spot_img

Khutbah Jum’at: ‘Bertaubat itu Seumur Hidup’ (Edisi 032, Jum’at 1 Rabiul Akhir 1446 H)

mim.or.id – Kembali kami menyajikan khutbah Jum’at dengan judul ‘Bertaubat itu Seumur Hidup!’ (Edisi 032, Jum’at 1 Rabiul Akhir 1446 H).

Naskah selengkapnya:

BERTAUBAT ITU SEUMUR HIDUP!

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Segala puji hanya layak dan pantas dipanjatkan untuk Allah Azza wa Jalla, satu-satuNya Tuhan yang berhak dan layak untuk diibadahi. Kita memujiNya, kita bersyukur kepadaNya atas semua karunia nikmat yang dianugrahkanNya untuk kita, termasuk nikmat kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki catatan amal kita yang kelak akan kita pertanggung-jawabkan di hadapan Allah Ta’ala pada hari kiamat nanti.

 Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Tidak ada seorang pun dari kita yang dapat terluput dari dosa dan maksiat. Kenapa? Karena tabiat dasar penciptaan kita manusia memang begitu adanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ ‌التَّوَّابُونَ

Artinya:

“Setiap anak cucu Adam itu adalah orang yang suka melakukan kesalahan. Namun sebaik-sebaik orang yang suka melakukan kesalahan adalah mereka yang suka bertaubat.” (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang hasan).

Jadi pada dasarnya, kita adalah makhluk yang sering terjatuh dalam salah, khilaf, dosa dan maksiat. Tapi yang jadi masalah seringkali adalah “apakah kita juga sering bertaubat” usai terjatuh dalam dosa itu?.

Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui hadits ini mengingatkan bahwa melakukan dosa dan salah itu adalah manusiawi, namun yang bodoh adalah jika kita tidak segera membasuh dan membilas dosa serta maksiat itu dengan bertaubat kepada Allah.

 Kaum muslimin yang berbahagia!

Ibadah bernama taubat ini adalah sebuah bukti tentang betapa Mahaluas dan Mahabesarnya kasih sayang dan rahmat Allah kepada kita. Allah Azza wa Jalla bisa saja menghukum kita dengan dosa-dosa yang kita. Allah Azza wa Jalla bisa saja mengadzab kita sepedih-pedihnya atas durhaka dan maksiat kita seketika ini juga, tanpa kita mampu menolak dan menahan adzab Allah Ta’ala itu.

Tetapi, Allah Azza wa Jalla tidak melakukan itu semua. Dengan keMahakasihsayangNya, Allah Ta’ala terus dan terus membukakan pintu taubatNya untuk kita. Allah Ta’ala bahkan terus-menerus memanggil kita agar datang bertaubat, padahal Dia sama sekali tidak butuh sedikit pun dengan kita dan taubat kita. Taubat kita tidak akan mengubah atau menambah keMahakuasaan Allah yang memang sudah Mahakuasa!.

Tidak hanya memanggil kita untuk bertaubat agar kita dibersihkan dari dosa dan maksiat yang berlumur di sekujur diri ini, Allah Azza wa Jalla malah menyiapkan balasan terindah untuk kita yang datang mengetuk pintu taubat-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَة نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰت تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُﵞ

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang tulus, niscaya Tuhanmu akan menghapuskan dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai…” (Surah al-Tahrim: 8).

Ayat ini juga menunjukkan bahwa bertaubat itu hukumnya wajib. Mengapa? Karena Allah Azza wa Jalla menyebutnya dalam bentuk kata kerja perintah yang hukum asalnya wajib ditunaikan. Karena itu, taubat menjadi sebuah kewajiban atas setiap insan, atas setiap pribadi dan individu. Taubat bukan ibadah yang sunnah, yang dapat kita tinggalkan kapan kita mau.

Karena itu pula, para ulama menyebut taubat sebagai “wazhifah al-‘umur”, atau pekerjaan seumur hidup dan setiap waktu. Maka, taubat itu tidak boleh menunggu pensiun, atau menunggu kaya. Tidak! Karena pensiun belum tentu terjadi, kaya belum tentu terwujud, sebab mungkin saja kematian lebih dahulu tiba daripada masa pensiun atau masa kaya!.

Itulah sebabnya, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak pernah putus untuk bertaubat dan beristighfar, meskipun dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah Ta’ala, baik yang telah lalu maupun yang akan datang!.

Beliau pernah bersabda:

وَاللَّهِ ‌إِنِّي ‌لَأَسْتَغْفِرُ ‌اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً 

Artinya:

Demi Allah, sungguh aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Al-Bukhari)

Lalu dalam hadits yang lain, beliau juga menyatakan:

إِنِّي ‌لَأَسْتَغْفِرُ ‌اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ 

Artinya:

“Sungguh aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Ibnu Majah).

