mim.or.id – Dalam hidup ini, manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai macam persoalan dan tidak ada satupun yang tidak mengalami cobaan dalam hidupnya. Demikianlah sunattulah hidup di dunia.
Namun, terpenting ialah mari kita selalu melewati segala cobaan dan rintangan itu dengan tetap berpijak pada ketentuan-ketentuan dari Allah Subhanahu wata’ala. Sebab kehidupan di dunia hanya sementara dab sebatas perhiasan belaka.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan yang dihadirkan untuk kalian yang di makan dan diambil darinya oleh orang-orang yang bertakwa dan juga orang-orang yang buruk atau fajir, adapun kehidupan akhirat adalah janji yang jujur, adil yang akan menguasai kampung tersebut, dialah Allah Subhanahu wata’ala yang memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebathilan, jadilah anak – anak akhirat jangan menjadi anak – anak dunia karena sesungguhnya setiap ibu pasti di ikuti oleh anaknya“,
وَالْأٓخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al-A’la: 17)
Bahkan dalam pendapat lain, Al Hasan Al Basri Rahimahullah berkata:
“Andaikan ada orang yang diberikan pilihan antara rumah yang terbuat dari batu bata akan tetapi menjadi miliknya atau rumah yang terbuat dari emas tetapi hanya dipinjamkan kepadanya, manakah yang akan ia pilih, orang yang berakal pasti memilih yang pasti”.
Kadang kita mendengar ada yang berkata: “Tidak mengapa rumah kecil asalkan milikku”, lalu bagaimana jika rumah yang terbuat dari emas, perak dan bersifat kekal yang akan kita miliki nanti dihari kemudian yang dijanjikan oleh Allah.
Sebagaimana terdapat dalam firman-Nya:
إِنَّ هَـٰذَا لَفِی ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ صُحُفِ إِبۡرَ هِیمَ وَمُوسَىٰ
“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa”. (QS. Al-A’la: 18-19).
Nasehat -nasehat yang ada dalam surah Al-A’la ini telah disampaikan pada zuhuf Nabi-Nabi sebelum Rasulullah, zuhuf Ibrahim dan zuhuf Musa.