spot_img

Halal, Haram dan Hati – Pembahasan Kitab Arba’in Nawawiyah Hadits Keenam (Bagian 2)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَان بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الَحرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ – رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ

Dari Abu ‘Abdillah An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat–yang masih samar–yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599]


BACA JUGA: Halal, Haram dan Hati – Pembahasan Kitab Arba’in Nawawiyah Hadits Keenam (Bagian 1)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan hadits ini:

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ

“…Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya…”

Ketika kita berhadapan dengan masalah atau perkara-perkara yang tidak jelas dan meragukan (yang tidak jelas halal atau haramnya), maka yang seharusnya dilakukan adalah meninggalkan yang tidak jelas (syubhat) itu. Janganlah kita berprinsip dan berpendapat bahwa sesuatu perkara yang tidak jelas itu bisa saja dikerjakan, karena bisa jadi perkara itu tidak boleh dikerjakan. Jadi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengarahkan untuk meninggalkan perkara yang samar-samar itu, karena sesungguhnya bagi orang yang meninggalkan perkara syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.

Merujuk potongan hadits diatas, bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memprioritaskan keselamatan agama sehingga beliau sebutkan kata “agama” sebelum menyebutkan kata “kehormatan” didalam hadits ini. Itu berarti keselamatan agama (aqidah) lebih diutamakan dibandingkan kehormatan diri. Maka itulah sebabnya kita harus berhati-hati terhadap perkara yang syubhat. Dua hal yang harus dilakukan untuk menghadapi perkara yang syubhat (tidak jelas): Pertama bertanya kepada Ulama untuk mengetahui hukum dari perkara tersebut sehingga kita dapat menyikapinya dengan benar; Kedua bila tidak memungkinkan untuk bertanya atau kepada Ulama, maka yang harus dilakukan adalah meninggalkan dan tidak mengerjakan perkara tersebut.


Ada salah satu syubhat yang populer belakangan ini yaitu turunnya Imam Mahdi yang menjadikan beberapa umat muslim begitu sangat terobsesi untuk menyambut kedatangannya. Benarkah Imam Mahdi sudah turun? Dan apakah ada perintah untuk bersiap menyambut kedatangannya?
Simak penjelasan Ustadz Dr. Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si Hafidzahullahu Ta’ala untuk menyikapi syubhat ini.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perkataanya:

وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْه أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ

“…Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya...”

Sebaiknya orang yang tidak menghindari bahkan terjerumus dalam perkara syubhat maka ia bisa terjatuh pada perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Disini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perumpamaan seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar wilayah yang memiliki larangan untuk masuk dan hampir celaka dikarenakan penggembala itu meremehkan larangannya. Orang yang meremehkan perkara syubhat ini, maka dia akan terjatuh pada perkara yang haram.

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menutup hadits ini:

وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“…Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).

Didalam tubuh kita ini ada satu oranamen yang paling penting dalam kehidupan kita yaitu Hati. Hati yang menentukan shaleh-tidaknya kita, hati yang menentukan selamat-tidaknya kita dalam perjalanan menuju Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa hakikat perjalanan manusia menuju Allah adalah perjalanan hati. Kalau hati kita lurus maka seluruh jasad kita akan baik dan kita akan mendapatkan kebahagiaan, InsyaAllah.

Wallahu a’lam bisshowab

Oleh : Ustadz Dr. Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si Hafidzahullahu Ta’ala
Ta’lim Kajian Kitab Arbain Nawawiyah – Masjid Nurul Hikmah MIM (Kamis, 9 Januari 2019)

Video Pembahasan lengkap hadits ke-6 dari Kitab Arba’in An-Nawawi “HALAL, HARAM, & HATI” oleh Ustadz Dr. Muh. Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.

Kunjungi Media MIM:
Website : https://mim.or.id
Fanspage Facenook: http://www.facebook.com/markazimammalikmakasar/
Youtube : http://www.youtube.com/c/MimTvMakassar
Telegram : http://telegram.me/infokommim
Instagram : http://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.