spot_img

Khutbah Jum’at: 3 Kelezatan dan Kebahagiaan

Penulis : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I حَفِظَهُ اللهُ (Sekretaris Dewan Syariah WI, Dosen STIBA Makassar, Direktur Markaz Imam Malik Makassar)

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam“. (QS. Ali Imran: 102).

Kemudian shalawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Semoga shalawat dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-istri beliau, para sahabat beliau, serta yang disebut keluarga beliau karena menjadi pengikut beliau yang sejati hingga akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Salah seorang salaf pernah mengatakan raihlah kelezatan dan kebahagiaan pada 3 hal jika engkau mendapatkannya maka bergembiralah dan jika engkau tidak mendapatkan kelezatan ini maka ketahuilah pintu tertutup:

  1. Sholat Yang Ditunaikan

Marilah meraih kebahagiaan dan kelezatan dari sholat yang kita tunaikan dimana sholat merupakan ibadah yang paling mendekatkan diri seorang hamba kepada tuhannya.

Diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah, beliau berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Rabb-nya adalah dalam keadaan dia sujud, maka perbanyaklah doa”. (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dan Allah menjadikan qurratul ‘ain bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat“. (HR. Ahmad dan An-Nasaai).

Dengan sholat kita mendapatkan tumaninah, ketenangan karena telah menyerahkan segala urusan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, pada saat kita bertakbir kita menganggap segala sesuatunya menjadi kecil dihadapan Allah Subhanahu wata’ala, Sehingga segala urusan kita dimudahkan dari sholat yang kita tunaikanAllah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath Thalaq : 03). Dengan mengerjakan sholat kita banyak memuji Allah dan tilawatul Qur’an sehingga hati kita menjadi tenang dan merasakan kelezatan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wsallam menjadikan sholat sebagai solusi dari kesulitan yang ia hadapi, sehingga ketika beliau selesai mengejakan sholat kesulitan yang beliau hadapi menjadi mudah dan Allah memberikannya jalan keluar dari kesulitan yang ia hadapi, disebutkan dalam hadist:“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bila menghadapi suatu dilema (situasi yang sukar dan membingungkan) beliau shalat”. (HR. Ahmad). Bahkan beliau berkata kepada Bilal bin Rabah “Wahai Bilal! Serulah untuk solat (iqamat) dan rehatkanlah kami dengannya”. (Riwayat Abu Daud).

Sholat yang kita kerjakan akan menjadi penggugur dosa-dosa sebagaimana disebutkan dalam hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada sungai, lalu Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di badannya?”, Para sahabat menjawab:“Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di badannya.”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Itu adalah permisalan untuk shalat lima waktu. Dengan shalat lima waktu, Allah Ta’ala menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667) Dalam hadist yang lainRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الصَّلَاةُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya, adalah penggugur dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar ditinggalkan”.  (HR. Muslim no. 233).

Sholat akan menjadi cahaya pada hari kiamat, oleh karena itu jika ingin mendapatkan cahaya pada hari kiamat maka jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, hadist Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, diriwayatkan bahwa suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membicarakan tentang shalat lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

”Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf”. (HR. Ahmad dalam kitab al-Musnad, 2/169 dan ad-Darimi). Sungguh binasa orang yang tidak menjaga sholatnya kelak dibangkitkan bersama dengan orang – orang yang menentang Allah dan Rasulnya dan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan mereka. Juga dalam hadits Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ,Beliau bersabda:

بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِى الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap, bahwa ia akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”.(HR. Abu Daud, no. 561 dan at-Tirmidzi, no. 223).
Oleh karenanya mari menjaga sholat dengan baik, khusus bagi lelaki wajib laksanankan sholat secara berjama’ah dimasjid, kemudian kita dianjurkan mengerjakan sholat sunnah yang dengannya apabila kita menjaganya dengan baik niscaya kita akan merasakan kelezatan dan kebahagiaan dalam hati dan jiwa.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

  • Berdzikir

Carilah kelezatan itu didalam berdzikir menyebut nama Allah Subhanahu wata’ala, dan ini merupakan sifat dari orang – orang yang beriman, sebagaimana yang disebutkan didalam Al-Qur’an

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal“. (QS. Al-Anfal: 2).

Dan inilah yang dirasakan oleh orang – orang yang mendapatkan ketenangan yang sebenarnya, walaupun mereka diharamkan dari kenikmatan dunia ini, akan tetapi ketika mereka senantiasa mengingat Allah Subhanahu wata’ala  mereka akan merasakan kebahagian dalam hatinya sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’du: 28). Kita tidak memiliki kendaraan dan rumah yang mewah seperti saudara kita namun kita bisa memiliki kebahagian yang lebih banyak dari apa yang  mereka rasakan selama kita terus berdzikir mengingat Allah Subhanahu wata’ala.

