spot_img

Khutbah Jum’at: Gadgetmu, Nerakamu! (Edisi 065, 18 Dzuqa’adah 1446 H)

mim.or.id – Khutbah jum’at dengan tema ‘Gadgetmu, Nerakamu!’ (Edisi 065, 18 Dzuqa’adah 1446 H) kembali tersaji.

Naskah selengkapnya:

‘GADGETMU, NERAKAMU’

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Segala puji tidak henti-hentinya kita ungkapkan hanya kepada Allah Azza wa Jalla, yang selalu melimpahkan rahmatNya yang Mahaluas untuk kita, termasuk kasih sayangNya dalam bentuk hidayah dan petunjuk kebahagiaan kita di dunia hingga ke akhirat.

Semua petunjuk dan hidayahNya yang disampaikan melalui Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepenuhnya dimaksudkan untuk keselamatan dan kebahagiaan kita. Semuanya demi menyelamatkan kita dari berbagai bentuk kesengsaraan yang membinasakan.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Kita tidak akan pernah bisa menafikan bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, meskipun kita sering terlena atau terlupa tentang itu. Dan satu hal yang pasti, kelak di Hari Akhir kita barulah benar-benar menyadari betapa singkatnya kehidupan dunia ini.

Allah Ta’ala menggambarkan di dalam al-Qur’an situasi itu dengan mengatakan:

 كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ ﴾ [الأحقاف: 35].

Artinya:

“Pada hari ketika melihat azab yang dijanjikan, seolah-olah mereka hanya tinggal (di dunia) sesaat saja pada siang hari.”  (Surah al-Ahqaf: 35).

Begitulah, di akhirat nanti, kehidupan dunia yang kita sangka berlangsung lama ini, ternyata hanya seperti secuil waktu di waktu siang. Sangat singkat. Sangat sebentar. Itulah sebabnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:

‌مَا ‌لِي ‌وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»

Artinya:

“Ada urusan apa antara aku dan dunia ini? Aku di dunia ini tidak lebih hanya seperti seorang pengendara yang singgah berteduh di bawah pohon, lalu (tidak lama kemudian) ia pergi dan meninggalkan pohon itu.” (HR. Al-Tirmidzi).

Sekali lagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita tentang betapa singkatnya waktu kita di dunia ini. Betapa sebentarnya persinggahan kita di tengah dunia yang menggoda ini.

Kesadaran tentang betapa singkat dan sebenarnya kesempatan kita di dunia itulah yang seharusnya menyadarkan kita: betapa berharganya setiap waktu, setiap detik dan menit dunia ini untuk digunakan sebaik-baiknya dalam ibadah dan amal shalih. Betapa berharganya setiap tarikan nafas kita di dunia ini untuk digunakan dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Betapa bernilainya setiap saat kita di dunia ini untuk disia-siakan dalam hal-hal yang tidak bermanfaat.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Itulah sebabnya, salah satu pesan penting dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita adalah sabda beliau:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

Artinya:

“Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah jika ia meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat untuknya.”  (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Pesan Rasulullah ini mengingatkan bahwa salah satu ciri seorang muslim yang baik adalah bahwa ia seorang manusia yang penuh perhitungan dalam setiap tindakan, perkataan dan sikapnya. Seorang muslim sebelum memutuskan untuk melakukan, mengucapkan atau menyikapi sesuatu, maka ia akan mempertimbangkan: apakah keputusan, tindakan dan perkataannya itu akan mendatangkan manfaat untuknya di dunia ini dan di akhirat nanti?.

Ibnu al-‘Araby rahimahullah mengatakan berdasarkan hadits ini:

إِنَّ مِنْ قُبْحِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ أَخْذَهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ، لِأنَّهُ ضَيَاعٌ لِلْوَقْتِ النَّفِيْسِ الَّذِيْ لّا يُمْكِنُ تَعْوِيْضُ فَائِتِهِ فِيْمَا لَمْ يُخْلَقْ لِأَجْلِهِ

Artinya:

“Sesungguhnya salah satu tanda buruknya keislaman seseorang adalah ketika ia selalu melakukan apa yang tidak bermanfaat untuknya, karena itu akan menyia-nyiakan waktunya yang sangat berharga, yang tidak mungkin digantikan lagi waktu yang telah pergi lantaran digunakan untuk hal yang tidak sesuai dengan tujuan penciptaannya.”

Bahkan, Ma’ruf al-Karkhi rahimahullah mengatakan:

عَلاَمَةُ مَقْتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ الْعَبْدَ أَنْ تَرَاهُ مُشْتَغِلاً بِمَا لاَ يَعْنِيْهِ مِنْ أَمْرِ نَفْسِهِ

Artinya:

“Tanda kemurkaan Allah Azza wa Jalla kepada seorang hamba adalah jika engkau melihatnya sibuk melakukan apa yang tidak bermanfaat untuk dirinya.”

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Kita harus mengakui dan berterus terang, bahwa di tengah cepat dan pesat zaman berkembang hari ini, ternyata semakin deras pula godaan untuk kita melarutkan diri dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan bisa mencelakakan dunia dan akhirat kita.

