mim.or.id – Kehidupan yang singkat di dunia ini memberikan pesan kepada manusia untuk selalu konsistensi beramal shalih, konsistensi menunaikan ibadah dan ketaatan adalah prinsip penting yang tidak bisa diganggu-gugat.
Setiap kali yang datang dalam hidup ini semakin mendekatkan kepada akhirat dan menjadi tanda berkurangnya jatah kehidupan kita di dunia ini. Itu juga menjadi pengingat, apakah bekal yang akan dibawa pulang ke Akhirat sudah mencukupi atau malah justru sebaliknya?.
Karena itu, Allah Ta’ala berfirman dan berpesan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya:
“Dan beribadahlah kepada Tuhanmu hingga kematian datang kepadamu.” (Surah al-Hijr: 99).
Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala mengingatkan bahwa misi utama kita di dunia ini adalah melewati waktu kita dalam ragam ibadah dan amal shalih hingga tiba saat kematian. Kita berlomba dengan ajal dan kematian kita yang kadang datang dimana dan kapan saja.
Bahkan dalam aya lain Allah Ta’ala juga menyebutkan pernyataan Nabi Isa ‘alaihissalam di dalam al-Qur’an:
وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
Artinya:
“Dan Dia mewasiatkan padaku untuk (menunaikan) shalat dan zakat selama aku masih hidup.” (Surah Maryam: 31).
Ayat ini juga menggambarkan bagaimana Allah Ta’ala mewasiatkan konsistensi beribadah dan beramal shalih kepada Nabi Isa ‘alaihissalam. “Selama aku masih hidup”, demikian pernyataan Nabi Isa ‘alaihissalam yang menunjukkan konsistensi beramal shalih selama hayat masih dikandung badan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ibunda kaum beriman ini bercerita:
سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: ‘Amalan manakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab: “Yang paling berkelanjutan meskipun sedikit.’” (HR. Al-Bukhari).
“Berkelanjutan meskipun sedikit”, itulah rahasia utama orang-orang shalih yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita. Inilah rahasia memantaskan diri untuk mendapatkan cinta Allah Azza wa Jalla.
Dari uraian di atas, pelajaran yang bisa dipertik ialah mari senantias mengobarkan semangat ketaatan dan meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah-ibadah kita kepada Allah Ta’ala.