spot_img

Kitabul Jami’, Hadist Ke 19 Allah Mengharamkan Banyak Menukil Berita, Bertanya dan Menyiakan Harta

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Membenci Desas-Desus Mengatakan Katanya dan Katanya (Banyak menukil perkataan manusia)

Allah Subhanahu wata’ala tidak senang atau membenci terhadap orang yang banyak menukil berita – berita yang tidak jelas atau menceritakan hal – hal yang tidak ada manfaatnya, perbuatan ini juga dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, sering dalam group whatsapp dengan entengnya manusia menukil berita kemudian memberikan catatan kaki pada berita tersebut dengan menulis dibawahnya “kopas”, walaupun anda kopas berita tersebut haram hukumnya menukil sebelum tabayyun dan tasabbuts karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِينَ إِذَا رُؤُوا ذُكِرَ اللَّهُ تَعَالَى ثُمَّ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشِرَارِكُمُ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفْسِدُونَ بَيْنَ الأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ للْبُرَآءِ الْعَنَتَ

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terbaik diantara kalian?”, Para Sahabat menjawab:”Mau, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda:”Yaitu orang-orang yang jika mereka terlihat maka nama Allah pasti disebut-sebut”, Beliau melanjutkan:”Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terburuk diantara kalian? Yaitu orang-orang yang suka kesana-kemari menebarkan desas-desus, merusak (hubungan) diantara orang-orang yang saling mencintai, dan berusaha menimbulkan kerusakan serta dosa di tengah-tengah orang yang bersih”. (Hadits hasan, riwayat Ahmad).

Dalam hadist yang lain dari Hafsh bin ‘Ashim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar”. (HR. Muslim no. 5).

Tidak semua yang kita dengar diceritakan kepada manusia akan tetapi ditimbang baik –baik, apalagi di zaman yang penuh dengan fitnah kita harus lebih pandai mengontrol lisan kita, tangan kita, tulisan kita dan jari jemari kita, Allah berfirman didalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6).

Jadi, dari dulu islam anti hoax bahkan Rasulullah menyebutkan dalam hadist 19 yang terdapat dalam kitabul Jami’:”Allah membenci desas-desus mengatakan katanya dan katanya (banyak menukil perkataan manusia)”.

Allah Membenci Banyak Bertanya (meminta)

Makna dari banyak bertanya dalam hadist ini ada 2, yang pertama banyak meminta – minta kemudian yang kedua bertanya pada hal – hal yang tidak ada manfaat di dalamnya baik dalam urusan dunia maupun dalam urusan agama, misalnya ia menanyakan sesuatu yang tidak menambah keimanan sedikitpun atau hal – hal yang belum terjadi (Baru sekedar prediksi) atau bertanya hal-hal yang telah lampau yang juga tidak menambah iman, contoh ketika ia bertanya:”Kapalnya Nabi Nuh terbuat dari apa kemudian siapa yang naik pertama dikapal tersebut dan siapa yang naik terakhir”, pertanyaan yang seperti ini tidak ada gunanya, dalam ayat disebutkan kisah tentang Nabi Nuh tentang kapalnya yang sandar yang artinya:“Sandarlah kapal itu di Al Judi”. Kemudian ada yang bertanya:”Al Judi itu nama kampung atau nama apa”,   islam melarang kita untuk bertanya hal – hal yang seperti itu.

Begitupula ketika ia bertanya:”Apa warna anjing dari Ashaabul Kahfi kemudian siapa namanya”, atau jika ia bertanya:“Ayam jika disembelih kemana ruhnya”, ini beberapa contoh pertanyaan yang tidak menambah iman, olehnya pertanyakan hal – hal yang dapat menambah keimanan dan yang bisa menambah rasa takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, adapun bertanya masalah fiqiyah, misalkan ia bertanya bagaimana caranya sholat diatas bulan dan ini pernah ditanyakan kepada salah seorang Syaikh, kemudian Syaikh menjawab:”Nanti ketika engkau mau pergi, tanyakan kepadaku saya akan beritahu bagaimana caranya”.

Allah Membenci Menyia-nyiakan harta

Buang – buang harta atau pemborosan (Al Israf) dilarang dalam agama kita karena sesungguhnya harta yang kita miliki akan dipertanggung jawabkan dihari kemudian nanti dihadapan Allah Subhanahu wata’ala. 

Hadist selanjutnya yang berkaitan dengan pembahan ini yaitu hadst ke 20, Dari Abdullah bin ’Amru Radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (HR. At-Tirmidzi : 1899,  HR. Al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).

Wallahu a’lam Bish Showaab 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.