Lalu, bagaimana dengan kita, jamaah sekalian?.

Bagaimana dengan kita yang sama sekali belum mengantongi jaminan ampunan dari Allah Ta’ala atas semua dosa dan maksiat kita?.

Hari ini, hingga siang hari ini, sudah berapa kali kita bertaubat dan beristighfar?.

Atau jangan-jangan, kita lupa bertaubat karena kita sendiri lupa bahwa sudah begitu banyak dosa dan maksiat yang kita lakukan? Wallahul musta’an.

Itulah masalah kita selama ini: lantaran dosa dan maksiat kita obral setiap hari dan setiap waktu, sehingga kita sendiri hilang kesadaran bahwa selama ini kita hidup di bawah tumpukan dosa dan maksiat yang menggunung. Tumpukan dosa yang kemudian membuat kita lupa dan tidak lagi menganggap taubat itu harus dilakukan.

 Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Bertaubat kepada Allah adalah salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala. Taubat adalah sebuah level penghambaan yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang hamba. Bagaimana tidak, di dalam taubat itu, seorang hamba merunduk dan merendahkan dirinya di hadapan Allah, memenuhi hatinya dengan harapan akan ampunanNya, dan di saat yang sama ia diliputi rasa khawatir jangan sampai taubat itu tidak diterima oleh Allah Ta’ala.

Taubat adalah ibadah yang mengundang cinta Allah Ta’ala kepada kita yang bertaubat. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ

Artinya:

Sungguh Allah itu mencintai orang-orang yang suka bertaubat, dan mencintai orang-orang yang suka bersuci.” (Surah al-Baqarah: 222).

Tidak hanya itu, taubatnya seorang hamba akan mendatangkan kegembiraan Allah Azza wa Jalla terhadap hamba. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ، مِن أَحَدِكُمْ كَانَ علَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فلاةٍ، فَانْفَلَتَتْ منه وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فأيِسَ مِنهَا، فأتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا، قدْ أَيِسَ مِن رَاحِلَتِهِ، فَبيْنَا هوَ كَذلكَ إِذَا هوَ بِهَا، قَائِمَةً عِنْدَهُ، فأخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قالَ مِن شِدَّةِ الفَرَحِ: اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ، أَخْطَأَ مِن شِدَّةِ الفَرَحِ

Artinya:

“Sungguh Allah itu jauh lebih gembira dengan taubat seorang hamba saat ia bertaubat, dibandingkan seorang dari kalian yang mengendarai hewan tunggangannya di sebuah padang yang luas, lalu tiba-tiba tunggangannya itu lari meninggalkannya membawa makanan dan minumannya. Hingga ia putus asa darinya, ia pun mendatangi sebuah pohon lalu bersandar di bawahnya dalam keadaan putus ada dari tunggangannya. Namun ketika ia seperti itu, tiba-tiba tunggangannya itu muncul di depannya, berdiri di hadapannya. Maka ia pun mengambil tali kekangnya dan berkata lantaran terlalu gembir: ‘Ya Allah, Engkau hambaku dan aku tuhanmu!’ Ia sampai salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim).

Allah Ta’ala gembira dengan taubat seorang hamba, karena taubatnya seorang hamba adalah kemenangan sang hamba terhadap hawa nafsunya yang selalu mendorongnya berbuat durhaka, kemenangannya terhadap Syetan yang tidak henti berusaha menjauhkannya dari jalan taubat. Syetan yang selalu menjauhkan kita semua dari rahmat dan kasih sayang Allah Azza wa Jalla.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

 الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

 Kaum muslimin yang berbahagia!

Allah Azza wa Jalla selalu memanggil kita semua:

قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya:

“Katakan (wahai Muhammad): ‘Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap dirinya (dengan berbuat dosa-edt), janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa, sungguh Dia itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah al-Zumar: 53).

Allah Ta’ala juga memanggil kita ajakan yang serupa, sebagaimana dalam sebuah hadits qudsi:

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ ‌تُخْطِئُونَ ‌بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

Artinya:

“Wahai hamba-hambaKu, sungguh kalian melakukan dosa di malam maupun siang hari, namun Aku akan mengampuni semua dosa, maka mohon ampunlah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengampuni kalian…” (HR. Muslim).

Maka, pintu taubat itu akan selalu terbuka untuk kita, sampai kita sendirilah yang mengabaikan pintu itu, hingga akhirnya tiba masanya pintu itu tidak bisa kita buka, yaitu saat ruh kita telah sampai ke tenggorokan.

Karena itu, bersegeralah untuk bertaubat, selagi ada waktu, dan selagi pintu itu belum ditutup untuk kita.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

  رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:

BSI: 2422554558 atas nama Media MIM

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.