Cinta adalah sebentuk rasa yang sangat indah. Barangsiapa yang mendapatkan nikmat untuk memilikinya, niscaya dia akan merasakan kebahagiaan. Semakin besar rasa cintanya, maka semakin besar bahagianya, dan semakin besar pula kenikmatan yang mewarnainya. Itulah cinta sejati.
Dzat yang paling pantas untuk kita cintai adalah Dia Sang Maha pencipta yang telah menciptakan kita di bumi ini, memelihara, dan memberi segala kenikmatan hidup. Maka, wajar saja jika kita mencintainya. Namun, keberuntungan yang sangat agung jika Dia membalas cinta kita. Cinta dari Pemilik semesta alam.
Kemudian cinta yang paling agung dari kalangan manusia adalah cinta pada Rasulullah, tentu, karena Beliaulah yang telah memperjuangkan agama ini, hingga sampai ke hari ini kita merasakan keagungannya. Dan keberuntungan yang sangat agung jikalau cinta pada beliau berbalas dengan cinta pula.
Pertanyaannya, apakah jika Rasulullah melihat kita, dia akan mencintai kita?!
Dikisahkan dari banyak kisah Shahabat dan Tabi’in, bahwa Rasulullah sangat mencintai mereka yang bertutur kata lembut, berakhlak baik, bermu’amalah dengan orang lain dengan bijaksana, pemaaf, membantu yang lemah, dan segala perbuatan yang sesuai dengan perbuatan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, bagi kita yang ingin dicintainya, bersikaplah sebagaimana sikap beliau dan para orang-orang yang dicintainya terdahulu. Sehingga, andai dia melihatmu, niscaya dia mencintaimu.
MIM- Sepenggal materi di atas ternyata menarik minat peserta yang jumlahnya mencapai 250-an orang. Taklim khusus muslimah ini diadakan oleh Unit Muslimah Markaz Imam Malik dengan tema “ANDAI DIA MELIHATMU NISCAYA DIA MENCINTAIMU” dengan pemateri ustadzah Rosdiana AR., S.Pd.I, Lc, M. Pd.I yang dilaksanakan di aula lantai 2 Markaz Imam Malik. Taklim muslimah yang setiap pekannya diadakan di hari ahad ini setelah shalat dhuhur sampai selesai.
Setelah satu pekan taklim ini sempat vakum, maka peserta yang datang dari berbagai kalangan ini baik mahasiswi atau pun yang telah bekerja yang telah rindu dengan mejelis ilmu harus rela berdesak-desakan, ruangan yang sudah tidak bisa menampung lagi sehingga peserta harus rela duduk di koridor lantai 2 dengan suara pemateri yang terkadang samar-samar.
Semoga Allah memudahkan jalan kita semua untuk menuntut ilmu agama.
Dan semoga dengan adanya taklim khusus muslimah ini bisa menjadi sarana sekaligus bentuk partisipasi unit Muslimah Markaz Imam Malik untuk membangun mental spiritual muslimah di Makassar.
Dokumentasi: