupun mereka masih ada hubungan kekerabatan atau keluarga, Allah Subhanahu wata’ala berfirman didalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman : 33).

Seorang bapak tidak mampu lagi menolong anaknya dan seorang anak tidak mampu lagi menolong bapaknya.

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (QS. Az-Zukhruf: 67).

Inilah pentingnnya memperbanyak teman – teman yang seaqidah saling mempererat ukhuwah diantara kita dan saling mengingatkan diantara kita, kata Ali bin Abi Thalib mengomentari ayat ini:”Ada 2 orang yang beriman ketika dulu hidup didunia bersaudara, saling menasehati dalam kebaikan, salah satu dari keduanya meninggal dunia, ketika dia meninggal didalam kuburnya dia mendapatkan sebagian kenikmatan surga yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala untuknya, ketika dia merasakan kenikmatan didalam kuburnya dan dijadikan taman dari taman – taman surga ia kemudian berkata:”Ya Rabb, jangan engkau sesatkan teman saya yang masih hidup didunia sebelum ia merasakan seperti apa yang saya rasakan“, sampai di alam barsakh kita dipersaudarakan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebaliknya orang kafir, orang mujrim, ahlu maksiat mereka berteman kemana mereka pergi mereka bersama – sama melakukan maksiat, mereka saling memotivasi untuk melakukan dosa ketika salah satu diantara mereka yang meninggal, dia disiksa dialam kubur kemudian dia berkata:”Ya Rabb, jangan engkau berikan hidayah dan petunjuk kepada dia sampai dia merasakan seperti apa yang saya rasakan”, oleh karenanya Al Hasan Al Basri Rahimahullah mengatakan:”Perbanyaklah saudara – saudara kalian dari orang – orang yang beriman karena kalian akan saling memberi syafaat nanti dihari kemudian”. Kita saling mencari antara yang satu dengan yang lain sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan didalam Al-Qur’an ketika ada orang yang beriman masuk surga dia mencari – cari saudaranya yang dulu didunia yang mungkin singgah di neraka atau ada urusan yang lain atau ia berada disurga yang paling rendah, ia kemudian berkata:”Ya Raab, saya tidak akan menikmati kenikmatan yang engkau berikan kepadaku didalam surga ini sebelum dikumpulkan bersama dengan saudaraku tersebut, Allah kemudian memerintahkan malaikat untuk mencari saudaranya tersebut dan ternyata didapatkan didalam neraka, dia kemudian diangkat dan dibersihkan, ketika dia diangkat dari neraka orang – orang kafir kemudian berteriak mereka berkata:”Wahai fulan mengapa engkau bisa dikeluarkan dari neraka sedangkan kami tidak“. ia berkata:”Saya punya teman di dalam surga yang mengundang saya untuk masuk didalam surga”, mereka kemudian orang kafir berkata:”Aduhai, lalu bagaimana dengan kami mengapa tidak ada yang mampu memberikan syafaat kepada kami, mengapa tidak ada yang mampu memberikan pertolongan kepada kami dan inilah makna perkataan Imam Syafii Rahimahullah:”Saya cinta orang – orang sholeh walaupun saya tidak termasuk golongan mereka dan semoga dengan kecintaan ini saya dikumpulkan dengan mereka dihari kemudian“.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Salah seorang sahabat yang sangat cinta kepada Nabi yang dalam sehari ia tidak bisa melihat Rasulullah ia kemudian datang menyampaikan kegalauannya dan berkata kepada Rasulullah:”Ya Rasulullah saya sangat cinta kepada anda dalam sehari saya tidak bisa melihat anda akan tetapi saya khawatir dihari kiamat anda berada di surga yang paling tinggi sedangkan saya berada dibawah sehingga saya tidak bisa melihat anda Ya Rasulullah“. Rasulullah berkata kepadanya:”Seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang yang ia cintai“, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan:”Tidak ada nikmat yang paling membahagiakan setelah nikmat keislaman melebihi perkataan Nabi:”Seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang yang ia cintai”, saya cinta Rasulullah, saya cinta Abu Bakar as Shiddiq, saya cinta Umar tetapi amalan saya tidak sama dengan amalan mereka namun semoga dengan kecintaan ini saya dikumpulkan bersama dengan mereka, insyaAllah.

Oleh karenanya perbanyak teman kita dari orang – orang sholeh dan berhati – hatilah dalam memilih teman karena penyesalan yang paling besar dari orang yang dzalim pada hari kemudian disebabkan karena dia keliru memilih teman di dunia, Allah menyebutkan didalam surah Al furqan:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul, Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku), Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (QS. Al-Fur’qan: 27-29).

Bertemanlah dengan orang-orang yang cinta kepada Allah, jangan memusuhi agama Allah karena seseorang dibangkitkan dan dikumpulkan bersama dengan orang – orang yang ia pilih dan yang ia cintai di dunia ini.

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wallahu a’lam bisshowab

Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Kamis, 03 Rabiul Awal 1441 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.