spot_img

Kitabul Jami’ Hadist 35, Anjuran Meminta Pertolongan Hanya Kepada Allah (Sesi 2)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra’d : 11).

Dia memiliki para penjaga dari arah depannya dan dari arah belakangnya yang senantiasa menjaganya dari ketentuan Allah. Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat ini yaitu para malaikat yang senantiasa menjaga hamba – hambanya yang sholeh. Jadi ada malaikat yang senantiasa selalu menjaga kita dari arah depan, arah belakang namun jika ada ketentuan dari Allah Subhanahu wata’ala yang terjadi mereka berlepas jika takdir dan ketentuan itu harus terjadi tetapi secara asal malaikat senantiasa menjaganya. Oleh karenanya diantara amalan yang dengannya kita selalu mendapatkan penjagaan dari malaikat adalah yaitu menjaga kesucian atau kebersihan sebagaimana dalam hadist Dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa:”Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (HR. Ibn Hibban 3/329. Syuaib Al-Arnauth mengatakan, Perawi hadis ini termasuk perawi kitab shahih. Hadis ini juga dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).

Jadi siapa yang berwuduh sebelum tidur maka malaikat akan menjaganya hingga ia terbangun sampai subuh, oleh karenanya jangan kita mengganggu malaikat, diantara cara menggangu malaikat sebagaimana yang disebutkan dalam hadist dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا ، فَإِنَّ الْمَلائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ

“Barangsiapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan bawang kurrats, maka janganlah dia mendekati masjid kami, sebab malaikat merasa terganggu dengan bau yang mengganggu manusia”. (HR. Muslim 564).

Ini sebagai contoh dan masuk dalam segala hal yang dapat mengganggu manusia, oleh karenanya secara umum Allah memerintahkan kita didalam Al-Qur’an:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا

Wahai bani Adam, gunakanlah perhiasan kalian setiap kali menuju masjid, makan dan minumlah kalian…(QS. Al-A’raf: 31). 

Perhiasan ada 2 ada yang dari tubuh dan dari luar tubuh kita, dari tubuh kita yaitu menjaga kebersihan sebelum ke masjid, kita diperintahkan bersiwak atau sikat gigi sebelum berangkat ke masjid pada saat kita berwuduh atau hendak sholat, kemudian menjaga anggota tubuh yang lain jangan sampai mengganggu orang lain termasuk diantaranya bau tubuh yang tidak sedap ini yang harus selalu diperhatikan, jangan berkecimpung di dunia dakwah atau di dunia ilmu kemudian tidak memperhatikan hal – hal yang seperti ini.

Nabi pernah melihat salah seorang sahabat dengan rambut yang khusut atau berantakan, Nabi kemudian berkata:”Apakah orang ini tidak mendapatkan sesuatu untuk merapikan rambutnya”, jadi jangan kita kesankan islam itu kumuh.

Nabi pernah melihat pakaian sahabat lusuh padahal dia mampu membeli, Nabi kemudian berkata:”Allah senang melihat bekas nikmatnya engkau kenakan“, yang penting jangan berlebih – lebihan minimal hal – hal yang sifatnya standard apalagi ketika ke masjid. Ketika ke masjid bedakan pakaian yang dipake untuk bermain dan pakaian untuk dipakai ke masjid jangan baju yang dipakai untuk main bola itupula yang digunakan untuk sholat, jangan pula ketika ke masjid bajunya diseret – seret atau berjalan ke masjid sambil pake sarung dan memasang kancing baju, oleh karena itu usahakan rapi sebelum keluar dari rumah, hal ini hendaknya diperhatikan karena ini bagian dari agama kita jangan sampai kita mencederai keindahan agama kita disebabkan perilaku sendiri.

Penjagaan Allah yang kedua adalah penjagaan agamanya, hatinya, hidayahnya yang Allah telah berikan kepada hambanya, ia dijaga dari berpaling dari ketaatan, olehnya ulama kita menyebutkan bahwasanya karamah atau kemuliaan yang paling besar yang Allah berikan kepada hambanya adalah istiqamah dan ini merupakan taufiq dari Allah Subhanahu wata’ala, betapa banyak orang – orang yang dulu kita kenal memperjuangkan kebenaran, lantang dalam memperjuangkan kebenaran tetapi dengan begitu mudahnya ia rapuh atau futur, luluh dihadapan kekuasaan dan dihadapan harta.

semoga Allah memberikan kepada kita keistiqamahan dan semoga Allah menjaga kita, jagalah Allah maka engkau akan mendapatinya dihadapanmu, Allah akan menjagamu dan mengetahui kondisi dan keadaanmu sebagaimana kata Allah kepada Musa dan Harun ketika keduanya berangkat untuk mendakwahi fir’aun, Allah berkata kepada Nabi Musa:

قَالَ لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ

“Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 46).

Ini menunjukkan bahwasanya kebersamaan Allah tidak mesti bersatunya zat Allah dengan tubuh kita dan ini bukan pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah tetapi pemahaman aqidah yang sesat, Allah bersemayam diatas arsy namun kebersamaan Allah adalah pengetahuan Allah kepada hambanya tersebut sebagaimana perkataan Allah kepada Musa dan Harun:”Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat , seperti misalnya kita didatangi oleh salah seorang ikhwah yang hendak safar kita berkata kepadanya:”Berjalanlah semoga Allah menjagamu dan saya selalu bersama antum dalam doa – doa saya”.

Jika engkau meminta, mintalah hanya kepada Allah dan jika minta pertolongan mintalah hanya semata kepada Allah Subhanahu wata’ala, Allah berfirman:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (QS. Al-Fatihah: 4).

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 20 Syawal 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.