spot_img

Tadabbur Surah Ad-Dhuha Ayat 1-4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Surah Ad-Dhuha terdiri dari 11 ayat 50 kata dan 170 huruf, jika kita membaca surah ini maka kita akan mendapatkan kebaikan sebanyak 1.700 kebaikan.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Jundub Ibn Abdillah Radhiyallahu ‘anhu ia berkada, ada wanita dari quraisy (wanita ini bernama Ummu Jamil Bintu Harb saudara perempuan dari Abu Sofyan istri dari Abu Lahab seorang wanita kafir_penj) ia berkata
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:”Wahai Muhammad saya tidak melihat bahwasanya temanmu (yang dia maksud adalah Jibril ‘Alaihissalam yang selalu membawa wahyu kepada Rasulullah) melainkan dia sudah meninggalkanmu wahai Muhammad“. Wanita ini berkata kepada Rasulullah setelah turun wahyu pertama kepada Nabi (Surah Al-‘Alaq), setelah surah ini turun wahyu kemudian terputus beberapa waktu lamanya sehingga Nabi khawatir dan sedih karena jibril tidak pernah datang lagi kepadanya. Ada yang mengatakan terputus wahyu setelah turun Surah Al-Muddatsir, Jibril tidak datang kepada Nabi untuk sebuah sebab yang Allah lebih tahu, ada sebagian riwayat tetapi masih lemah bahwasanya Jibril tidak turun kepada Nabi disebabkan karena ada seekor anak anjing yang berdiam dibawah tempat tidurnya dan beliau tidak mengetahuinya, walaupun riwayat ini lemah namun rumah yang didalamnya ada anjing tidak dimasuki oleh malaikat rahmah.

Dizaman sekarang ada orang yang tidur bersama dengan anjing bahkan dia biayai perawatannya yang mungkin lebih mahal dari makanan dan minuman mewah dan orang yang memelihara anjing berkurang pahalanya setiap hari satu qirat.

Dalam riwayat yang lain ketika Nabi berkata:”Mengapa engkau terlambat wahai Jibril maka turun firman Allah:

Tidak mungkin kami turun wahai Muhammad kecuali perintah dari tuhanmu”,

Ummu Jamil mengejek Rasulullah seperti itu atau dia berkata:”Saya tidak melihat kecuali kawanmu telah meninggalkanmu yang dimaksudkan adalah Jibril ‘Alaihissalam maka turunlah surah Ad-Dhuha

Sebagian qurra ketika membaca Al-Qur’an dan sampai kepada surah Ad-Dhuha dia bertakbir sebelum membaca basmalah, mengapa karena ada yang berkata sebelum Jibril turun setelah waktu yang lama kemudian di ejek oleh Ummu Jamil setelah itu jibril turun lagi kepada beliau membawa wahyu surah Ad-Dhuha Nabi bertakbir:“Allahu akbar”, sebagai wajud kegembiraan beliau.  

Turunlah Jibril ‘Alaihissalam membawa ayat ini untuk membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi ketika ada yang mengejeknya maka yang langsung membalasnya adalah Allah sebagaimana dalam surah Al-Lahab ketika Nabi mengumpulkan keluarga – keluarganya termasuk didalamnya Abu Lahab pada saat itu Nabi sudah mau berdakwah secara terang – terangan yang mana sebelumnya sembunyi – sembunyi dan Allah menyuruh beliau untuk menyampaikan dakwah terang – terangan dengan cara beliau mengumpulkan semuanya dan menyampaikan kalimat tauhid, menyampaikan kepada mereka bahwa beliau adalah utusan Allah maka Abu Lahab kemudian berkata:”Celaka engkau wahai Muhammad hanya untuk mendengarkan ocehanmu ini sehingga engkau mengumpulkan kami ditempat ini sampai kami meninggalkan keluarga dan pekerjaan kami”, Allah kemudian membalas perkataan Abu Lahab tersebut dengan menurunkan firmannya yang terdapat dalam surah Al-Lahab.

Allah membalas orang yang mengejek Nabinya dan orang muslim, Allah berfirman:

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka adzab yang pedih”. (QS. At-Taubah: 79).

Allah berfirman:

وَالضُّحَىٰ , وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ ,مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰ ,وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ ,وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيۡكَ رَبُّكَ فَتَرۡضٰىؕ ,اَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيۡمًا فَاٰوٰى ,وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى ,وَوَجَدَكَ عَآٮِٕلًا فَاَغۡنٰ ,فَاَمَّا الۡيَتِيۡمَ فَلَا تَقۡهَرۡؕ ,وَاَمَّا السَّآٮِٕلَ فَلَا تَنۡهَرۡؕ ,وَاَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?, Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan“. (QS. Ad-Dhuha : 1-11).

Penjelasan:

وَالضُّحَىٰ

“Demi waktu matahari sepenggalahan naik”. (QS. Ad-dhuha: 1).

Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari naik sepenggalan sampai sebelum masuk waktu dhuhur.

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

“dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)”. (QS. Ad-Dhuha: 2).

Waktu malam untuk beristirahat.

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰ

“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu”. (QS. Ad-Dhuha: 3).

Karena Ummu Jamil berkata:”Saya tidak melihat tuhanmu wahai Muhammad melainkan dia telah marah kepadamu sehingga tidak ada lagi wahyu yang turun kepadamu”. Sebab perkataanya maka turunlah ayat diatas.

