spot_img

Berbahagialah Ketika Berduka, Surga Tempat Kembalinya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:”Tidak ada balasan bagi seseorang hambaku yang mu’min di sisiku, di waktu aku mengambil mematikan  kekasihnya (orang yang ia kasih dan cintai seperti istrinya, suaminya, anaknya, kerabatnya, sahabatnya atau siapa saja orang yang paling ia kasihi dan senangi_penj) dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keridhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga”. (HR. Bukhari).

Hadist diatas adalah hadist qudsi atau biasa juga disebut sebagai hadist ilahi, disebut qudsi yang bermakna suci, hal ini merupakan nisbah (penyandaran kepada Allah) seperti orang yang berasal dari Makassar disebut dalam namanya Al Makassary dan semisalnya, hadist qudsi adalah hadist yang diriwayatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Allah Subhanahu wata’ala,

Perbedaan antara hadist Qudsi dan Al-Qur’an:

  1. Al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir (berangsur-angsur) sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak ada keraguan didalamnya karena Allah Subhanahu wata’ala telah menjamin akan menjaganya sampai pada hari kiamat, adapun hadist qudsi masih terbagi ada yang shahih, hasan lemah dan palsu.
  2. Membaca Al-Qur’an satu huruf bernilai satu kebaikan dan dilipatkan gandakan menjadi 10 kali lipat, membaca hadist Qudsi ia mendapatkan pahala secara umum tidak seperti pahala membaca Al-Qur’an.
  3. Al-Qur’an dibaca dalam sholat adapun hadist Qudsi tidak dibaca dalam sholat
  4. Al-Qur’an tidak bisa diriwayatkan dengan makna adapun hadist Qudsi jika tidak dihafal lafadznya bisa diriwayatkan secara maknawi walaupun lafadznya tidak pas hanya mengetahui kandunganya dengan makna maka boleh.

Hadist diatas menunjukkan bahwasanya jika orang kafir bersabar tidak bernilai pahala bagi mereka karena orang kafir ada yang pemabawaannya memang penyabar. Oleh karenanya  akhlak terbagi 2 ada yang bawaan dan ada yang diusahakan.

Hukum  mendatangi orang kafir yang terkena musibah atau kematian. Hukumnya boleh akan tetapi tidak dioakan keluarganya apabila dia kafir hanya disuruh bersabar, jadi dia hanya hiburan secara umum saja kemudian tidak boleh mengikuti ritual yang merupakan prosesi ibadah mereka, jadi jika hanya sekedar memberi ungkapan belasungkawa tanpa ada doa didalamnya dibolehkan.

Allah Subhanahu wata’ala akan senantiasa mengetahui kesedihan hambanya namun ketika ia mengingat bahwasanya ini adalah titipan dari Allah Subhanahu wata’ala bahkan dirinya pun akan kembali kepada Allah sehingga ia menahan mulutnya untuk meratap dan dia hanya pasrah kepada Allah Subhanahu wata’ala kemudian hanya mengharapkan ganjaran disisinya maka surgalah tempat kembalinya kata Allah Subhanahu wata’ala.

Berusahalah ingatkan diri kita untuk senantiasa bersabar karena jika kita tidak mampu bersabar, kemudian suka meratap, benci terhadap apa yang menjadi putusan Allah Subhanahu wata’ala maka pahalanya tidak kita dapatkan, tidak pula mengubah kondisi dan keadaan kita serta menjadi sebab Allah murka kepada kita dan dimasukkan ke dalam neraka.

Sabar secara asal adalah menahan diri, silahkan menangis dan bersedih akan tetapi tahan mulut dari ucapan yang tercela dan berusaha pasrah dengan apa yang menjadi ketentuan dan keputusan oleh Allah Subhanahu wata’ala karena tidaklah hal ini terjadi melainkan ada kebaikan yang diinginkan oleh Allah dari musibah yang menimpa kita.

Jadi Allah telah mempersiapkan balasannya jika kita bersabar berupa surga dimana tempat cambuknya lebih baik dari pada dunia dan isinya, Dari Sahl Radhiyallahu ’anhu, beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, tempat meletakkan cemeti di surga itu jauh lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Dan sungguh berangkat di pagi hari atau di sore hari dalam rangka berjuang di jalan Allah itu jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq 6415).

