Menikah (sesi 5)

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dalam agama islam kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan dari hal yang belum halal bagi kita, tentu ini adalah sesuatu yang berat akan tetapi Allah memberikan balasan kepada seorang hamba sesuai dengan perbuatan dan amalan yang ia kerjakan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Para bidadari didalam surga mereka memiliki sifat mata yang senantiasa ia tundukkan, mereka tidak memandang kecuali kepada suaminya yang halal, dan kelak bidadari ini diperuntukkan bagi mereka yang senantiasa menundukkan pandangan dari sesuatu yang haram. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلا جَانٌّ

“Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangan, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin”. (QS Ar-Rahman : 56).

Oleh karenanya pelihara diri kita dari hal – hal yang bisa menimbulkan fitnah, jauhkan diri kita dari perbuatan yang dimurkai oleh Allah Subhanahu wata’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Diantara golongan tersebut disebutkan:

وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ

Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata:”Aku benar-benar takut kepada Allah”. (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031).

Senjata yang paling ampuh bagi syaithan dalam menjerumuskan manusia kepada perbuatan dosa adalah wanita, tatkala syaithan tidak mampu menggoda manusia dengan cara lain maka ia akan menggunakan wanita untuk menjerumuskannya kepada kemaksiatan, begitu banyak kisah dimana dahulunya adalah orang yang sholeh, rajin beribadah dan taat kapada Allah Subhanahu wata’ala. Diakhir hidupnya ia melakukan perbuatan zina dan dari perzinahan lahir seorang anak maka ia pun membunuh anak dan wanita yang ia zinahi tersebut, hingga akhirnya ia meninggal dalam keadaan sujud kepada iblis dan kisah ini adalah kisah Barsisah yang di kisahkan oleh para ulama dalam kitab mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita”. (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740).

Maka dari itu jauhkan padangan kita dari wanita yang belum halal bagi kita karena akan menjadi fitnah yang menjerumuskan kepada dosa dan maksiat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita doa untuk berlindung dari 5 hal. Diantara doa tersebut adalah:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِيْ وَمِنْ شَرِّ بَصَرِيْ وَمِنْ شَرِّ لِسَانِيْ وَمِنْ شَرِّ قَلْبِيْ وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّيْ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari keburukan pendengaranku dan dari keburukan penglihatanku dan dari keburukan lidahku, dan dari keburukan hatiku, dan dari keburukan kemaluanku”. (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).

Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah:”Siapa yang tidak mampu memalingkan pandangan matanya maka ia akan menyesal sejadi – jadinya karena hasratnya semakin menggebuh – gebuh namun jalan untuk meraihnya ia diharamkan darinya”. beliau mengibaratkan pandangan yang haram seperti seseorang yang mengendarai se’ekor kuda kemudian kudanya tersebut terjepit dilorong yang sempit kemudian berkata:”Jangan teruskan, mundur perlahan – lahan”.

Jangan sampai ada diantara kita mengatakan saya mengobati hasrat yang menggelora ini untuk memandang yang haram. Namun ketahuilah tidak mungkin Allah Subhanahu wata’ala menjadikan obat dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:”Hati adalah raja dari anggota seluruh tubuh, yang ketika raja itu baik maka baik pula seluruh anggotanya dan prajuritnya namun jika ia buruk maka buruk semua anggota dan prajuritnya”.

Dari An Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”. (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Perbanyak ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala dan sibukkan diri dengan hal – hal yang bermanfaat kemudian pebanyak puasa terutama puasa daud, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu (al-baa’ah) maka menikahlah, karena sesungguhnya pernikahan lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa menjadi perisainya“. (HR Al-Bukhari dan Muslim).