spot_img

Antara FULL DAY SCHOOL dan KESUNGGUHAN BELAJAR PARA ULAMA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Full day school berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah sepanjang waktu. Full day school merupakan istilah yang menggambarkan keadaan sebuah proses pembelajaran yang dimulai dari jam 07.00 sampai dengan 16.00. Full day school adalah program sekolah dimana proses pembelajarannya dilaksanakan sehari penuh. Dengan program ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dari pada di rumah. Anak-anak dapat berada di rumah lagi setelah menjelang sore. Full day school merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran agama secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman agama siswa. Dengan jam tambahan dilaksanakan pada jam setelah sholat dhuhur sampai sholat ashar, praktisnya sekolah model ini masuk pukul 07:00 WIB dan pulang pada pukul 16.00.

Dalam beberapa waktu terakhir model belajar dengan program full day school menjadi bahan pembicaraan yang hangat di Indonesia. Ada yang setuju dengan program tersebut namun banyak juga yang kontra dengannya. Pemerintah meluncurkan program itu dengan tujuan membuat anak memiliki kegiatan di sekolah dibandingkan berada sendirian di rumah ketika orang tua mereka masih bekerja. Tentu ini merupakan harapan yang baik, karena ketika anak-anak menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah maka kecenderungan menghabiskan waktu pada perbuatan negative lebih kecil.

Full Day School Telah Ada Sejak Dulu

Ternyata konsep belajar full day school sejak lama telah dijalani oleh para ulama salaf. Bahkan bukan hanya belajar selama 8 jam, para ulama memulai jam belajar sejak terbitnya matahari. Di dalam kitab Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamaatu Al Muslimin Fi Al Hadharah Al Insaniyah hal 207 yang ditulis oleh Prof Dr. Raghib As Sirjani di jelaskan bahwa waktu pembelajaran di kuttab (madrasah ibtidaiyah saat ini) dibatasi dengan tanda alam. Terbit matahari adalah tanda dimulainya pengajaran. Panjang dan pendeknya mengikuti lengsernya matahari dan adzan Ashar.

Tertulis dalam kitab Hayatun Aimmah atau diterjemahkan dengan judul Biografi 10 Imam Besar karangan Syaikh M.Hasan Al Jamal hal 258 bahwa Imam Asy Syaukani dalam sehari semalam mempelajari 13 materi pelajaran. Adapun ketika Imam Asy Syaukani telah menjadi seorang guru beliau senantiasa mengkhususkan waktu tiap hari lebih dari 10 pelajaran dalam bidang yang beragam untuk mengajarkan kepada murid-muridnya. Jika satu pelajaran lamanya dipelajari atau diajarkan dalam sehari sama dengan satu jam maka waktu yang dihabiskan adalah sepuluh atau tiga belas jam sehari.

Semangat Belajar Para Ulama

Berada di sekolah dalam waktu yang panjang tentu bukan tujuan utama akan tetapi mempergunakan waktu yang banyak dengan tujuan menuntut ilmu merupakan intinya.
Suatu ketika seseorang pernah melihat Imam Ahmad membawa tempat tinta, dia bertanya, “Wahai Abu Abdullah (Imam Ahmad), Anda telah mencapai usia seperti ini dan masih membawa tempat tinta?” Imam Ahmad menjawab, “Dari mahbarah (tempat tinta) menuju maqbarah (kuburan)”

Imam Ahmad mengatakan, “Manusia lebih membutuhkan ilmu agama dari pada roti dan air minum. Karena manusia butuh kepada ilmu agama setiap waktu, sedangkan mereka membutuhkan roti dan air hanya sekali atau dua kali dalam sehari.”

Imam As-Syafii menyampaikan nasihat kepada muridnya. “Akhi, kalian tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 perkara ini, akan aku kabarkan kepadamu secara terperinci yaitu dzakaaun (kecerdasan), hirsun (semangat), ijtihaadun (cita-cita yang tinggi), bulghatun (bekal), mulazamatul ustadzi (duduk dalam majelis bersama ustadz), tuuluzzamani (waktu yang panjang).”

Ya Rabb Bimbinglah Kami

Zulqadri Ramadhan (Manager Kuttab Imam Malik) 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.