spot_img

Syarah Hadist Kisah Ashabul Ukhdud Sesi 3

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Pendeta itu berkata :“Wahai anakku, kamu sekarang lebih utama dari saya karena kamu telah menguasai segala yang aku ketahui, dan ketahuilah, kamu nanti akan mendapat ujian”. 

Jadi rahib mengingatkan kepada pemuda agar ia mempersiapkan dirinya karena konsekuensi keimanan adalah harus diuji. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah pernah ditanya:”Apakah seseorang itu diuji terlebih dahulu kemudian diberikan kekayaan atau diberikan kejayaan terlebih dahulu kemudian ia diuji.?”, beliau menjawab:”Seseorang tidaklah mendapatkan kejayaan sebelum ia melewati ujian”. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut : 2-3).

Tetapi jangan meminta kepada allah agar diuji melainkan mintalah kepada Allah agar diberikan keselamatan dalam menghadapi ujian, namun ketika ujian telah datang jangan berpaling dan lari.

 

Rahib berkata:”Tetapi ingatlah, apabila kamu diuji, janganlah kamu menyebut- nyebut namaku”.

Beliau berkata demikian karena beliau menyembunyikan keimanannya, dan hal ini juga pernah terjadi dizaman fir’aun dimana dalam istana fir’aun ada keluarganya yang menyembunyikan keimanannnya.

Setelah itu pemuda tadi dapat menyembuhkan orang buta, penyakit belang, dan berbagai jenis penyakit lain. 

Nabi Isa ‘Alaihissallam mampu menyembuhkan penyakit dan bahkan mampu menyembuhkan orang yang mati atas izin Allah subhanahu wata’ala, Nabi Isa diberi mu’jizat demikian karena dizaman beliau adalah zaman dimana orang – orang berbangga – bangga dengan ilmu medis sehingga Allah memberikan mu’jizat kepada Nabi Isa ‘Alaihissallam yang mirip dengan apa yang mereka miliki bahkan mengalahkan mereka, sehebat – hebatnya mereka dalam medis akan tetapi mereka tidak mampu menghidupkan orang yang mati seperti Nabi Isa ‘Alaihissallam. Adapun dajjal dikatakan Al Masih karena satu matanya picek dan didahinya tertulis huruf kafir yang mampu dibaca oleh orang –orang beriman baik yang pandai membaca maupun yang masih awam (tidak mampu membaca). Sebagian ulama ada yang mengatakan disebut dengan Al Masih pada dajjal karena ia berjalan dipermukaan bumi dengan melakukan kerusakan.

Tersebarlah berita, bahwa kawan raja sakit mata hingga buta dan sudah diusahakan ke mana-mana tetapi belum juga sembuh. Kemudian datanglah ia kepada pemuda itu dengan membawa beraneka macam hadiah dan berkata:“Seandainya kamu dapat menyembuhkan saya, akan saya penuhi semua permintaanmu”. Pemuda itu menjawab :“Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan seseorang, tetapi yang menyembuhkan adalah Allah Ta’ala. Apabila engkau beriman kepada Allah Ta’ala niscaya saya akan berdo’a kepada-Nya agar menyembuhkan penyakitmu”.

Kunci utama yang harus dimiliki oleh peruqiyah adalah keyakinan kepada Allah dan ketakwaan, boleh jadi jin lari sebelum orang tersebut diruqiyah sebagaimana Imam Ahmad Rahimahullah ketika datang seseorang kepada beliau dan mengatakan:”Ada orang yang kesurupan”, Imam Ahmad hanya memberi sandal kepada utusan kemudian berpesan:” Perintahkan jin itu keluar jika tidak maka dipukul ia dengan sandal ini”, kemudian dibawalah sandal Imam Ahmad dan berkatalah orang tersebut didepan pasien:”Imam Ahmad meyuruh engkau keluar jika tidak engkau akan aku pukul dengan sandal ini”, jin berkata:”Imam Ahmad menyuruh kita keluar, andaikan ia menyuruh kita keluar dari baghdad maka kita juga pergi”, setelah Imam Ahmad meninggal, jin ini kembali masuk ke dalam tubuh orang tersebut, didatangilah murid Imam Ahmad bernama Al Muzani beliau melakukan sama seperti Imam Ahmad yaitu dengan mengirim sandalnya ketika disuruh keluar, jin berkata:”Saya tidak mau keluar”, kemudian ditanya:”Mengapa dahulu Imam Ahmad ketika sandalnya dikirim kepadamu engkau keluar”, ia menjawab:”Imam Ahmad adalah orang yang sangat taat kepada Allah dan kami takut kepada Allah Subhanahu wata’ala. 

Maka berimanlah orang itu kepada Allah Ta’ala dan sembuhlah penyakitnya. Orang itu datang ke tempat sang raja dan duduk bersama sebagaimana biasanya, kemudian sang raja bertanya kepadanya: “Siapakah yang menyembuhkan matamu itu ?”, Ia menjawab : “Tuhanku”. Sang raja berkata :“Apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku ?”, Ia menjawab :“Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.

