spot_img

3 Kunci Kebahagiaan Dunia Sesi 2

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

  1. Bersabar Ketika mendapatkan ujian dari Allah Subhanahu wata’ala

Hidup didunia ini seperti roda yang berputar dimana hari ini kita tertawa bisa jadi besok kita menangis, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ

dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis“. (QS. An-Najm : 43).

Adapun orang yang beriman sebagaimana disebutkan dalam hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya”. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Qarun ketika ditanya:”Wahai Qarun darimana engkau mendapatkan harta yang begitu banyak”, ia kemudian berkata:”Itu adalah hasil dari kecerdasan saya”, jadi Qarun menyombongkan diri dimana harta yang dia dapatkan ia sandarkan kepada dirinya bukan kepada Allah Subhanahu wata’ala, dia telah lupa diri dan melupakan Allah Subhanahu wata’ala.

Bahkan kunci pergudangang harta Qarun dipikul oleh beberapa orang algojo yang bertubuh besar dan kuat. kekayaan membuat Qarun lupa bahwasanya ketika ia lahir dia tidak memiliki pengetahuan apapun, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur“. (QS. An-Nahl : 78).

Adapun orang yang beriman jauh dari sifat demikian sebagaimana Nabi Sulaiman diberikan kekuasaan oleh Allah Subhanahu wata’ala, sampai – sampai kekuasaan Nabi Sulaiman mengalahkan seluruh raja dan tidak pernah ada raja sebelum beliau yang diberikan kekuatan mampu memerintahkan angin, memerintahkan jin, mampu memahami bahasa binatang atau hewan. Oleh karenanya ketika beliau membawa pasukannya melewati sebuah lembah semut, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalam mendengar ratu semut berkata kepada semut – semut yang lain:”Wahai para semut masuklah kalian ke dalam liang-liang kalian jangan sampai kalian diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya sedang mereka tidak mengetahuinya

Angin kemudian membawa perkataan ratu semut tersebut dan didengar oleh Nabi Sulaiman dan Nabi Sulaiman faham dengan apa yang ia sampaikan, beliau kemudian tersenyum mendengarkan perkataan dari ratu semut, beliau kemudian berkata:”Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang pandai mensyukuriu nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu-bapakku; dan jadikanlah aku orang yang beramal shalih yang Engkau Ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan orang-orang yang shalih”. Ini diantara doa yang bisa kita amalkan.

Jadi beginilah sifat orang – orang yang beriman yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dimana ketika ia mendapatkan nikmat ia bersyukur  dan kesyukuran itu baik baginya dan sebaliknya ketika ia mendapatkan musibah dan diuji oleh Allah Subhanahu wata’ala dia bersabar dan kesabaran itu baik baginya. Dunia ini tempat kita diuji oleh Allah Subhanahu wata’ala dan dibalik ujian ada pengampunan dosa dan derajat diangkat disisi Allah Subhanahu wata’ala, inilah yang harus menjadi perhatian kita ketika ditimpa musibah sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur’an:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157) [البقرة: 155-157]

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Berdasarkan ayat diatas Allah menguji hambanya dengan sedikit ujian sedangkan Allah tidak membebani hambanya dengan ujian diluar dari kemampuannya, jadi tidak ada alasan lagi bagi orang – orang untuk bunuh diri karena ujian yang kita hadapi kelak akan diangkat oleh Allah Subhanahu wata’ala dan berganti dengan pahala sehingga hikmah dari ujian yang kita hadapi baru kita rasakan setelah ujian tersebut berlalu. Banyak orang yang gagal dalam suatu usaha kemudian sedih bahkan menangis karena ia merasa dirinya telah binasa namun beberapa waktu kemudian ia berkata:”Beruntung dahulunya saya tidak berhasil”, menunjukkan bahwa dibalik musibah ada kebaikan yang diinginkan oleh Allah yang tidak kita ketahui.

Diantara ciri-ciri yang diberikan kabar gembira kepada orang – orang yang beriman adalah mereka yang ketika ditimpa musibah ia ngucapkan:”Innalillahi wa inna ilaihi rojiun”,

Ucapan semacam ini bukan hanya diucapkan ketika ada yang meninggal akan tetapi semua jenis musibah seperti ketika anak kita sakit maka ucapkan perkataan tersebut, dll.

