spot_img

Tadabbur Surah Ad-Dhuha Ayat 6-8, Keadaan Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Nabi

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Berfirman:

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?”. (QS. Ad-Dhuha : 6).

Rasulullah adalah seorang anak yatim bapak beliau meninggal ketika masih dalam kandungan ibunya dan ibunya meninggal ketika baru berusia 6 tahun, Jafar As Shadiq pernah ditanya:“Mengapa Nabi lahir dalam keadaan yatim apa sebabnya”, diantara jawaban beliau:”Karena Allah tidak mau ada orang yang sangat berjasa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam“, Allah yang langsung memberikan pengawasan, mentarbiyah dan memberikan pengayoman kepada Nabinya, Allah menundukkan hati – hati makhluknya untuk cinta kepada beliau, setelah menjadi anak yatim beliau diambil oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutthalib setelah Abdul Mutthalib meninggal beliau diambil oleh pamannya yang bernama Abu Thalib, Abu Thalib adalah pemuka quraisy yang memiliki majelis khusus dan tidak ada yang berani duduk ditempat duduknya sampai anak – anaknya sendiri tetapi jika Rasulullah duduk ditempat itu dibiarkan menunjukkan beliau lebih cinta pada Nabi daripada anak – anaknya sendiri.

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ

“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk”. (QS. Ad-Dhuha :07).

Kesesatan yang dimaksud disini bukan berarti Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mempersekutukan Allah dan ini mustahil karena para Nabi dan Rasul dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala, tafsiran ayat ini dikatakan tersesat sebab Nabi belum mengenal rincian syariat karena ayat – ayat belum diturunkan kepada beliau, sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam Surah Asy-Syu’ara:

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus“. (QS. Asy-Syu’ara: 52).

Dalam ayat ini Allah menyebut wahyu sebagai ruh yang dimaksud adalah Al-Qur’an, Al-Qur’an adalah ruh bagi kita dan siapa yang jauh dari Al-Qur’an ibaratnya bangkai yang berjalan, inilah sumber kebahagiaan dan keselamatan bagi kita di dunia dan diakhirat yaitu Al-Qur’an, dalam ayat ini pula Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya.

Dalam ayat selanjutnya Allah berfirman:

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ

“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”. (QS. Ad-Dhuha :8)

Allah Subhanahu wata’ala mendapati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan miskin bahkan beliau pernah menjadi pengembala untuk mendapatkan beberapa upah untuk beliau hidup dan beliau juga pernah membawa barang dagangan Khadijah bintu Khuwailid yang akhirnya menjadi istri beliau.

Allah kemudian memberikan kekayaan kepada Nabi, kekayaan yang sifatnya materi dan kekayaan yang sifatnya maknawiyah atau kekayaan didalam hati, adapun kekayaan materi yaitu setelah terjadi penaklukkan kota Makkah sehingga islam tersebar sampai diberbagai negeri maka datanglah ghanimah atau rampasan perang yang halal bagi kaum muslimin dan ghanimah tersebut terkadang berupa unta, hewan ternak atau materi apa saja dan sangat banyak akan tetapi yang menunjukkan kekayaan jiwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dimana sebelum terbenam matahari kecuali ghanimah telah dibagikan kepada para kaum muslimin yang berhak untuk dibagikan.

Salah seorang arabi pemuka kaum datang ke Madinah berjumpa dengan Nabi, Nabi memperlihatkan satu lembah yang penuh dengan unta, dia kemudian takjub melihat unta yang sangat banyak, Nabi berkata:”Kamu suka, kamu takjub”. dia mengatakan:”Ia”, Nabi berkata:”Ambillah semua ini untukmu”, akhirnya dia pulang kekampungnya atau ke sukunya dan berkata kepada kaumnya:”Masuklah kalian ke agama islam saya baru saja berjumpa dengan seorang lelaki yang ketika memberi dia tidak pernah takut jatuh miskin”, beginilah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

Bahkan beliau pernah meluruskan shaf dalam sholat dan beliau mengimami para sahabat beliau mau takbir tetapi beliau mengurungkan dan bergegas masuk ke rumahnya, setelah sholat orang berkata kepada beliau:”Apa yang terjadi”, beliau berkata:”Saya teringat ada sedekah yang tertinggal dan belum dibagikan olehnya saya bergegas untuk menyelesaikannya”.

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 27 Dzulqai’dah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p



Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.