spot_img

Khutbah Jum’at: Nabi Isa ‘Alaihissalam Penegak Tauhid di Akhir Zaman’ (Edisi 043, 18 Jumadil Akhir 1446 H).

mim.or.id – Kembali kami akan menyajikan Khutbah Jum’at dengan judul ‘Nabi Isa ‘Alaihissalam Penegak Tauhid di Akhir Zaman’ (Edisi 043, 18 Jumadil Akhir 1446 H).

Naskah selengkapnya:

‘Nabi Isa ‘Alaihissalam penegak Tauhid di Akhir Zaman’

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang berbahagia!

Kita bersyukur setinggi-tingginya kepada Allah Azza wa Jalla atas karunia kehidupan sebagai seorang muslim, sebagai seorang ahli Tauhid. Tidak ada nikmat yang lebih besar nilainya dibandingkan nikmat hidup sebagai hamba yang selalu mentauhidkan Allah dalam seluruh aktifitas kehidupan kita. Sebagaimana juga sebaliknya, puncak bencana paling mengerikan dalam hidup manusia adalah menjalani hidup sebagai manusia yang berbuat syirik dan menyekutukan Allah Azza wa Jalla. Wal ‘iyadzu billah.


Karena aqidah Tauhid adalah harta yang paling berharga, maka ia harus dijaga begitu rupa agar tidak ternodai oleh aqidah kekufuran dan kesyirikan sedikitpun. Itulah sebabnya, nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam -sebagai bentuk cinta dan kasih sayangnya kepada kita umatnya-, selalu mengingatkan kita untuk tidak melakukan hal-hal yang berpotensi merusak aqidah Tauhid itu. Salah satunya adalah dengan tidak berlebihan dalam menempatkan, menghormati, dan memuliakan orang-orang yang dianggap shalih, termasuk itu para Nabi dan Rasul Allah.

Suatu ketika, Sahabat Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata di atas mimbar:

سمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ»، رواه البخاري


Artinya:
“Aku pernah mendengarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Janganlah kalian berlebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani berlebihan memuji (Isa) putra Maryam. Karena aku tidak lain hanyalah hamba (Allah). Maka (cukup) katakan: (bahwa aku) adalah hamba dan utusan Allah!” (HR. Al-Bukhari).

Hal ini tidak mengherankan, karena sikap ghuluw atau berlebihan dalam memuliakan orang shalih sejak zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam telah menjadi penyebab dan pemicu utama tergelincirnya dalam kesyirikan pada Allah Ta’ala. Dan itu pula yang menyebabkan orang-orang Nasrani tersesat, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas. Mereka memposisikan Nabi Isa ‘alaihissalam melebihi kapasitasnya sebagai seorang hamba dan utusan Allah Ta’ala.

Mereka meyakininya sebagai anak Allah, lantaran mengalami hal-hal luar biasa yang menakjubkan, seperti lahir dari seorang ibu tanpa membutuhkan proses biologis dengan seorang ayah!
Mereka lupa bahwa jika itu patokan menjadi tuhan, maka Nabi Adam alaihissalam bahkan lahir tanpa seorang ayah dan ibu sekaligus! Tapi kenapa beliau tidak dipertuhankan? Bukankah secara logika hamba yang lahir tanpa ayah dan ibu jauh lebih luar biasa daripada yang lahir masih melalui perantara seorang ibu?.

Maka Allah Ta’ala berfirman menjelaskan kesesatan logika Nasrani itu:

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Artinya:

“Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah itu seperti perumpamaan Adam (yang) diciptakanNya dari tanah, lalu Dia mengatakan padanya: ‘Jadilah’, maka jadilah ia.” (Surah Ali Imran: 59).

Karena itu, Nabi Isa ‘alaihissalam sendiri telah menolak ideologi yang memposisikannya sebagai tuhan bahkan jauh sebelum beliau dipertuhankan!. Allah Ta’ala berfirman:


وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Artinya:
“Dan (Isa) al-Masih telah berkata: ‘Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian, (karena) sesungguhnya siapa saja yang menyekutukan Allah, maka Allah akan mengharamkan Surga untuknya, dan tempat kembalinya adalah Neraka, dan tidak (akan) ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.” (Surah al-Ma’idah: 72).

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Bahkan secara lebih tegas dan vulgar, Allah Azza wa Jalla menyatakan kekufuran manusia-manusia yang meyakini Allah Ta’ala sebagai satu dari tiga oknum, yang biasa dikenal sebagai “Trinitas”. Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴾ [المائدة: 73]

Artinya:
“Sungguh benar-benar telah kafir: orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah satu dari 3 oknum, (padahal) tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Tuhan yang satu (yaitu Allah). Dan jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, niscaya mereka pasti orang-orang kafir itu akan disentuh adzab yang sangat pedih.” (Surah al-Ma’idah: 73).

