spot_img

Keutamaan Bersabar Diawal Ujian

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى »

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Rasulullah berkata:”Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!”, Wanita tersebut berkata:”Menyingkirlah dariku, karena kamu tidak tertimpa musibah sepertiku”. Wanita tersebut tidak mengetahui bahwa itu adalah Nabi. Lalu dia diberitahu bahwa yang menegurnya adalah Nabi, maka dia kemudian mendatangi rumah beliau. Dia tidak mendapati penjaga di rumah beliau (tidak ada yang menjaga pintu rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam_penj) Dia berkata:”Aku tidak mengetahui bahwa itu engkau”. (wanita ini datang meminta maaf kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam_penj) Maka Nabi berkata:”Kesabaran itu hanyalah di awal musibah”. (HR. Bukhari no. 1283 dan Muslim no. 2179. Lafadz hadits ini adalah milik Bukhari). 

Dalam riwayat muslim wanita ini menangisi kematian anaknya yang telah dikubur.

Beberapa Faedah Hadist:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa perhatian kepada ummatnya, beliau salah seorang Nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk menyelamatkan ummat manusia, tak satupun perkara yang  memasukkan kita ke dalam surga melainkan telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk kita mengamalkannya, dan tak satupun perkara yang mendekatkan diri kita kepada neraka melainkan juga telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk kita menjauhinya, dalam hadist dari Al ‘Irbadh bin Sariyah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِى إِلاَّ هَالِكٌ

Aku telah meninggalkanmu di atas ajaran yang terang benderang (benar-benar jelas). Malamnya seperti siangnya. Tidak ada yang berpaling darinya setelahku melainkan ia sendiri yang akan binasa”. (HR. Ibnu Majah no. 43 dan Ahmad 4: 126. Kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth, sanad hadits ini hasan namun jika digabungkan dengan berbagai penguat, maka menjadi shahih).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kepada kita petunjuk untuk kebahagiaan didunia  dan diakhirat  dan beliau ketika melihat sebuah kemungkaran beliau  menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.

Nabi berkata kepada wanita:”Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah

Hal ini difahami bahwa diantara ciri dan sifat orang – orang yang bertakwa adalah yang bersabar dengan musibah yang Allah Subhanahu wata’ala turunkan kepadanya.

Wanita ini berkata:”Menjauhlah dariku”,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan uzur kepada wanita tersebut karena beliau melihat kondisi dan keadaannya dimana wanita ini tidak bersedia menerima nasehat disebabkan kesedihan yang mendalam atas putranya yang ia tangisi, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjauh dari wanita tersebut ketika ia berkata:”Menjauhlah dariku”.

Rasulullah tidak semerta-merta terus menasehati wanita tersebut atau bahkan memarahinya padahal bisa saja beliau melakukan hal tersebut apalagi beliau bersama dengan para sahabat, namun Rasulullah melihat keadaan wanita tersebut sehingga tidak layak untuk mengulangi nasehat karena jika Nabi meneruskan nesehatnya tidak akan bermanfaat bagi wanita tersebut.

Wanita ini diberitahu bahwa yang menegurnya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Setelah mengetahui bahwa yang menegurnya adalah Rasulullah, wanita ini kemudian datang ke rumah Rasulullah dengan tujuan untuk meminta maaf, digambarkan oleh Anas bin Malik bahwasanya tidak ada sahabat yang ditugaskan untuk menjaga pintu rumah beliau.

Diawal islam pernah ada sahabat yang bergantian menjaga rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi ketika Allah Subhanahu wata’ala menurunkan firmannya yang menunjukkan bahwa Allah yang akan menjamin keselamatan beliau maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar kepada para sahabatnya dan menyuruh mereka pulang, sehingga Allah Subhanahu wata’ala yang langsung menjaga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

Dari sini dapat dipahami bahwasanya seseorang yang dibutuhkan baik itu pejabat atau seseorang yang telah diberi beberapa amanah atau yang dibutuhkan oleh masyarakat maka, hendaknya ia membuka ruang untuk menerima aduan orang – orang yang ia pimpin untuk menyampaikan hajatnya, termasuk para ‘alim dan ustadz walaupun dituntut sebaliknya ketika mengajukan pertanyaan atau aduan hendaknya beradab dan bersabar jika jawaban yang diajukan belum dijawab dan husnuzon kepada orang yang diajukan pertanyaan bisa jadi pertanyaan belum dijawab disebabkan karena kesibukan atau hal lain.

Jika punya waktu untuk menjawab pertanyaan maka tidak pantas bagi seorang ustadz untuk menolak sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya!“. (QS. Ad- Dhuha: 10). Kata AsSail artinya peminta – minta dan bisa juga diartikan yang bertanya.

Tidaklah Allah memilih para pejabat, raja, penguasa melainkan Allah melihat ada kelayakan untuk mengemban amanah tersebut dan tidaklah suatu jabatan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada seseorang melainkan akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kemudian nanti.

