spot_img

Tadabbur Surah Asy-Syams Ayat 1, Matahari Tanda Kebesaran Allah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Surah Asy-Syams adalah surah makkiyah terdiri dari 15 ayat 54 kata 240 huruf, jadi ketika kita membaca surah ini maka kita akan mendapatkan 2400 kebaikan sebagaimana hadist:

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

 “Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469).Dan Allah Subhanahu wata’ala melipatgandakan sesuai dengan yang diinginkannya .

Surah ini diawali dengan Allah bersumpah kepada beberapa makhluknya dan di dalam Al-Qur’an ada 19 surah yang dimulai dengan Allah bersumpah kepada makhluknya dan ini termasuk beberapa surah yang direkomendasikan dan diperintahkan oleh Nabi untuk dibaca yang panjangnya sederhana. Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu pernah memimpin sholat pada kaumnya dan beliau memanjangkan bacaannya Nabi kemudian menegurnya dan menyuruhnya untuk membaca surah Al-A’la kemudian Asy Syams dan Al-Lail dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada beliau untuk tidak membuka pintu fitnah ketika menjadi imam dengan memberatkan jama’ah dengan bacaan – bacaan yang panjang, Jadi diantara fiqih menjadi imam yaitu melihat kondisi dan keadaan makmum dimasjid jika didalamnya banyak orang tua yang lanjut usia atau ada orang yang memiliki kebutuhan khusus walaupun ini tidak diikuti dengan hawa nafsu maka hendaknya imam membaca surah – surah pendek, ada beberapa masjid yang tidak pantas untuk membaca bacaan – bacaan yang panjang misalnya ada yang ditunjuk menjadi imam dimasjid terminal atau dibandara kemudian membaca surah Al-Baqarah maka bisa menyebabkan banyak orang ketinggalan pesawat, jadi hendaknya imam itu memiliki fiqih dalam masalah tersebut.

Diawal surah Allah Subhanahu wata’ala bersumpah dengan menyebut matahari:

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari”. (QS. Asy-Syams : 01).

Allah Subhanahu wata’ala bersumpah dengan menyebut matahari yang kata para ilmuan matahari itu jaraknya telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan andaikan ia mendekat sedikit ke bumi maka bumi akan terbakar dan andai ia sedikit menjauh dari bumi maka bumi akan membeku, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surah yasin ayat yang ke 37 sampai ayat yang ke 40 Allah berfirman:

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ ,وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ,وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ ,لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS. Yasin : 37-40).

Ini adalah ketentuan dari Allah yang maha kuasa lagi maha mengetahui, jadi sudah diatur segalanya oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Matahari adalah tanda dari tanda kebesaran Allah, oleh karenanya ketika terjadi gerhana matahari di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau berkata:”Sesunguhnya matahari dan bulan adalah 2 dari tanda – tanda kebesaran Allah Subhanahu wata’ala tidak terjadi gerhana baik gerhana matahari atau gerhana bulan dengan kelahiran seseorang atau kematian seseorang dan jika kalian melihatnya maka segeralah kalian melaksanakan sholat“, yang dikenal dengan sholat khusuf atau sholat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan, mengapa Nabi menyampaikan kepada mereka karena ketika terjadi gerhana matahari bertepatan dengan kematian putra beliau yang bernama Ibrahim, olehnya Nabi meluruskan jangan sampai ada yang salah faham. Jadi gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang apa lagi jika ada yang berkeyakian bahwa terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan karena ada Naga besar yang menelannya ini adalah pemahaman yang tidak ada dasarnya.