Apakah ada yang lebih tegas dari perkataan Allah Ta’ala ini? Karena itu, tidak ada pilihan bagi seorang muslim, bagi seorang ahli Tauhid, selain meyakini bahwa ideologi “Allah adalah satu dari 3 oknum tuhan” adalah kekufuran, dan siapapun yang meyakininya adalah seorang kafir menurut al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dan Nabi Isa ‘alaihissalam tidak pernah mengajarkan keyakinan sesat dan kufur seperti itu! Nabi Isa ‘alaihissalam bahkan membantah bahwa beliau pernah menyampaikan ideologi kufur seperti itu!.

Allah Ta’ala berfirman:


وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ

Artinya:
“Dan ingatlah, ketika Allah bertanya: ‘Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau yang mengatakan pada manusia: ‘Jadikan aku dan ibuku sebagai 2 tuhan selain Allah!’. (Isa) menjawab: ‘Mahasuci Engkau, ya Allah, tidak mungkin bagiku untuk mengatakan sesuatu yang aku tidak punya hak (di dalamnya). Jikapun aku pernah mengatakannya, maka pasti Engkau telah mengetahui apa yang (tersembunyi) dalam diriku, sementara aku tidak mengetahui apa yang ada pada Diri-Mu. Sesungguhnya Engkau sajalah yang Maha mengetahui segala yang gaib.’”(Surah al-Ma’idah: 116).

Allahu Akbar!
Karena itu, sebagai seorang rasul penyampai ajaran Tauhid, kelak di akhir zaman, Nabi Isa ‘alaihissalam akan diturunkan kembali oleh Allah Azza wa Jalla sebagai bagian dari umat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melanjutkan misi dakwah Rasulullah, hingga menegakkan Syariat Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الـمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya:
“Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya! Sudah hampir masanya (Isa) Putra Maryam akan turun di tengah kalian sebagai seorang hakim (penengah) yang adil, lalu ia akan mematahkan salib, membunuh babi, memberlakukan jizyah, lalu harta benda pun berlimpah hingga tidak ada lagi yang (mau) menerimanya, sehingga satu sujud (kepada Allah) menjadi lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Itulah aqidah dan keyakinan kita terhadap nabi mulia putra wanita yang mulia, Isa putra Maryam ‘alaihissalam. Beliau adalah hamba Allah yang istimewa, lahir dengan cara yang menakjubkan demi membuktikan keMahakuasaan Allah, berjuang menegakkan Tauhid sepanjang hayatnya dan akan menjadi musuh bagi siapapun yang mempertuhankannya di dunia ini.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Salah satu ujian terberat bagi aqidah kita kaum muslimin hari-hari ini adalah propaganda para pengusung pluralisme dan moderasi beragama yang tak henti-hentinya mempropagandakan “semua agama itu sama”. Semuanya dibalut dalam balutan toleransi yang kebablasan dan over dosis. Betapa gigihnya mereka berusaha memberi kesan bahwa hanya mereka saja yang paling toleran!
Padahal prinsip toleransi kita sangat jelas:

لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ

Artinya:
“Untuk kalian agama kalian, dan untukku agamaku.” (Surah al-Kafirun: 6)
Kita tidak akan mengganggu mereka dengan ritual-ritual agama mereka, tapi kita tidak boleh meyakini bahwa agama mereka juga sama benarnya, sama lurusnya dengan Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi Allah Ta’ala:

ﵟإِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗﵞ

Artinya:
“Sesungguhnya agama yang (benar) di sisi Allah adalah Islam.” (Surah Ali Imran: 19).

Karena itu, marilah menjaga diri dan keluarga kita dari melakukan hal-hal yang dapat menodai aqidah Tauhid kita, seperti mengucapkan Selamat Natal bagi yang merayakannya. Karena mengucapkan Selamat Natal berarti kita mengakui aqidah sesat mereka tentang Nabi Isa ‘alaihissalam sebagai anak Allah! Karena perayaan Natal itu jelas sekali berkaitan dengan ideologi Trinitas yang menjadikan Nabi Isa sebagai salah satu oknum dari 3 oknum tuhan menurut mereka.

Sikap toleransi cukup ditunjukkan dengan memberi mereka ruang dan kesempatan melakukannya, tanpa harus mengucapkan selamat atau semacamnya. Jangan sampai kita sibuk berbasa-basi dengan manusia, tapi aqidah Tauhid yang merupakan harta paling berharga kita justru rusak dan hancur berantakan. Wal ‘iyadzu biLlah.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِي


Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.