spot_img

4 Keistimewaan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an

mim.or.id – Berikut 4 Keistimewaan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an:

Pertama: Bersumber dari Allah Ta’ala

Tentunya semua kisah dalam al-qur’an termasuk bagian dari al-qur’an maka  setiap keistimewaan yang dimiliki al-qur’an juga dimiliki kisah-kisah tersebut, seperti halnya sebagai wahyu dari Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

تِلۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهَآ إِلَيۡكَۖ مَا كُنتَ تَعۡلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوۡمُكَ مِن قَبۡلِ هَٰذَاۖ فَٱصۡبِرۡۖ إِنَّ ٱلۡعَٰقِبَةَ لِلۡمُتَّقِينَ

“Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.” [Qs. Hud: 49].

Begitu pun kisah-kisah al-qur’an tidak akan ditelan bumi hingga hari kiamat, keautentikannya akan tetap terjaga, keasliannya tidak akan ada yang mampu mengubahnya dan memalsukannya serta memutar balikkan sejarah dan faktanya, karena al-qur’an langsung dijaga oleh Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qurān, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” [Qs. Al-Hijr: 9].

Kedua: Sesuai realita dan kebenaran

Semua kisah dalam al-qur’an sesuai dengan realita dan fakta yang terjadi, kebenarannya tidak bisa dipungkiri, kejadiannya telah disaksikan dan dijangkau oleh panca indera saat terjadinya, bukan khayalan, persangkaan, cerita fiksi, rekaan, dusta ataupun dongengan, namun kisahnya benar-benar terjadi diceritakan oleh al-qur’an yang memberikan inspirasi kehidupan dan pelajaran bagi umat, tidak pula terbantahkan, dan tidak ada keraguan padanya, Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡقَصَصُ ٱلۡحَقُّۚ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah, dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Qs. Ali ‘Imran: 62].

Ketiga: Kisah-kisah pilihan terbaik penuh dengan pelajaran dan nasihat

Pilihan kisah yang Allah Ta’ala angkat di dalam al-qur’an bukan sembarang pilihan, di dalamnya terdapat banyak ibrah dan mau’izah bagi yang ingin mengambil pelajaran, kisah yang diseleksi sesuai dengan kebutuhan umat.

Ada kisah yang menceritakan hanya pada bagian awal, ada yang hanya tengah kisah, dan kadang bagian akhirnya, sebagaimana kisah nabi Adam ‘alaihissalam, adapula kisah secara utuh seperti kisah nabi Yusuf ‘alaihissalam, ada juga hanya kisah saat menyampaikan risalah agama Allah seperti nabi-nabi ‘alaihimussalam pada umumnya, Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدۡ كَانَ فِي قَصَصِهِمۡ عِبۡرَةٞ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِۗ مَا كَانَ حَدِيثٗا يُفۡتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ كُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ

“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qurān) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [Qs. Yusuf: 111].

Oleh karena itu, Allah Ta’ala sebutkan kisah di dalam al-qur’an sebagai kisah terbaik yang pernah diceritakan, di dalamnya terdapat banyak wejangan dan petunjuk serta rahmat bagi yang menginginkannya, Allah Ta’ala berfirman:

نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ أَحۡسَنَ ٱلۡقَصَصِ بِمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ 

“Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur`ān ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.” [Qs. Yusuf: 3].

Keempat: Variasi dalam menggambarkan peristiwa dan pengulangan.

Sangat jelas manfaat dan faedah dalam pengulangan kisah, lebih menghujamkan ke dalam hati, lebih menancapkan ke dalam jiwa, lebih meneguhkan nurani sebagai nasihat dan peringatan bagi alam semesta.

Metode pengulangan kisah al-qur’an pun dalam bentuk variasi yang tidak membosankan, metode ini memberikan pelajaran agar setiap kisah dapat dipahami dengan baik, maka kadang ada kisah menjelaskan kisah lainnya, Allah Ta’ala berfirman:

وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَآءَكَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةٞ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ

“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman” [Qs. Hud: 120].

Untuk itu, beberapa Fawaid Pengulangan Kisah dalam Al-Qur’an:

Faedah Pertama, Penjelasan tentang balagah tata bahasa al-qur’an yang berada pada puncaknya, dalam membacanya akan merasakan kenikmatan bahasa yang luar biasa, pada suatu kisah terdapat balagah yang berbeda dengan pengulangan kisah lainnya karena variasi dalam retorikanya yang memiliki banyak makna.

Faedah Kedua, Kekuatan mukjizatnya yang tidak ada satu pun orang arab paling fasih, ahli bahasa dan ahlisl kisah yang mampu datang dengan semisalnya.

Faedah Ketiga, Mendapatkan perhatian lebih banyak agar semakin tertancap pelajarannya di dalam sanubari, sebagaimana halnya kisah nabi Musa dan Fir’aun yang menggambarkan perseteruan hak dan batil bahwa keduanya sunnatullah, apakah kita mau di barisan hak atau barisan kebatilan.

Faedah Keempat, Adanya perbedaan tujuan pada setiap kisah yang berulang.

Penulis: Ust. Sayyid Syadly

Baca Selanjutnya

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

')/*]]>*/