mim.or.id – Kembali kami akan menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘BELAJAR DARI KEMERDEKAAN SURIAH’ (Edisi 042, Jum’at 11 Jumadil Akhir 1446 H).
Naskah selengkapnya:
‘BELAJAR DARI KEMERDEKAAN SURIAH’
KHUTBAH PERTAMA
يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang berbahagia!
Segala puji sepenuhnya hanya kita lantunkan untuk Allah Azza wa Jalla semata, atas semua karunia yang terus-menerus dilimpahkanNya dalam hari-hari dunia kita. Atas semua hidayah yang masih dikukuhkanNya dalam hati kita. Atas semua nikmat kelapangan dan rasa aman menunaikan kewajiban penghambaan kepadaNya. Atas semua nikmat itu, marilah kita tidak pernah bosan mengulangi ungkapan syukur kepadaNya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Hari-hari dunia yang kita lalui ini adalah hari-hari yang akan selalu dipenuhi dengan pelajaran penting, jika kita mau menggunakan akal sehat dan hati yang jernih untuk melihat dan merenungkannya. Hari-hari dunia ini dipergilirkan dan diperputarkan oleh Allah Azza wa Jalla sehingga membentuk sebuah pola yang harus kita pahami dengan baik jika ingin selamat, sukses dan bahagia di dunia hingga akhirat. Pola itu disebut sebagai SunnatuLlah.
Allah Ta’ala berfirman:
قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِكُمۡ سُنَنٞ فَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ
Artinya:
“Sungguh telah berlalu dari (generasi) sebelum kalian pola-pola (SunnatuLlah), maka berjalanlah di mula bumi ini, lalu lihatlah bagaimana akibat/akhir dari orang-orang yang mendustakan (Allah dan RasulNya).” (Surah Ali Imran: 137)
Jamaad Jum’at yang berbahagia!
Salah satu peristiwa dunia penting yang terjadi beberapa waktu yang lalu adalah peristiwa kemerdekaan saudara-saudara kita kaum muslimin di Suriah dari penjajahan kekuasaan rezim Syiah Alawi Duruz melalui Partai Ba’atsnya yang komunis, yang dipimpin oleh Basyar al-Asad-semoga Allah segera membinasakannya beserta seluruh kaki tangan dan pendukungnya-.
Setelah kurang lebih 50 tahun lamanya, saudara-saudara kita hidup dalam sebuah negara yang dipenuhi dengan teror, ancaman dan hukuman-hukuman yang mengerikan dari para milisi Syiah Alawi dengan bantuan milisi yang dikirim oleh Iran. Setidaknya sudah lebih dari 600.000 manusia yang dibunuh, puluhan ribu dipenjarakan tanpa sebab, anak-anak dibunuh tanpa dosa, termasuk para wanita muslimah yang menjadi korban pelecahan dan pemerkosaan.
Bahkan, salah seorang komandan milisi Syiah Alawi itu biasa menjadikan daging-daging para korban pembunuhan di penjara Basyar Asad itu sebagai santapan harimau peliharaannya! Sebuah kekejaman yang nyaris sulit dibayangkan di zaman modern ini. Tapi itulah faktanya!
Seperti yang kita ketahui, Basyar Asad mewarisi kekuasaan sebagai presiden Suriah itu setelah ayahnya, Hafiz Asad mati, yang juga di masa kekuasaannya pada tahun 1983 pernah membantai lebih dari 60.000 rakyatnya di wilayah Hamah.
Di masa penjajahan Negara terhadapnya rakyatnya sendiri itu, entah berapa banyak saudara-saudara kita di Suriah yang terpaksa meninggalkan negerinya, terlunta-lunta di negeri orang. Sementara yang hidup di pengungsian, juga dipenuhi dengan ujian yang tak kalah pahitnya.
Namun, hari ini, dengan izin Allah yang Mahakuasa, Allah yang Mahabesar, insya Allah, mereka dapat pulang kembali ke sana dan mulai membangun negeri Syam itu dengan sebaik-baiknya. Kita berdoa, dengan tegaknya kembali kemerdekaan Suriah itu, jalan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina tidak lama lagi menjadi kenyataan!
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd!
Kaum muslimin yang berbahagia!
Peristiwa kemenangan kaum muslimin di Suriah tentu saja memberikan begitu banyak pelajaran penting bagi kita semua.