Matahari pernah dijadikan hujjah oleh Nabi Ibrahim ketika beliau ditantang oleh penguasa yang dzalim di zaman beliau yang bernama raja Namrud ibn Kan’an, Ibrahim berkata:”Dialah Allah yang menghidupkan dan mematikan”, raja yang dzalim ini berkata:”Saya juga bisa menghidupkan dan juga bisa mematikan”. dia kemudian menghadirkan 2 narapidana dari penjara dihadapan Ibrahim kemudian membunuh yang satu dan membiarkan yang lainnya hidup kemudian berkata:”Lihat saya menghidupkan dan mematikan”, Namun ketika Ibrahim berkata:”Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari itu dari timur coba engkau datangkan dari arah barat”, Raja Namrud tidak bisa berbuat apa – apa, ini menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia dan Allah memperlihatkan tanda dari tanda – tanda kebesarannya.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah”. (QS. Fussilat : 37).

Seekor burung yang bernama hud – hud kisah yang Allah ceritakan dialam Al-Qur’an ketika Sulaiman berkata kepada pasukannya:”Mengapa hari ini saya tidak melihat hud – hud apa dia termasuk yang tidak hadir”, Nabi Sulaiman mengancam dengan berkata:”Jika dia tidak datang dengan alasan yang benar maka saya akan membunuhnya atau menyiksanya“, oleh karenanya hukuman telah ada sejak zaman dahulu untuk penegakan kedisiplinan.

Burung hud – hud datang kepada Sulaiman dengan berkata:”Saya mendapati disebuah negeri Saba dikuasai oleh seorang wanita atau seorang ratu yang diberikan kekuasaan dan singgasana yang besar (sebagian riwayat ratu tersebut bernama Bilqis_Penj), saya mendapati dia bersama dengan kaumnya bersujud pada matahari”, kecemburuan burung hud – hud ia tidak mau melihat ada kesyirikan sehingga ia melapor kepada Nabi Sulaiman.

Syaithan menghiasi apa yang mereka lakukan, beginilah kerjaan syaithan yaitu menghiasi kebathilan agar nampak indah, mereka bersujud kepada matahari dianggap baik dan indah seperti akhir – akhir ini ada orang fasik mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang lumrah atau sesuatu yang biasa.

Allah Subhanahu wata’ala menjadikan matahari sebagai salah satu tanda akhir zaman yaitu ketika matahari diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala terbit dari tempat dimana dia terbenam yaitu kearah barat dan disitulah salah satu tanda kiamat besar dan matahari yang terbit dari barat merupakan tanda pintu taubat telah ditutup oleh Allah Subhanahu wata’ala. 

Pada ayat pertama ini ada yang mengatakan disini disebutkan secara khusus waktu dhuha yang dengannya Allah juga bersumpah diawal surah Ad-Dhuha dan waktu dhuha terbagi menjadi 3 yaitu awal waktu, pertengahan waktu dan akhir waktu, adapun awal waktu ketika matahari terbit setinggi satu tombak atau sepenggalan yang merupakan waktu dibolehkan sholat dhuha, sebagian ulama ada yang mengatakan sholat isra adalah sholat dhuha yang didahulukan atau yang di kedepankan, ada yang pertengahan dan ada akhir waktu, adapun sholat dhuha yang dikerjakan diakhir waktu sebagaimana kata Nabi:

صلاةُ الأوَّابينَ حين تَرمَضُ الفِصَالُ

“Shalat awwabin adalah ketika anak unta merasakan terik matahari”. (HR. Muslim no. 748).

Jika dihitung secara jam kira-kira pukul 11 keatas dan 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur ini yang paling afdhal untuk mengerjakan sholat dhuha tetapi jika kita khawatir jangan sampai luput maka waktunya panjang dan ini diantara salah satu sholat dimana kita mengikrarkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, walaupun sholat dhuha hukumnya sunnah dilakukan sebagaimana kata para ulama:”Dikerjakan dan jika bisa dirutinkan Alhamdulillah, tetapi sekali – sekali ditinggalkan juga tidak mengapa”, ini adalah sholat bagi orang yang awwabin (orang yang senantiasa kembali dan tidak dilalaikan dengan aktifitasnya untuk senantiasa ingat kepada Allah Subhanahu wata’ala. 

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Kamis, 22 Dzulqai’dah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.