Dalam musibah yang kita hadapi boleh bersedih akan tetapi jangan larut dalam kesedihan  sebagaimana Rasulullah ketika anaknya meninggal beliau kemudian bersedih dan menangis, sahabat kemudian heran dan berkata:”Ya Rasulullah apa ini, anda menangis”, beliau berkata:”Ini adalah rahmah yang Allah berikan didalam hati hamba-hambanya”. Jadi mata boleh menangis, hati bersedih namun jangan mengucapkan perkataan yang tidak diridhai oleh Allah Subhanahu wata’ala, olehnya ketika ada keluarga kita yang meninggal jaga lisan kita dengan baik jangan sampai mengelurkan perkataan yang tercela,

Rasulullah ketika menghadiri jenasah salah seorang sahabat bernama Abu Salamah kemudian ada keluarganya yang mengucapkan perkataan yang tidak pantas, Rasulullah berkata:”Janganlah kalian mengucapkan perkataan yang tidak pantas sebab ada malaikat yang mendoakan apa yang kalian ucapkan atau mengaminkan apa yang kalian ucapkan”,  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Tidaklah termasuk golongan kami orang yang menampar pipi atau merobek-robek pakaian atau berteriak dengan teriakan Jahiliyah”. (QS. Al-Bukhari dalam Al-Jana’iz 1294, Muslim dalam Al-Iman 103).

Dan lebih baik mengucapkan doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ آجِرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا

Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya“.

Dengan ia mengucapkan doa diatas maka Allah akan mengganti yang lebih baik dari musibah yang diambil oleh Allah, dengan mengucapkan doa tersebut maka kita akan berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wata’ala.

  1. Beristighfar kepada Allah ketika melakukan maksiat

Diantara keburukan dosa adalah mendatangkan kesialan dan membuat hati menjadi gelisah, membuat kita menjadi galau , jika kita galau dan tidak mengetahui apa sebabnya maka perbanyak istighfar, boleh jadi ada sesuatu dengan diri kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

Setiap anak adam berdosa dan sebaik-sebaik orang yang berdosa adalah bertaubat”.(Hadits hasan riwayat Ahmad (III/198), At Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 4251) dan Al Hakim).

Salah seorang ulama mengatakan:”Jika kita tidak bisa menyaingi orang – orang sholeh dalam kebaikan maka saingilah orang – orang yang buruk dengan istighfar kepada Allah Subhanahu wata’ala”, akui dosa yang kita kerjakan kepada Allah Subhanahu wata’ala kemudian lisan kita senantiasa beristighfar kepada Allah Subhanahu wata’ala, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa yang memperbanyak beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka”. Inilah buah dari sitighfar.

Suatu ketika pernah datang 3 orang kepada Imam Hasan Al Basri Rahimahullahmengadukan masalahnya, orang pertama datang dengan mengaduhkan musim paceklik, kemudian Imam Hasan Al Basri Rahimahullah berkata kepadanya:” Istighfarlah engkau kepada Allah“.

Kemudian orang kedua datang mengadukan kemiskinannya, kemudian Imam Hasan Al Basri Rahimahullah tetap berkata kepadanya:” Istighfarlah engkau kepada Allah“,

Datang lagi orang ketiga mengadu kondisinya yang tidak kunjung dikaruniai anak, kemudian Imam Hasan Al Basri Rahimahullah berkata kepadanya:” Istighfarlah engkau kepada Allah“,

Datang lagi orang keempat mengadukan tentang kebunnya yang kering, kemudian Imam Hasan Al Basri Rahimahullah berkata kepadanya:” Istighfarlah engkau kepada Allah“,

Semua keluhan dan masalah yang diadukan kepada Imam Hasan Al Basri Rahimahullahbeliau hanya menjawab semua keluhan dan aduhannya dengan:”Istighfarlah engkau kepada Allah“.

Melihat hal tersebut, murid Imam Hasan Al Basri Rahimahullah heran dan berkata:”Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?”,

Hasan Al-Bashri Rahimahullah menjawab:”Aku tidak menjawab dari diriku pribadi, karena Allah Subhanahu wata’ala telah mengatakan dalam firman-Nya (yang artinya):

Maka, Aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampunan kepada Rabb-mu, sesunnguhnya dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh : 10-12).

Istighfar bukan cuma diucapkan ketika selesai mengerjakan sholat  tetapi sering mengucapkan istighfar dimana saja kita berada karena dengan memperbanyak istighfar akan dimudahkan segala urusan kita oleh Allah Subhanahu wata’ala dan juga diberkahi.

Wahai orang yang dirundung oleh musibah dan masalah bersyukurlah allah akan mengelurkan anda dri musibah dan kesusahan tersebut”,

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 16 Rabiul Awal 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.