spot_img

Kabar Gembira Yang Menjaga Sholatnya

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. (QS. Ali Imran :106).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki ummat yang begitu banyak lalu bagaimanakah Rasulullah mengenali ummatnya kelak pada hari kiamat, dalam sebuah hadist Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah:”Bagaimana anda mengenali mereka nanti dihari kiamat ya Rasulullah.?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ

Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?

Para sahabat menjawab : “Tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda:

فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ

Sejatinya ummatku pada hari kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia“.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Diantara mereka yang memiliki cahaya pada hari kiamat adalah mereka yang senantiasa menjaga sholat 5 waktunya dan mereka pada hari kiamat akan memiliki bukti dan keselamatan, adapun orang – orang yang tidak menjaga sholat 5 waktunya mereka tidak mendapatkan cahaya, bukti, tidak mendapat keselamatan dan kelak pada hari kiamat akan dikumpulkan dengan orang – orang yang paling kufur kepada Allah Subhanahu wata’ala. Semua kita yang beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala tidak ingin dikumpulkan bersama dengan Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf karena tempat mereka adalah neraka dan kita tidak ingin pada hari kiamat tidak memiliki cahaya, bukti dan keselamatan, maka dari itu jaga sholat kita dengan baik terutama sholat 5 waktu agar kita tidak termasuk orang – orang yang celaka dan binasa pada hari kiamat.

Rasulullah Shallallahu’alihi wasalam bersabda:

ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا ، ويرفع به الدرجات ؟) قالوا بلى يا رسول الله ، قال : ( إسباغ الوضوء على المكاره ، وكثرة الخطا إلى المساجد ، وانتظار الصلاة بعد الصلاة ، فذلكم الرباط  .

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amal yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat derajat?” mereka berkata ya wahai Rasulullah, beliau bersabda: “sempurnakanlah wundhu walaupun dalam keadaan tidak menyenangkan, perbanyak langkah menuju ke masjid, menunggu sholat setelah sholat, kemudian ribath (berjaga-jaga di perbatasan musuh)”. (HR Muslim 137).

Duduknya kita diantara 2 sholat untuk menunggu sholat berikutnya didalam masjid akan mengampunkan dosa – dosa dan  boleh jadi ada yang datang kemajid dengan membawa dosa sebesar gunung setelah kembali ke masjid seperti orang yang baru dilahirkan tidak ada yang mustahil jika Allah berkehendak. dan Sholat wajib yang paling utama untuk kita kerjakan adalah sholat yang dikerjakan di masjid – masjid Allah Subhanahu wata’ala, karena merupakan wajib bagi lelaki muslim tanpa udzur yang syar’i adapun bagi wanita maka afdhal ia mengerjakan sholat 5 waktu di rumah agar terhindar dari fitnah.

Diantara keutamaan sholat berjama’ah dimasjid sebagaimana disebutkan dalam hadist Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ

“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat”. (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649).

Diantara keutamaan melangkahkan kaki menuju masjid akan menghapuskan dosa dan mengangkat derajat. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya. (HR. Muslim no. 1553)

Manusia yang paling besar pahalanya adalah yang paling jauh perjalanannya menuju masjid, Dari Abu Musa ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ

“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662).

Jangan dipahami bahwa hadist ini ketika dekat rumahnya kemudian keliling terlebih dahulu dari lorong ke lorong kemudian ke masjid padahal rumahnya dekat dengan masjid, dan yang naik mobil juga mendapatkan keutamaan misalkan menuju kemasjid ketika berangkat ditengah perjalanan ia kemudian memarkir mobilnya dari temat yang agak jauh kemudian selebihnya berjalan kaki menuju masjid.

Ada yang pernah memahami dihitung setiap putaran rodanya hal ini tidak benar karena dizaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam salah seorang sahabat yang jauh rumahnya jalan ke masjid didatangi oleh temannya dan mengatakan:”Andaikan engkau membeli kendaraan supaya engkau memakainya ke masjid“, ia kemudian mengatakan :”Saya mengharapkan dari langkah – langkah kaki saya itu setiap  kali saya berangkat dan pulang pahala disisi Allah“, dan ketika disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau mengatakan dia akan mendapatkannya.

Jika Allah Subhanahu wata’ala memberikan kita taufik dan kemudahan untuk mengerjakan sholat maka janganlah kita meremehkan orang yang tidak mengerjakan sholat dimasjid akan tetapi hendaklah kita mendakwahinya dan mengajaknya dan hendaklah kita memiliki beberapa sifat berikut:

1. Hendaknya kita sebagai hamba yang sennatiasa bersyukur karena Allah menuntun kita menuju masjid karena tidak semua manusia Allah jadikan mudah ke masjid, kita bersyukur agar Allah menjaga nikmat yang telah ia berikan kepada kita.

2. Jangan tertipu dengan menganggap bahwa diri kita yang paling baik karena yang menjadikan kita hingga bisa demikian adalah Allah Subhanahu wata’ala oleh karenanya doantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah diakhir sholat adalah:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Mu’adz bin Jabal -radhiyallahu’anhu- menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tangannya seraya mengucapkan, “Hai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu hai Mu’adz, jangan kamu tinggalkan bacaan setiap kali di akhir shalat hendaknya kamu berdoa, ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. Abu Dawud, disahihkan Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Dawud no. 1522).

Semoga Allah Subhanahu wata’ala senantiasa memudahkan kita untuk mengerjakan ibadah sholat dan menjadikan kita termasuk orang – orang yang menjaga sholat baik wajib maupun sunnah agar kelak dihari kemudian kita termasuk hamba Allah Subhanahu wata’ala yang diberi cahaya, bukti dan keselamatan sehingga kita termasuk penghuni surga.
Wallahu A’lam Bish Showaab


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 14 Rajab 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.