Salah seorang sahabat pernah mengadukan banyaknya syariat yang ia harus kerjakan ia kemudian datang kepada Rasulullah sebagaimana disebutkan dalam hadist Dari ‘Abdullah bin Busr Radhiyallahu anhu berkata:“Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata:”Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla”. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya (IV/188, 190); at-Tirmidzi (no. 3375).

Berdzikir kepada Allah bukan hanya ketika sholat bahkan kita diperintahkan oleh Allah untuk berdzikir dalam setiap keadaan, ketika duduk, berbaring kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah, dalam beberapa hadist Rasulullah Bersabda:

مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لاَ يَذْكُرُ الله فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ

“Barangsiapa duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan kerugian dari Allah, dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah, pastilah mendapatkan kerugian dari Allah”. (HR. Abu Dâwud (no. 4856); Shahîh Abi Dâwud (III/920, no. 4065)
Juga dalam hadist:

مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ ، وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَلَهُمْ.

“Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam , pastilah ia menjadi kekurangan dan penyesalan mereka. Maka jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa mereka dan jika menghendaki, Dia akan mengampuni mereka”. (HR. At-Tirmidzi (no. 3380), Ahmad (II/446, 453, 481)

Bahkan keutamaan dzikir kepada Allah lebih baik dari pada menginfakkan emas dan perak serta mengangkat derajat, Diriwayatkan dari Abu Darda’ Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Maukah kamu aku tunjukkan amalan yang terbaik dan paling suci di sisi Rabbmu, dan paling mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu daripada menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata:”“Mau wahai Rasulullah!” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi”. (HR. At-Tirmidzi (no. 3377), Ibnu Mâjah (no. 3790).

Allah Subhanahu wata’ala membedakan seorang hamba yang bedzikir dengan seorang hamba yang tidak berdzikir mengingat Allah Subhanahu wata’ala, Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ ، مَثَلُ الْـحَيِّ وَ الْـمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir kepada Rabbnya adalah seperti perbedaan antara orang yang hidup dengan orang yang mati”. (HR. Al-Bukhari (no. 6407).

Oleh karena itu perbanyak lisan kita berdzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala terutama mengamalkan dzikir – dzikir yang dianjurkan seperti dzikir pagi dan petang yang keutamaannya sangat banyak yang dengannya Allah melindungi kita dari marabahaya dan syaithan.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

3. Tilawah Al-Qur’an

Carilah kelezatan dengan banyak membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang Allah Subhanahu wata’ala turunkan kepada kita yang tidak menjadikan kita sudah dan sulit, sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala:

مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى , إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى

“Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah, Melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)”. (QS. Taha : 2-3).

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk menyejukkan hati – hati kita, yang merupakan cahaya dan obat bagi hati dan jiwa kita, sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus : 57).

Pada hari kiamat Allah menjadikan Al-Qur’an memberikan syafaat kepada yang senantiasa membacanya, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ

Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at”. (HR. Ahmad, Shahih At-Targhib: 1429)

Dalam riwayat yang lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat”. (HR. Muslim 1910)

Boleh jadi yang menjadi sebab rusaknya hubungan harmonis rumah tangga karena di dalam rumah tidak dibacakan Al-Qur’an, seorang suami tidak tenang dan betah ketika berada didalam rumahnya begitupula dengan istri, dalam rumah banyak masalah yang muncul disebabkan karena tidak ada ayat – ayat Al-Qur’an yang dibacakan, rumah yang tidak dibacakan ayat – ayat Al-Qur’an seperti kuburan dan menjadi tempat sarang bagi syaithan sebagaimana disebutkan dalam hadist, Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Janganalah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang didalamnya dibacakan surat Al-Baqarah”.  (HR. Muslim no. 1860)

Maka dari itu mari jadikan Al-Qur’an sebagai bacaan wajib, jika ada seseorang yang berprinsip tiada hari tanpa olahraga, maka mari kita sebagai orang muslim berprinsip tiada hari tanpa membaca Al-Qur’an, walaupun beberapa surah atau beberapa lembar yang kita baca asalkan kita rutin dalam membacanya maka kita akan melihat kebaikan pada diri kita di dunia sebelum di akhirat yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala bagi mereka yang rajin membaca Al-Qur’an. Perintahkan kepada istri dan anak kita untuk senantiasa membaca Al-Qur’an di dalam rumah karena rumah yang dibacakan Al-Qur’an akan memberikan keberkahan dan ketenangan. Allah memberikan kabar gembira kepada orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an dengan derajat dan kedudukan yang tinggi disurga, Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Ditawarkan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal.” (HR. Abu Daud 1466, Turmudzi 3162).

Khutbah Kedua

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wallahu A’lam Bish Showaab

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.