Jadi sang raja ini juga mengaku diri sebagai tuhan akan tetapi yang paling terkenal adalah fir’aun yang berkata saya tuhanmu yang paling tinggi dan ini sudah menjadi sunnatullah sebab terkadang ada orang – orang yang dzalim kemudian jelas kebodohannya dan banyak yang mengikutinya walaupun yang mengikutinya tahu bahwasanya dia adalah orang yang bodoh. Sebagaimana pendamping fir’aun bernama Haman dia adalah orang yang cerdas hanya saja ia tidak mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wata’ala, suatu ketika fir’aun berkata:”Ya Haman saya adalah tuhan“, Haman berkata:”Ya fir’aun bersama engkau haman saya bukan orang yang sembarangan saya tahu engkau adalah seorang pendusta”. Walaupun fir’aun tersesat disebabkan karena haman, ketika fir’aun memiliki kecenderungan untuk mengikuti Nabi Musa ‘Alaihissalam apatahlagi setelah diberitahu istrinya asiah bintu musahim beriman kepada Allah, namun ketika ia meminta pendapat kepada penasehatnya yang bernama Haman, Haman berkata:”Wahai fir’aun jika engkau mengikuti Musa maka kemarin engkau menjadi tuhan yang disembah, maka hari ini engkau akan menjadi hamba yang menyembah tuhannya Nabi Musa”, mendengar ucapan penasehatnya fir’aun tetap berada dalam kesesatannya.

Maka raja itu langsung menyiksanya sehingga orang itu menunjuk kepada pemuda tadi. Maka dipanggillah pemuda itu.

Padahal sang raja ini dialah yang memilih pemuda tersebut untuk diajarkan sihir oleh penasehatnya

Qarun merupakan sepupu dari Musa dan masih tinggal dirumahnya Musa tetapi Qarun tidak mendapatkan hidayah namun justru Musa yang tinggal dirumahnya fir’aun mendapatkan hidayah dari Allah Subhanhau wata’ala, ini menunjukkan bahwasanya hidayah hanya kepunyaan Allah Subhanahu wata’ala.

Dan berkatalah sang raja kepadanya :“Hai anakku, sihirmu sangat ampuh sehingga dapat menyembuhkan orang buta, penyakit belang dan kamu bisa berbuat ini dan itu

Mengapa demikian karena sang raja ini tahu bahwasanya sihir itu hanyalah khayalan bukan hakiki sebagaimana tukang sihir fir’aun ketika ia melemparkan tali temalinya berubah menjadi ular khayalan yang disihir sehingga orang yang melihatnya seakan akan melihat ular padahal itu hanyalah tipu daya mata sehingga sesuatu yang bukan hakekatnya nampak dimata,  Adapun Nabi Musa ketika ia melemparkan tongkatnya maka berubah menjadi ular sungguhan lalu memakan tali mereka yang dikhayalkan seperti ular. Melihat hal itu para tukang sihir fir’aun langsung beriman kepada tuhannya Nabi Musa dan Harun, karena mereka mampu membedakan mana yang palsu dan yang asli, ketika mereka beriman, fir’aun mengancam mereka dengan membunuhnya akan tetapi mereka berkata:”Lakukan apa yang engkau mau wahai fir’aun engkau hanya mampu menyelesaikan urusan kami didunia, kami beriman wahai fir’aun untuk menghapuskan dosa – dosa kami, wahai fir’aun dan apa yang kamu paksakan untuk kami melakukan sihir, wahai fir’aun apa yang ada disisi Allah lebih baik dan lebih kekal”.

Ibnu Abbas berkata:”Pagi hari mereka adalah tukang sihir yang fajir dan pada sore harinya mereka sudah beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala”.

Pemuda itu menjawab:“Sesungguhnnya yang bisa menyembuhkan hanya Allah Ta’ala”. Maka disiksalah pemuda itu sehingga ia menunjuk kepada sang pendeta, maka dipangillah pendeta itu. Raja itupun berkata kepadanya :”Kembalilah kamu kepada agamamu semula”. Tetapi pendeta itu tidak mau, kemudian raja itu menyuruh untuk menggergajinya dari atas kepala, sehingga badannya terbelah dua. Kemudian dipanggilah kawan raja itu dan dikatakan kepadanya :“Kembalilah pada agamamu semula”. Tetapi orang itu tidak mau, ia pun digergaji dari atas kepala sampai badannya terbelah dua. Kemudian dipanggillah pemuda itu. Raja itu kemudian berkata :“Kembalilah pada agamamu semula”. Tetapi pemuda itu menolak, kemudian ia diserahkan kepada pasukan dan memerintahkan untuk membawanya ke suatu gunung. Ketika sampai di puncak gunung, paksalah supaya kembali kepada agamanya semula. Bila tidak, lemparkan ia dari atas gunung biar mati.

Inilah kisah yang disampaikan oleh Rasulullah kepada sahabat Khabbab bin Arat salah seorang sahabat yang beriman kepada Rasulullah yang disiksa oleh majikannya di kota makkah, dia datang kepada Rasululah dan berkata:”Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta pertolongan dari Allah Subhanahu wata’ala, apakah anda tidak melihat apa yang menimpa kami, kami disiksa Ya Rasulullah, minta pertolongan kepada Allah”,  Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat dan kita semua bahwa kebenaran itu membutuhkan pengorbanan, betapa banyak Nabi yang berjuang bersama dengan para pengikutnya.

Rasulullah berkata kepada Khabbab bin Arat:”Sungguh ada kaum yang digergaji sehingga terbelah tubuhnya dan ada yang punggungnya disisir dengan besih sehingga kulitnya terpisah dengan tulang, namun tidak membuat mereka mundur untuk beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala adapun kalian adalah kaum yang tergesa – gesa”, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu“. (QS. Ar-Ra’du: 42).

Allah sengaja memberikan tangguh kepada orang – orang yang dzalim namun ketika telah diambil oleh Allah maka tidak akan ada yang mampu menyelamatkannya.

Bersambung (Syarah Hadist Kisah Ashabul Ukhdud Sesi 4)

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 17 Safar 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.