Pelajaran pertama, bahwa kehidupan dunia ini seperti itulah adanya: berputar dan berkelindan antara 2 bentuk ujian: ujian kemenangan dan kesenangan, atau ujian kekalahan dan keterpurukan. Hari ini kita lapang, besok lusa kita harus menghadapi kesempitan. Hari ini kita menang, besok lusa kita kalah. Tapi itu tidak terlalu penting, selama kita menjalani dunia ini dengan segala kelapangan dan keterpurukan itu dengan bekal iman yang benar.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Artinya:
“Janganlah kalian merasa hina, dan janganlah kalian bersedih, karena kalian adalah orang-orang yang mulia selama kalian adalah orang-orang yang beriman.” (Surah Ali Imran: 139)
Keimanan yang benar, tauhid yang benar, akan selalu menjadi pegangan utama setiap kita agar bisa tetap tenang, bahagia dan tegar menghadapi hari-hari yang sulit dan berat sekalipun. Rasa sedih tidak masalah, air mata menetes adalah manusiawi, tapi hati dan jiwa harus tetap tegar melewati badai dengan penuh optimisme dan keyakinan akan janji Allah Azza wa Jalla.
Pelajaran kedua, tidak perlu terlalu silau dan galau melihat kejayaan sementara manusia-manusia zhalim di dunia ini. Karena kejayaan dan kesuksesan itu sama sekali tidak identik dengan kebahagiaan mereka. Menang di atas kursi kekuasaan secara zhalim tidak akan pernah memberikan kebahagiaan sejati untuk mereka.
Allah Ta’ala mengatakan:
إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ
Artinya:
“Jika kalian tersentuh rasa sakit, maka kaum (yang kafir) itu juga tersentuh rasa sakit yang sama…” (Surah Ali Imran: 140).
Maka, seperti yang disampaikan dalam pelajaran sebelumnya, kebahagiaan sejati hingga keselamatan dan kesuksesan abadi di akhirat nanti; semuanya bersumber dari keimanan dan tauhid yang benar kepada Allah Azza wa Jalla. Tanpa itu, sebenarnya tidak pernah ada kebahagiaan, tidak pernah ada keselamatan, dan tidak akan pernah ada kesuksesan yang sejati.
Pelajaran ketiga, jamaah yang dimuliakan Allah adalah bahwa hari-hari dunia ini tidak lebih dari hari-hari dipergilirkan oleh Allah Azza wa Jalla. Yang tadinya berkuasa dan jumawa dengan kekuasaannya selama 50 tahun di Suriah, ternyata hanya butuh 10 hari untuk diruntuhkan dan direbut! Jauh sebelum itu, ada Firaun, ada Namrudz, ada Hitler, dan sederet nama penguasa lainnya, yang dihancurkan oleh Allah Azza wa Jalla dengan cara yang tak terduga.
Maka, Allah Ta’ala berfirman:
وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya:
“…Dan (begitulah) hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia, dan agar Allah mengetahui orang-orang yang (teguh) beriman dan menjadikan kalian sebagai saksi-saksi. Dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zhalim.” (Surah Ali Imran: 140).
Maka, ini adalah pesan langit untuk semua manusia yang menebar kezhaliman di muka bumi ini, mulai dari kezhaliman skala kecil hingga besar, semuanya tidak akan luput dari perhitungan Allah Ta’ala, di dunia ini maupun di akhirat nanti.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Pelajaran keempat yang bisa kita ambil dari peristiwa kemenangan ini adalah bahwa sumber kemenangan sejati hanyalah dari Allah Azza wa Jalla semata.
Allah Ta’ala mengingatkan:
فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ [الروم: 47]،
Artinya:
“…Maka Kami akan menghukum balas orang-orang yang berbuat durhaka, dan sudah menjadi tanggung jawab Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” (Surah al-Rum: 47).
Allah Azza wa Jalla mengatakan:
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ [يونس: 103].
Artinya:
“Kemudian Kami menyelamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang beriman. Demikianlah, telah menjadi tanggung jawab Kami untuk menyelamatkan orang-orang beriman.” (Surah Yunus: 103).
Maka, kemenangan itu sudah menjadi kemestian dan kepastian bagi orang-orang beriman. Hanya saja, persoalannya sekarang kitakah orang-orang yang layak dan memenuhi syarat untuk menerima pertolongan Allah Azza wa Jalla? Itulah tugas kita dalam sisa usia dan umur kita di dunia ini. Memantaskan diri menjadi hamba yang layak ditolong dan dimenangkang oleh Allah Ta’ala.
Bagaimana caranya? Itulah alasannya mengapa kita harus mencari ilmunya dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