Marilah berterus terang pada diri sendiri, bahwa gaya hidup kita yang mengalami perubahan drastis lantaran kemajuan teknologi yang tak terbendung, seringkali menjerumuskan kita untuk melakukan hal-hal yang tidak penting dan tidak memberikan nilai tambah untuk dunia dan akhirat kita.

Cobalah kita merenungkan pola interaksi dan gaya hidup kita bersama salah satu benda yang hari ini paling dekat dengan kehidupan kita, yaitu gagdet dan smartphone kita! Berapa lama kita menghabiskan waktu bersama benda kecil bernama gagdet atau smartphone itu?

Percaya atau tidak, sebuah penelitian yang dimuat dalam situs detik.com dan CNN Indonesia menunjukkan bahwa kita-warga Republik Indonesia ini-ternyata menempati peringkat nomor satu sebagai pengguna gagdet paling lama dalam 1 hari, yaitu rata-rata sekitar 6,05 jam per hari! Dan kita sangat yakin, tidak sedikit di antara kita yang menggunakan gagdetnya lebih dari 6 jam setiap harinya.

Lalu apa yang kita lakukan dalam 6 jam interaksi kita dengan gagdet itu? Apa yang kita lihat dan saksikan? Apa yang kita tonton dan dengarkan? Apa yang kita tuliskan dan komentari? Lalu dari semua itu, berapa persen aksi dan tindakan kita bersama gagdet itu yang mendatangkan manfaat untuk dunia dan akhirat kita?

Apakah dalam interaksi kita itu ada yang bisa tercatat sebagai kebaikan dan amal shalih yang bisa kita bawa pulang ke Akhirat nanti? Apakah dalam interaksi itu ada keuntungan duniawi yang bisa kita manfaatkan untuk kemaslahatan hidup kita? Atau jangan-jangan semuanya habis sia-sia tanpa makna? Jangan-jangan 6 jam kebersamaan dengan gagdet itu justru menjadi 6 jam yang akan menjerumuskan kita ke dalam adzab Allah di Akhirat nanti? Wallahul Musta’an.

Sekarang ini juga-jamaah sekalian-dengan bermodal gagdet, setiap orang bebas menyatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya, entah itu benar atau tidak, entah itu bermanfaat atau tidak. Sampai-sampai kita biasa mendengarkan ungkapan yang mengatakan “Netizen yang maha benar”! Sebuah ungkapan yang mungkin dianggap sebagai kebanggan bagi sebagian orang, tapi sebenarnya akan menjadi pembawa bencana untuk mereka.

Suatu ketika, sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah:

يَا نَبِيَّ اللَّهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟

“Wahai Nabi Allah! Apakah kita ini akan dihukum (di akhirat nanti) lantaran apa yang kami ucapkan?”.

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوعَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِم

“Celakalah engkau, wahai Muadz! Tidak ada yang menjerumuskan manusia ke dalam Neraka dengan wajah atau leher mereka melainkan hasil yang mereka panen/tuai dari (perkataan) lisan-lisan mereka!”  (HR. Al-Tirmidzi).

Maka hati-hatilah dengan setiap komen yang kita tuliskan di media-media sosial! Hati-hatilah memberi respon dan tanggapan untuk hal-hal yang hanya kita lihat lahiriahnya saja, yang hanya kita lihat dan baca sepotong-sepotong dan tidak utuh! Bahkan meskipun informasinya lengkap sekalipun: tidak semua kejadian dan peristiwa itu harus kita tanggapi atau komentari!.

Ingatlah lagi pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

Artinya:

“Salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah jika ia meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat untuknya.”  (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Jika rata-rata kita manusia Indonesia ini terjebak dalam bius gagdet kita selama 6 jam setiap hari, bayangkanlah betapa banyak kebaikan dan amal shalih yang bisa kita lakukan dalam 6 jam itu!.

Enam jam bukan waktu yang sedikit untuk menyiapkan bekal kehidupan akhirat kita. Dalam 6 jam, setidaknya kita bisa menyelesaikan sekitar 12 juz al-Qur’an, dengan asumsi 1 juz bisa selesai dalam 30 menit!.

Dalam 6 jam, berapa banyak ucapan tasbih dan istighfar yang bisa kita tuntaskan? Mungkin puluhan bahkan ratusan ribu. Dalam 6 jam, berapa banyak interaksi dan kemesraan yang bisa kita bangun bersama keluarga dan anak-anak kita, yang selama ini kehilangan sosok orang tuanya, lantaran para orang tua tenggelam dalam dunia virtualnya!.

Ingatkanlah selalu diri kita masing-masing, bahwa 6 jam yang kita habiskan setiap hari itu, kelak akan dihisab dan dimintai pertanggungjawabannya di Padang Mahsyar nanti.

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ 

Artinya:

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya: untuk apa ia habiskan?….”  (HR. Al-Tirmidzi).

Semoga kita semua bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dalam berinteraksi dengan semua kemajuan teknologi ini, agar teknologi yang maju ini justru menjalani jalan kemudahan bagi kita untuk meraih Surga Allah Azza wa Jalla.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.