mim.or.id – Perjalanan agama Islam yang dibawah oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memiliki kisah dan historis yang penuh dengan pembelajaran (hikmah). Tidak sekadar, beribadah tetapi Islam juga mengajarkan bahwa ibadah itu ada ‘porsinya’.
Maksudnya? Ya, Islam datang dengan membawa pengajaran bahwa segala yang berlebihan itu tidak baik bahkan dalam ‘beribadah’ sekalipun. Sebagaimana dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ قَالَهَا ثَلَاثًا
Artinya:
“Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Beliau mengulanginya 3 kali. (HR. Muslim).
Baca Juga: Jangan Keliru, Pahami 3 Kriteria dan Ciri Teman yang Baik!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita semua untuk jangan berlebih-lebihan dalam beragama, karena beragama dengan cara seperti ini akan membinasakan kita.
Marilah kita senantiasa selalu berislamlah dengan dan secara proporsional, sesuai dengan dalil dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Olehnya itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Artinya:
“Janganlah kalian melebih-lebihkan aku seperti orang-orang Nasrani melebih-lebihkan putra Maryam. Karena aku tidak lain adalah hambaNya, maka katakanlah (bahwa aku adalah): ‘hamba dan utusan Allah’.” (HR. Al-Bukhari).
Maka berkenaan dengan itu, baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mintipkan dua pesan yang sangat penting kepada ummatnya, yaitu:
Pertama, ternyata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menduga, bahwa di antara umatnya akan ada kelompok yang akan terjebak dan mengikuti cara/model beragama orang-orang Nashara itu.
Maksudnya ialaha cara agama yang berlebihan dalam mencintai, memuliakan dan mengagungkan sosok yang dianggap mulia. Karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita sedini mungkin tentang bahaya sikap seperti itu.
Baca Juga: Jangan Dianggap Enteng, Sebuah Kebaikan akan Mendatangkan Kebaikan Lainnya!
Kedua, akar utama dan asal mula kesesatan orang-orang Nashara adalah ketika mereka memperlakukan dan memosisikan Nabi Isa ‘alaihissalam yang juga tidak lebih dari manusia ciptaan Allah Ta’ala, melebihi posisi dan kapasitasnya sebagai seorang hamba dan utusan Allah Ta’ala.
Sikap ekstrim yang berlebihan itu menyebabkan mereka menganggap beliau sebagai satu dari 3 oknum yang mereka pertuhankan. Kekaguman dan kecintaan mereka yang berlebihan dan melampaui batas pada Nabi Isa-lah yang membuat mereka justru tersesat, bahkan kafir terhadap Allah Ta’ala.
Demikianlah pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , semoga kita selalu senantiasa terjaga dari sifat yang berlebihan dalam segala perkara termasuk ‘bergama’beribadah’.