spot_img

Riyadhussholihin (Bab Mujahadah) Manusia Terbaik

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى

Abdullah bin Busr Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?”, beliau menjawab:“Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib (no. 3363)).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan sebaik- baik manusia yang panjang umurnya, ukuran umur panjang disini adalah ukuran umur manusia di zaman sekarang karena bagaimanapun panjangnya umur maka akhirnya adalah kematian yang hakikatnya sesuatu yang singkat, sesuatu yang pasti datangnya itu dekat, jadi walaupun seseorang berumur 100 tahun atau bahkan 200 tahun akhirnya adalah kematian untuk mereka,

Ummat – ummat terdahulu yang kita baca sirahnya umur mereka sampai ratusan tahun bahkan ribuan tahun, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun namun sekarang kita hanya membaca kisahnya, jadi sepanjang apapun umur seseorang dan jikalaupun seseorang dipanjangkan umurnya sampai 100 tahun tetap kematian adalah akhirnya, Manusia di zaman sekarang ketika telah berumur ratusan tahun maka dia sudah seperti barang antik atau langkah dan tidak ada manusia semakin dipanjangkan umurnya dia semakin ganteng parasnya, semakin kencang kulitnya, semakin kuat tenaganya bahkan semakin bekurang potensi yang Allah Subhanahu wata’ala berikan kepadanya, nikmat dicabut satu persatu dari orang yang dipanjangkan umurnya.

Jangan kita peduli berapa jatah yang Allah berikan kepada kita karena yang terpenting adalah bagaimana kita mengisinya dengan kabaikan karena Rasulullah mengatakan:“Sebaik – baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya”, apa gunanya umur yang panjang jika tidak di isi dengan kebaikan dan ketaatan kepada Allah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Anak cucu Adam itu semakin tua namun ada 2 yang semakin muda yaitu kerakusan terhadap harta dan untuk terus dipanjangkan umurnya”, ketika ada yang berulang tahun ia berkata:”Panjang umurnya, panjang umurnya”, padahal hakikatnya umurnya berkurang, ulang tahun adalah tradisi jahiliyah yang harus ditinggalkan, Dari Ibnu Umar beliau berkata, Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”. (HR. Abu Dawud, hasan).

Terpenting dalam umur adalah keberkahan, walaupun umur singkat namun berberkah maka inilah yang terbaik, banyak dari kalangan ulama umurnya tidak terlalu panjang sebagaimana Imam Nawawi Rahimahullah setiap kali namanya disebut kita mendoakan dengan Rahimahullah, beliau seorang ulama yang tidak sempat menikah, umur beliau sangat belia dan masih muda, beliau meinggal dunia diusia kurang lebih 40 tahun.

Sahabat Saad bin Muadz ketika meninggal dunia bergetar arsy Allah Subhanahu wata’ala, beliau masuk islam ketika berumur 30 tahun dan meninggal diusia 36 tahun, keislaman beliau hanya 6 tahun, Syaikh Al Amin Al Hajj memiliki satu buku mengumpulkan para ulama yang umurnya tidak lebih dari 40 tahun yang ketika meninggal dunia dia meninggalkan ilmu yang luar biasa.

Jadi yang paling penting adalah bagaimana Allah memberikan keberkahan kepada umur kita dan ketahuilah sesungguhnya yang paling memberkahi umur kita adalah ketika kita menyibukkan diri dengan Al-Qur’an, siapa yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an dan semakin menambah waktunya untuk Al-Qur’an maka ia akan melihat keberkahan pada umurnya, insyaAllah.

Ini adalah motivasi dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bagi mereka yang diberi umur yang panjang dan yang paling baik amalannya untuk bersungguh – sungguh di dalam beramal sholeh dan mengumpulkan bekal sebelum kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Seseorang walaupun ia sakit keras maka ia dilarang untuk minta kematian karena dalam kondisi bagaimanapun selama ia masih hidup ia masih bisa menambah kebaikan dan mengurangi keburukan serta bertaubat dari dosa – dosanya, Nabi ketika menjenguk pamannya yang bernama Al Abbas beliau menyampaikan itu agar beliau tidak meminta kematian. Kecuali ketika seseorang telah melihat bahwasanya sakitnya parah dan ia sangat rindu untuk berjumpa dengan Allah maka tidak mengapa ia berdoa:”Ya Allah hidupkan aku jika kehidupan itu lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian itu lebih baik bagiku”.

Tidak mengapa mendoakan saudara kita agar diberi umur yang panjang tetapi jangan hanya berkata:”Semoga Allah memberi anda umur yang panjang” namun hendaknya ditambah:”Semoga Allah memberikan kepada anda usia dan umur yang panjang dalam ketaatan”.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Rabu, 15 Jumadil Akhir 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/



Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.