Wanita ini kemudian berkata:”Saya tidak tahu bahwasanya itu adalah anda

Ini termasuk dalil  yang disebut dengan udzur bil jahl (Dimaafkan karena kejahilan atau ketidaktahuan) ini dikenal dalam agama kita bahkan dalam rana aqidah kecuali dalam perkara-perkara yang ma’lum dalam agama serta darurat, sesuatu yang sudah terang benderang dalam agama kita maka sebagian ulama kita mengklasifikasikan , sebagai contoh mencampakkan Al-Qur’an ditempat sampah maka tidak ada lagi udzur orang yang melakukan perbuatan seperti ini akan tetapi jika perkara yang didalamnya masih ada subhat atau perkara – perkara yang masih ada kejahilan didalamnya maka seseorang itu bisa diudzur dengan kejahilannya, sebagaimana salah seorang lelaki dizaman dahulu yang kehilangan kendaraan dan perbekalannya ketika ia melakukan safar ditengah gurun dan ketika kematian telah ia lihat didepan matanya, tiba – tiba kendaraannya itu datang, karena sangat gembiranya ia berkata:”Ya Allah engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu”.

Perkataan ini adalah perkataan kekufuran akan tetapi dia ucapkan karena kejahilannya ketika berada pada puncak kebahagiaan dan kegembiraan, begitupula salah seorang lelaki dahulu ketika berwasiat kepada putranya :”Jika saya nanti meninggal maka bakarlah jasad saya, kemudian sebarkanlah abu dari jasad saya itu kelaut, didarat, jika Allah Subhanahu wata’ala maha kuasa maka ia akan membangkitkan aku kemudian menghukumku”,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan bahwasanya pada hari kiamat nanti Allah Subhanahu wata’ala menyuruh lautan, daratan, tempat dimana abu dari lelaki ini ditebarkan untuk menyatukan jasadnya dan tiba – tiba ia telah berdiri dihadapan Allah Subhanahu wata’ala pada hari kiamat, dan begitulah kondisi dan keadaan kita ketika dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Allah kemudian berkata kepadanya:”Wahai hambaku, apa yang menyebabkan engkau mengatakan perkataan yang seperti itu“, ia berkata:”Karena rasa takut kepadamu Ya Allah”, ternyata ia berkata demikian karena rasa takutnya kepada Allah Subhanahu wata’ala, Allah kemudian memaafkannya  dan merahmatinya sehingga ia dimasukkan ke dalam surga.

Ini diantara dalil yang disebutkan oleh para ulama kita tentang udzur bin jahl, olehnya tidak pantas seseorang kemudian langsung menghukumi orang lain dengan kukufuran walaupun ia  melakukan perbuatan kufur sebelum ditegakkan hujjah kepadanya agar ia menghilangkan keraguan atau penghalang sehingga tercapai syarat – syaratnya.  Masalah yang berhubungan dengan mengkafirkan atau membid’ahkan bukan perkara yang mudah, tidak pantas setiap diantara kita menghukumi seseorang apalagi para penuntut ilmu yang disibukkan dengan hal – hal demikian, karena para ulama kibar sangat berhati – hati untuk mengkafirkan seseorang sebab ketika seseorang berkata kepada saudaranya:”Ya Kafir”, kemudian perkataan itu tidak benar maka kekafiran itu kembali kepada dirinya (Yang mengucapkannya_penj) dan pertanggungjawabannya sangat besar pada hari kemudian.

Nabi kemudian berkata:”Sesungguhnya kesabaran itu diwaktu pertama kali atau diawal kita mendapatkan musibah atau ujian”.

 Difahami dari hadist ini bahwasanya puncak dari pahala yang disiapkan oleh Allah untuk orang – orang yang bersabar adalah pada saat diawal pertama kali ia ditimpa musibah, karena jika berselang beberapa waktu lamanya seperti behari-hari atau berbulan-bulan maka tidak ada lagi perbedaan antara orang yang terkena musibah dengan orang yang tidak terkena musibah.

Jadi kesabaran yang sangat berpahala yang disiapkan oleh Allah adalah diawal musibah itu menimpa dan inilah yang disebut dengan “As Shabru Jamil“, kesabaran yang indah diawal seseorang tertimpa musibah. Hendaknya ini pula yang harus menjadi perhatian kita agar kita meraih pahala yang besar dari Allah Subhanahu wata’ala, persiapkan diri kita selalu untuk menghadapi ujian karena hidup ini dialah Allah yang membuat kita tertawa dan juga membuat kita menangis, jika kita tertawa pada suatu hari maka bersiaplah untuk menangis pada hari yang lain dan kesemuanya itu ada hikmah dan kebaikan yang dipersiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Kamis, 27 Safar 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.