Semua manusia menginginkan kebaikan dari dunia ini baik orang kafir maupun orang muslim akan tetapi orang kafir mendapatkan yang lebih baik dari pada dunia beserta isinya adapun orang muslim memiliki peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dari pada dunia berserta isinya. Dunia disanalah orang berkelahi, memutuskan tali silaturrahim, saling membunuh antara satu dengan yang lain, saling mencekal antara satu dengan yang lain demi kekuasaan, pangkat, harta, jabatan, demi sejengkal tanah saling berselisih padahal ia akan meninggalkan dunia yang tidak ada nilainya disisi Allah Subhanahu wata’ala walaupun seperti sehelai sayap nyamuk.

Dalam hadist lain, ‘Aisyah di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.(HR. Muslim no. 725).

Jadi orang yang beriman selalu mengingatkan dirinya dari apa yang ada disisi Allah Subhanahu wata’ala berupa pahala dan surga, dalam sebuah riwayat disebutkan jika orang yang bersabar ini melihat pahala yang disiapkan oleh Allah dia kemudian berkata:”Aduhai andaikan seluruh hidupku penuh dengan musibah”. 

FAEDAH HADIST:

  1. Allah Subhanahu wata’ala memberikan kepada kita balasan ganjaran surga bagi yang bersabar dengan musibah yang menimpanya apalagi dengan musibah yang sangat berat baginya.
  2. Allah mencabut nyawa orang yang ia cintai dan ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia karena kematian tidak dinginkan oleh manusia, ‘Aisyah sendiri mengatakan semua kita benci kepada kematian.
  3. Setiap keburukan tidak boleh disandarkan kepada Allah Subhanahu wata’ala karena dibalik keburukan ada kebaikan yang dinginkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, Rasulullah bersabda:”Siapa yang mendapatkan kebaikan hendaknya ia memuji Allah Subhanahu wata’ala”. Beginilah sifat dan akhlak para ulama dimana kebaikan dia sandarkan kepada Allah dan keburukan ia tidak sandarkan kepada Allah Subhanahu wata’ala, sebagaimana kisah yang disebutkan oleh Allah dalam surah Al-Kahfi ketika khidir melobangi perahu, membunuh  anak kecil, menegakkan dinding milik kedua anak yatim, pada saat beliau jelaskan kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam:”Adapun perahu itu milik orang miskin dan dibalik pulau yang hendak kita datangi ada penguasa yang dzalim dimana ia mengambil perahu yang baik secara paksa, maka saya melobangi perahu itu supaya tidak sampai menjumpai raja yang dzalim tersebut”, tentu ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Khidir dan kita tahu bahwasanya melobangi perahu merupakan hal yang buruk dimata manusia olehnya beliau mengembalikan keburukan itu kepada dirinya. begitu pula anak kecil yang dibunuh oleh khidir dan ini juga merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wata’ala, lalu Nabi Musa beliau berkata:”Kamu membunuh anak yang tidak berdosa’, namun kembali Nabi Khidir mengembalikan kepada dirinya dari apa yang ia kerjakan, adapun yang ketiga ketika ia menjelaskan mengapa ia menegakkan dinding dimana dibalik dinding ada warisan harta dari orang tua anak yatim yang masih kecil, sebab jika dinding tidak ditegakkan maka orang – orang kampung akan datang menegakkan dinding tersebut dan menggali tanah sehingga ia mengambil harta anak yatim tersebut. Alasan Khidir melakukan hal tersebut karena penduduk kampung adalah orang yang kikir tidak mau menjamuh Nabi Khidir karena orang yang kikir biasanya memiliki sifat tamak. Karena ini sudah kebaikan yang ia lakukan maka ia menyandarkan kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Jika mendapatkan musibah kita disunnahkan membaca “Alhamdulillah ‘ala kulli hal“, karena dibalik musibah yang tidak mengenakkan tersebut ada kebaikan yang diinginkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 02 Rabiul Awal 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.