spot_img

Tafsir Surah Qaf Ayat 7 – 11

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”. (QS. Qaf : 7).

Agar tidak goncang bumi itu ada gunung – gunung. Dibali gunung agung goncang mengeluarkan magma sehingga menimbulkan dan menyebabkan gempa, didalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wata’ala menyebut gunung – gunung sebagai pasak, Allah berfirman:

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?“. (QS. An-Naba’ : 6-7).

Gunung yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wata’ala membuka mata dan peringatan bagi orang – orang yang mengharapkan Allah dan ingin kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala, Allah berfirman:

تَبْصِرَةً وَذِكْرَىٰ لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ

Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).(QS. Qaf : 8).

Allah menurunkan air hujan dari langit yang penuh dengan keberkahan, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam”. (QS. Qaf : 9).

Nikmat akan terasa ketika dicabut oleh Allah Subhanahu wata’ala, akan terasa nikmat hujan ketika musim kemarau, disudan jarang turun hujan, mahasiswa yang kuliah disudan ketika turun hujan dosen menghentikan kuliah dan berkata:”Mari keluar untuk membasahi diri dengan hujan”. Air yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wata’ala adalah air yang penuh dengan keberkahan, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)“. (QS. Az-Zukhruf : 11). Jika dalam suatu kampung terjadi banjir maka itu adalah hasil ulah tangan manusia sehingga Allah menurunkan bencana kepada mereka sebagai teguran dan peringatan. Air hujan yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dari langit tak terhitung jumlahnya.

Allah mampu menjadikan bumi kering jika ia berkehendak, jika bumi ini menjadi kering maka siapa yang mampu mendatangkan hujan selain Allah Subhanahu wata’ala. Imam Ahmad Rahimahullah setiap kali beliau menimba air kemudian timbanya penuh berisi dengan air, beliau mengatakan:”Alhamdulllah”, beliau menimba lagi kemudian terisi kembali, beliau berkata:”Alhamdulillah”. Beliau ditanya:”Wahai Imam mengapa setiap kali anda menimba air anda mengatakan:”Alhamdulillah”, beliau menjawab:”Saya mengingat firman Allah:

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَصْبَحَ مَاؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَأْتِيكُمْ بِمَاءٍ مَعِينٍ

Katakanlah:”Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?“. (QS. Al-Mulk : 30).

Ketika berwudhu atau mandi maka syukuri air yang digunakan jangan menggunakannya secara boros karena ada saatnya Allah akan mencabutnya, Rasulullah pernah melihat sahabat berwudhu dengan menggunakan air yang banyak beliau berkata:”Jangan engkau boros”, ia berkata:”Apakah dalam penggunaan air ada pemborosan Ya Rasulullah”, beliau mengatakan:”Walaupun engkau berwudhu pada sungai yang mengalir“.

Allah menumbuhkan dengan air tersebut kebun – kebun kemudian biji-bijian yang bisa dimakan , dimasak dan disimpan kemudian pohon – pohon kurma yang mengeluarkan buahnya, Allah Berfirman:

وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ نَضِيدٌ رِزْقًا لِلْعِبَادِ ۖ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ الْخُرُوجُ

Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan”. (QS. Qaf : 10 – 11). Allah Subhanahu wata’ala memberikan rezeki kepada hambanya baik orang mukmin maupun orang kafir, begitupula dengan makluk Allah yang lain. Adapun orang kafir apa yang mereka makan haram bagi mereka walaupun dari hasil keringat dan usahanya, mengapa demikian, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Al-A’raf : 32). Dipahami dari ayat ini bahwasanya bukan untuk orang – orang kafir.

Jadi orang kafir setiap yang mereka makan, minum, kenakan akan menjadi dosa baginya dihari kemudian, dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوْا وَآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوْا وَأَحْسَنُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan“. (QS. Al-Maidah : 93).

Dipahami dari ayat ini, orang – orang yang tidak beriman dan bertakwa haram bagi mereka, namun Allah Subhanahu wata’ala memberi dunia ini kepada apa yang dicintainya dan kepada yang dibencinya, inilah makna dari Arrahman dan Arrahim. Arrahman untuk seluruh makhluk atau seluruh hamba, Allah memberikan kepada mereka rezeki baik orang yang beriman maupun orang yang kafir, fajir, taat beribadah, dll. Adapun Arrahim hanya diberikan kepada orang – orang yang Allah cintai dihari kemudian.

Potongan ayat:”Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan“,

Bumi yang mati, gersang, kemudian Allah menurunkan hujan sehari saja maka biji-bijian akan kembali tumbuh dan beginilah cara Allah mengeluarkan kita dari kubur. Tubuh yang hancur, daging yang hilang  bahkan tulang belulang yang hancur berantakan akan kembali disatukan oleh Allah, Pada setiap manusia ada yang disebutkan dengan tulang ekor yang  tidak akan musnah dan hancur dan tulang ekor inilah yang akan menjadi bibit untuk kita dibangkitkan kembali dari kubur – kubur kita lalu berdiri dihadapan Allah Subhanahu wata’ala untuk mempertanggung jawabkan segala apa yang pernah kita lakukan diatas bumi ini.

Oleh karenanya mari persiapkan diri kita untuk hari itu, kita tidak tahu kapan kita akan pindah ke kampung akhirat, boleh jadi ini adalah malam terakhir bagi kita, kematian setiap saat menanti kita, jadikan bahan pertanyaan yang selalu ada pada diri kita yang mana tak seorang pun tahu kapan kematian itu akan menjemput. Jika mati lampu secara tiba – tiba kemudian sebelumnya tidak ada edaran dari PLN maka kita akan kelabakan, ada genset kemudian tidak ada solarnya karena tidak ada persiapan, akan tetapi jika ada pemberitahuan dari PLN bahwasanya malam ini akan mati lampu secara bergilir maka kita akan mengadakan persiapan begitupula dengan kematian yang harus kita persiapkan, kita tidak diberi tahu tentang ajal kita akan tetapi kita yakin dengan kematian dan kematian tidak memandang umur. Jangan tertipu dengan masa muda, jangan tertipu dengan kesehatan, jangan tertipu dengan kekayaan, kematian semakin dekat karena setiap yang pasti datangnya itu dekat, semoga Allah Subhanahu wata’ala merahmati kita dan menjadikan kita mati diatas husnul khatimah.

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Rabu, 14 Ramadhan 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.