spot_img

4 Wasiat Pertama Rasulullah di Madinah (Sesi 2)

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

  1. Sambunglah Tali Silaturrahim Diantara Kalian

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu“. (QS. An-Nisa : 01).

Allah senantiasa memerintahkan kepada kita untuk menyambung tali silaturrahim karena menyambung tali silaturrahim adalah amalan yang sangat mulia disisi Allah Subhanahu wata’ala, Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ

Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk“. (QS. Ar Rad: 21).

Sebaliknya orang yang memutus tali silaturrahim diharamkan baginya untuk masuk ke dalam surga bahkan dilaknat oleh Allah Subhanahu wata’ala dibutakan hati dan ditutup pendengaran dan penglihatannya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?, Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka“. (QS. Muhammad : 22-23).

Dan ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadistnya:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (persaudaraan)“. (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Jubair bin Muth’im).

Allah melapangkan rezeki seseorang yang menyambung tali silaturrahim dan memanjangkan umurnya sebagaimana disebutkan dalam hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ

Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim”. (Shahihul Bukhari, Kitabul Adab, Bab Man Busitha Lahu fir Rizqi Bishilatir Rahim, no. 5986, 10/415).

Mungkin ada yang bertanya:”Bukankah rezeki dan ajal telah ditakdirkan oleh Allah lalu mengapa bisa berubah dengan disambungnya tali silaturrahim?“, ulama kita memberi Tafsiran bahwa bukan umur yang bertambah akan tetapi umur yang diberkahi oleh Allah, inilah yang paling penting yaitu keberkahan pada umur dari batas umur yang Allah berikan kepada kita, karena apalah gunanya umur yang panjang jika tidak diberkahi oleh Allah bahkan diisi dengan berbagai kemaksiatan yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wata’ala. Tafsiran kedua dari kalangan para ulama kita bahwasanya umur ada di ilmunya Allah atau di ilmunya para malaikat.

Misalkan umurnya tertulis 40 tahun kemudian ia menyambung tali silaturrahim maka Allah menambah umurnya 20 tahun karena Allah Subhanahu wata’ala berhak untuk mengubah dan menetapkan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)“. (QS. Ar Rad: 39)

Tafsiran yang ketiga yang disebutkan oleh para ulama kita yaitu ketika ia telah meninggal karena akhlaknya yang mulia sehingga namanya dikenang oleh manusia dan ia seakan akan masih hidup ditengah mereka.

  1. Sholatlah Dimalam Hari Ketika Manusia Tertidur Lelap

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan“. (QS. As Sajadah :16).

Sholat malam merupakan amalan sunnah yang Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan kita sebagai ummatnya hendaknya menghidupkan sunnah yang mulia ini. Mengerjakan sholat dimalam hari merupakan sebab seorang hamba dimasukkan ke dalam surga dan diampuni dosa – dosanya dan diantara doa yang mustajab untuk dikabulkan oleh Allah adalah sholat dimalam hari dimana manusia tertelap dalam tidur mereka.

Masuk Surga Dengan Akhlak Mulia 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan amalan yang paling banyak memasukkan ke dalam surga adalah takwa kepada Allah Subhanahu wata’ala dan akhlak yang mulia bahkan dalam hadist yang lain beliau menyebutkan bahwasanya yang paling berat pada timbangan amalan kebajikan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…“. (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Dalam hadist yang lain:“Seorang mukmin bisa sampai pada derajat orang yang senantiasa qiyam (Sholat malam) dan orang yang rajin berpuasa padahal ibadahnya biasa – biasa saja namun ia bisa sampai pada derajat dan kedudukan itu karena akhlaknya yang mulia”.

Seorang datang kepada Nabi dan beliau mengatakan:”Ya Rasulullah tetangga saya rajin beribadah akan tetapi dia selalu menggangu tetangganya“, Rasulullah berkata:”Tempatnya dineraka”, sebaliknya disampaikan kepada beliau tentang wanita yang lain yang ibadahnya biasa – biasa saja akan tetapi akhlaknya mulia dia senantiasa membantu orang lain, lalu  Rasulullah berkata:”Tempatnya didalam surga“.

Dengan akhlak yang mulia seorang hamba akan senantiasa mendapatkan petolongan dari Allah Subhanahu wata’ala dan ia tidak akan dihinakan oleh Allah sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika pertama kali belia menerima wahyu dan pertama kali beliau melihat jibril dalam rupa aslinya, pada saat pertama kali beliau menerima amanah dari Allah Subhanahu wata’ala beliau berkeringat, menggigil kedinginan dan ketakutan kembali kerumahnya sambil berkata kepada istrinya Khadijah:”Selimuti aku, selimuti aku”, tampillah wanita yang sholehah (Khadijah) meneguhkan hati Rasulullah dengan menghibur hati beliau. Khadijah berkata:”Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturrahim dan engkau senantiasa memuliakan tamu, menanggung beban orang lain dan senantiasa membantu orang lain dalam kebaikan“,

Inilah akhlak yang dimiliki oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau diangkat menjadi Nabi sehingga dengannya khadijah menghibur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pentingnya akhlak yang mulia sehingga Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa dan kewajiban kita untuk senantiasa membaca doa ini:

Ya Allah berilah kepada ku petunjuk untuk memiliki akhlak yang mulia dimana tidak ada yang mampu memberi hidayah dan petunjuk itu kecuali engkau dan palingkanlah dariku akhlak yang buruk dimana tidak ada yang mampu memalingkan aku dari akhlak yang buruk itu kecuali engkau”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan ummatnya untuk mempergauli manusia dengan akhlak yang baik, sebagaimana dalam hadist beliau bersabda:

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”. (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’).

Kesimpulan dari akhlak yang mulia ada 3:

  1. Berusaha memberikan manfaat kepada orang lain
  2. Tidak mengganggu orang lain
  3. Bersabar ketika diganggu oleh orang lain

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Rabu 20 Muharram 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.