Allah sangat cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Aisyah Radhiyallahu anha pernah berkata:”Ya Rasulullah saya tidak melihat Allah Subhanahu wata’ala melainkan selalu menuruti dan mengikuti kemauanmu”, jadi apa yang diikuti oleh Nabi diikuti oleh Allah Subhanahu wata’ala, ini menunjukkan kecintaan Allah Subhanahu wata’ala kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan semoga kita termasuk orang yang cinta kepada Rasulullah dan cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala, kemudian kata Allah:

وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ

“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”. (QS. Ad-Dhuha: 4)

Padahal apa yang diinginkan oleh Nabi di dunia diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala, Allah Subhanahu wata’ala telah melapangkan dada Rasulullah sebaimana disebutkan dalam ayat:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”. (QS. Al-Insyirah: 01).

Ada yang menafsirkan kami telah membelah dadamu wahai Muhammad, peristiwa pembelahan dada Rasulullah terjadi 2 kali yaitu ketika beliau diasuh oleh seorang yang bernama Halimah as Sa’diyah dada beliau dibelah kemudian datang Jibril dan Mikail membawa air zam – zam dikeluarkan hati Rasulullah lalu dibersihkan yang merupakan bagian dari syaithan begitupula ketika dalam perjalanan isra’ dan mi’raj dada beliau dibelah, kemudian Allah Subhanhau wata’ala telah mengangkat nama Rasulullah:

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَك

Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu“. (QS. Al-Insyirah: 04). Tidaklah nama Allah disebut melainkan disebut nama Rasulullah, ketika seorang masuk islam maka membaca syahadat “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Waasyhaduanna Muhammadar Rasuulullah”, begitupula ketika azan, Allah menyampaikan hal itu kepada Nabinya bahwasanya akhirat bagimu lebih baik wahai Muhammad, oleh karenanya ketika Rasulullah berkhutbah diakhir – akhir hidupnya dan menyampaikan bahwa:”Ada seorang hamba yang Allah diberikan pilihan masih mau tinggal didunia atau kembali kepada Allah dan dia lebih memilih untuk kembali kepada Allah, Abu Bakar Ash Shiddiq kemudian menangis, orang – orang yang ada disekelilingnya heran dengan berkata:”Mengapa Abu Bakar menangis, Nabi hanya menyampaikan bahwasanya ada seorang hamba diberikan pilihan untuk tetap lanjut hidup didunia atau kembali kepada tuhannya (ini kekhususan kepada Nabi dan Rasul berbeda dengan kita, adapun kita jika ajal telah tiba maka tidak ada yang mampu memajukannya dan mengundurkannya adapun para Nabi dan Rasul diberikan pilihan mau lanjut hidup didunia atau kembali kepada Allah dan semuanya memilih kembali kepada Allah”.

Abu Bakar tahu dan sadar bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah hamba tersebut adalah dirinya sendiri, sebentar lagi ia kembali kepada Allah dan ia rindu berjumpa dengan Allah, oleh karenanya diakhir hidup Nabi beliau mengatakan:”Teman yang tertinggi, teman yang tertinggi, teman yang tertinggi”, kerinduannya berjumpa dengan Allah Subhanahu wata’ala.

Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:”Saya pernah bertanya sesuatu kepada tuhanku dan saya sebenarnya berharap andaikan saya tidak mempertanyakan itu (seakan Nabi menyesal meminta dan menanyakan itu kepada Allah_Penj), saya berkata:”Wahai tuhanku engkau telah mengangkat Ibrahim sebagai kekasihmu dan berbicara langsung dari Musa dan engkau memilih Nuh ‘Alaihissalam menjadi bapak dari manusia setelah Adam ‘Alaihissalam, engkau menjadikan Isa mampu menghidupkan orang yang meninggal, apa yang engkau berikan kepadaku ya Allah”, Allah kemudian berkata kepadanya:”Bukankah aku mendapatkanmu dalam keadaan yatim dan aku kemudian memperhatikanmu atau mengurusmu, saya mendapatimu dalam keadaan tersesat dan memberikan hidayah kepadamu”, Nabi menjawab:”Tentu ya Allah”.

Allah berkata:”Saya memberikan kepadamu Muhammad sebuah telaga di dalam surga yang disebut dengan Al Kautsar airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu dan lebih dingin dari es dan lebih lembut daripada buih dan jumlah gelasnya wahai Muhammad sebanyak bintang – bintang yang ada dilangit”.

Ini yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kita semua akan diberikan kemuliaan untuk minum ditelaga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana Rasulullah menyampaikan itu kepada para sahabat, dan siapa yang meminum air telaga dari Nabi maka dia tidak akan merasakan haus selama – lamanya namun ada diantara mereka yang dihalau, ketika dihalau mendekat ditelaga Nabi, Nabi berkata:”Ya Rabb ummat ku, mengapa dihalau”, Allah berkata:”Engkau tidak tahu wahai Muhammad apa yang mereka perbuat setelah engkau meninggal, mereka banyak mengubah syariatmu, semua perkara – perkara baru dalam urusan agamamu”, dan inilah bahaya dari bid’ah akan dihalau dari meminum telaga Nabi, Nabi berkata:”Sungguh celaka demikian orang yang mengubah syariatku setelah kematian ku”.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 19 Dzulqaidah 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.