mim.or.id – Hidup merupakan perjalanan yang didalamnya setiap orang akan dilanda masalah. Sayangnya, banyak orang-orang yang gagal memahami masalajh yang dihadapi bahkan, mereka sampai putus asa dan kehilangan harapan.
Padahal sifat demikian merupakan sesuatu yang terlarang dalam kehidupan seorang muslim. Sebab di sepanjang hidupnya, ia sepenuhnya bergantung dan menggantungkan seluruh aspek hidupnya tanpa kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
Itulah sebabnya, meskipun seorang muslim berusaha menempuh semua bentuk usaha dan ikhtiar demi mendapatkan impiannya, tapi ia tidak pernah mengandalkan usaha dan ikhtiarnya sendiri.
Ia meyakini, Allahlah yang menentukan segalanya, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah. Karena Allah Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Mahakuasa melarangnya untuk kehilangan harapan dan optimisme. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Artinya:
“Dan tidaklah putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat.” (Surah al-Hijr: 56).
Baca Juga: Bijak dalam Bermedia Sosial, 3 Tips Menurut Islam agar Selamat!
Maka, putus asa dari rahmat Allah Ta’ala adalah ciri dan karakter manusia-manusia yang tersesat dari jalan Allah.
Hamba-hamba yang mengenal dan meyakini kemahabesaran Allah Azza wa Jalla, meyakini bahwa Allah Mahakuasa untuk melakukan apa yang dianggap mustahil oleh manusia, bahwa Allah Maha luas rahmat dan kasih saying-Nya, lagi Maha Adil; seharusnya tidak layak berputus asa.
Allah Ta’ala mengingatkan kita:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Surah al-Syarh: 5-6).
Baca Juga: Jangan Keliru, Pahami 3 Kriteria dan Ciri Teman yang Baik!
Jalan keluar dari Allah akan datang setelah kita memasrahkan diri hanya kepada Allah Ta’ala dalam setiap kesulitan dan masalah kita. Setelah kita menangis memelas meminta rahmat dan kasihNya, meminta jalan keluar dan pertolonganNya.
Setelah kita memutuskan semua harapan kepada sesama makhluk, dan hanya menggantungkannya pada Sang Khaliq, Allah Azza wa Jalla. Setelah kita putus asa dari semua manusia, dan hanya optimis berharap hanya kepada Allah Ta’ala. Pada saat itulah, insya Allah, pertolongan dan jalan keluar dari Allah akan terbuka.