spot_img

Kematian Yang Selalu Dihindari

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Bumi tempat kita berpijak nanti setelah dibangkitkan dari kubur akan digantikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagaimana firmannya:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ

“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit”. (QS. Ibrahim : 48). Dan pada hari itu tidak ada lagi gunung – gunung, tidak ada lagi gurun, pepohonan, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari kiamat) sehancur-hancurnya. Kemudian Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu rata sama sekali. (sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana”.(QS. Taha : 105-107). Agar tidak ada lagi yang mampu bersembunyi dari pengadilan Allah Subhanahu wata’ala pada hari tersebut. Hari dimana kita mempertanggung jawabkan apa yang telah kita kerjakan di permukaan bumi ini bahkan bumi tempat kita berpijak akan bersaksi dihadapan Allah Subhanahu wata’ala sebagaimana dalam firmannya:

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا

Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS. Al Zalzalah : 4). Allah memerintahkan kita agar bertakwa dan memperhatikan apa yang dilakukan untuk hari esok, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18). Kata para ulama, Allah Subhanahu wata’ala menyebut hari kiamat dengan kata liqad (besok) menunjukkan dekatnya hari tersebut “Semakin dekat janji Allah” bahkan kiamat pada setiap kita adalah kematian, yang akan mendatanginya sebelum datang kiamat kubra (besar) yang ditandai dengan hancurnya dunia ini, namun sebelum kiamat kubra (besar) kita akan mengalami kiamat shugra (kecil) yaitu kematian. Pernah datang salah seorang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

kapan datangnya hari kiamat ya Rasulullah, Rasulullah kemudian menjawab: ”Apa yang engkau persipkan untuk menghadapinya”.

Begitu pula dengan kematian tidak usah bertanya kapan kita meninggal karena hal tersebut adalah sebuah keniscayaan sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Dan dimanapun kalian berada, niscaya kematian itu akan mendatangi kalian, meskipun kalian berlindung di balik benteng yang sangat kokoh”. (QS. An Nisa : 78) . Namun yang jadi pertanyaan apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian yang dirahasiakan oleh Allah Subhanahu wata’ala.  Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Luqman: 34).

Wahai mereka yang dibuai dengan kesehatannya, yang dibuai dengan perkataannya, yang dibuai dengan kekuatannya dan masa mudanya ketahuilah kematian itu tidak memandang umur. berbekallah dengan ketakwaan karena engkau tidak tahu jika malam tiba apakah engkau masih bisa hidup sampai pagi hari, betapa banyak pemuda yang tertawa diwaktu pagi sedangkan sore hari kain kafannya sudah disiapkan dan ia tidak menyadarinya, betapa banyak calon mempelai yang dipersiapkan untuk pasangannya sedangkan ruhnya telah dicabut pada malam yang telah ditentukan, betapa banyak anak kecil yang diharapkan masa depannya sedangkan jasadnya telah dimasukkan dalam gelapnya kubur, betapa banyak orang yang sehat mati tiba – tiba tanpa sebab, dan betapa banyak orang yang sakit dan berapa kali masuk rumah sakit namun sampai detik ini masih bisa hidup ditengah – tengah kita”. Kematian adalah rahasia Allah Subhanahu wata’ala intinya persiapkan diri kita karena tidak ada jaminan kita masih hidup lama namun semoga Allah masih memanjangkan umur kita dalam ketaatan. Dan  apalah gunanya umur yang panjang jika dipergunakan untuk bermaksiat. Oleh karenanya yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri dari sisa umur yang Allah Subhanahu wata’ala  berikan kepada kita. Dan yang lalu biarkan berlalu, masa silam kubur baik – baik dengan tobat kepada Allah Subhanahu wata’ala sebanyak apapun dosa yang kita lakukan perbaiki apa yang tersisa dari umur kita. Allah Subhanahu wata’ala

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah”. (QS. Hadid :16). kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala sebelum datang kepada kita Al Yaqin (kematian), Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (QS. Al Hijr: 99).

Umar Bin Abdul Aziz Rahimahulah berkata: “Saya tidak melihat sesuatu yang meyakinkan tetapi seakan diragukan oleh manusia seperti keyakinan mereka terhadap kematian”. Seakan – akan kita ragu buktinya perbuatan kita menunjukkan hal tersebut seakan akan manusia hidup selamanya didunia. Semoga kita tidak termasuk yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”. (QS. Mu’minun : 99 – 100).

Ketika maut itu datang kata Allah Subhanahu wata’ala :”Inilah kematian yang dahulu senantiasa kamu hindari ”. Inilah yang karenanya kalian berobat dimana – mana, inilah selama ini kalian menjaga kesehatan, mengatur pola makan dan semisalnya. Tetapi sampai kapan kematian akan pasti menjemput, oleh karenanya mari mempersiapkan diri kita sebagaimana kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

Dari Syadad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu wata’ala”. (HR. Imam Tirmidzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’).

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin , 03  Rabiul Akhir 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi :
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCIGoaFDkENVOY187i92iRqA

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE : mim.or.id

PIN BBM : D23784F8

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.