mim.or.id – Berikut beberapa pengantar ilmu kisah (bag. ke-3) dari kitab kisah-kisah dalam Al-Quran lissa’dy:
Di antara kisah-kisah Al-Qur’an, ada yang hanya disebutkan sekali, seperti: kisah Luqman dan Ashabul Kahfi, dan ada juga kisah yang diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan dan maslahat yang diinginkan. Pengulangan ini tidak selalu dengan bentuk yang sama, melainkan bervariasi dalam panjang-pendeknya, kelembutan atau kekerasannya, serta menyebutkan beberapa aspek dari kisah di satu tempat tanpa menyebutkan di tempat lain.
Beberapa hikmah dari pengulangan kisah ini adalah:
- Menunjukkan pentingnya kisah tersebut; karena pengulangan kisah mengindikasikan perhatian yang besar terhadapnya.
- Peneguhan kisah tersebut; agar tertanam kuat dalam hati manusia.
- Mempertimbangkan waktu dan kondisi para pendengar; oleh sebab itu, sering kali ditemukan ringkasan dan nada keras dalam kisah-kisah yang ada di surah-surah Makkiyah, dan sebaliknya dalam surah-surah Madaniyah.
- Menunjukkan keindahan balaghah (retorika) Al-Qur’an dalam menyajikan kisah-kisah ini dengan berbagai variasi yang sesuai dengan kondisi.
- Menunjukkan kebenaran Al-Qur’an dan bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah Ta’ala, karena kisah-kisah tersebut datang dalam bentuk yang berbeda-beda tanpa ada kontradiksi.
Pembahasan ini diambil dari kitab “Ushul fit Tafsir” karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, rahimahullah, halaman 59-61, yang diterbitkan oleh Yayasan Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Diterjemahkan dan disadur dari kitab Qashash al-quran lil ‘allamah as-sa’dy disusun oleh fayiz bin sayyaf bin as-suraih