spot_img

Khutbah Jum’at: ‘Jangan Berlebih dalam Berislam!’ (Edisi 031, Jum’at 24 Rabiul Awal 1446 H)

mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan judul ‘Jangan Berlebih dalam Berislam’ (Edisi 031, Jum’at 24 Rabiul Awal 1446 H).

Naskah Selengkapnya:

“JANGAN BERLEBIH DALAM BERISLAM!”

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, yang tak henti-hentinya melimpahkan karunia kepada kita semua, termasuk salah satu karunia dan nikmat terbesarNya untuk kita, bahkan untuk kemanusiaan, yaitu diutusnya Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembawa cahaya petunjuk paling paripurna dan sempurna, yaitu Islam.

Shalawat dan salamlah sepenuh-penuh hati kita ucapkan untuk Baginda Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga dengan itu kita semua dipantaskan untuk berjumpa dan bersama beliau di Hari Akhir nanti, di dalam Surga Allah Ta’ala.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang sangat mencintai kita umatnya. Kasih sayang beliau kepada kita begitu besar, karena beliau selalu menginginkan keselamatan dan kebahagiaan untuk kita semua di dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya:

“Sungguh benar-benar telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian, sangat berat baginya apa yang kalian derita, (ia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untuk kalian, (ia juga) sangat santun dan penyayang kepada orang-orang mukmin.” (Surah al-Taubah: 128).

Dengan gambaran sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seperti ini, maka menjadi sangat logis ketika beliau sepanjang hayatnya berusaha menyampaikan pesan, nasihat dan wasiat untuk keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Tidak ada satu jalan selamat dan bahagia, melainkan semuanya telah beliau sampaikan. Tidak ada satu pun sebab binasa dan sengsara, melainkan telah beliau ingatkan semuanya.

Sehingga saat beliau wafat, semua petunjuk itu beliau tinggalkan dalam keadaan jelas dan terang benderang, tidak ada yang beliau rahasiakan kepada orang-orang khusus, bahkan termasuk kepada keluarganya. Tidak ada ajaran dan petunjuk yang harus diketahui oleh semua manusia hingga kapanpun yang beliau titipkan khusus kepada Ahlul Baitnya. Tidak ada sama sekali. Bahkan yang mengklaim seperti itu sebenarnya telah menuduh bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianati amanah Allah untuk umat manusia.

 Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Salah satu bukti cinta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita adalah ketika beliau selalu mengingatkan dan mengingatkan agar kita menjaga kemurnian Tauhid dan mewaspadai semua bentuk kesyirikan. Kenapa? Karena beliau sendiri diingatkan dan diultimatum oleh Allah Ta’ala:

وَلَقَدۡ أُوحِيَ إِلَيۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكَ ‌لَئِنۡ ‌أَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Artinya:

“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu (wahai Muhammad) dan kepada (para nabi) sebelummu (bahwa: ‘Sungguh jika kamu melakukan kesyirikan, niscaya amalmu akan terputus dan kamu pasti termasuk orang-orang yang merugi’.” (Surah al-Zumar: 65).

Begitu dahsyat bahaya kesyirikan itu, sehingga manusia mulia seperti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saja jika melakukannya, maka pasti seluruh amal shalih dan kebaikannya akan habis terputus di sisi Allah Ta’ala. Apalagi jika yang melakukannya hanya seorang syekh, kiai, ustadz atau keturunan Nabi?.

Itulah sebabnya, sekali lagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berulang kali dalam berbagai bentuk, selalu mengingatkan kita untuk menjaga kekayaan bernama Tauhid ini dan menjauhi segala kesyirikan sekecil apapun itu.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Di antara wasiat dan petuah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ini adalah peringatan beliau agar kita tidak terjatuh dan terjebak dalam sikap ghuluw atau berlebih-lebihan dalam beragama, terutama dalam menghormati orang-orang shalih, termasuk manusia semulia Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Silahkan memuliakan. Silahkan menghormati. Tapi jangan sampai semua itu menjerumuskan kita dalam kesyirikan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‌إِيَّاكُمْ ‌وَالْغُلُوَّ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ

Artinya:

“Jauhilah oleh kalian sikap ghuluw itu, karena yang membinasakan orang-orang sebelum kalian tidak lain adalah sikap berlebihan (mereka) dalam beragama.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هَلَكَ ‌الْمُتَنَطِّعُونَ قَالَهَا ثَلَاثًا

Artinya:

“Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Beliau mengulanginya 3 kali. (HR. Muslim).

Dalam kedua hadits ini, dengan penuh kasih sayangnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita semua untuk tidak berlebih-lebihan dalam beragama, karena model beragama seperti ini akan membinasakan kita. Berislamlah secara proporsional, sesuai dengan dalil dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita:

لَا ‌تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Artinya:

“Janganlah kalian melebih-lebihkan aku seperti orang-orang Nasrani melebih-lebihkan putra Maryam. Karena aku tidak lain adalah hambaNya, maka katakanlah (bahwa aku adalah): ‘hamba dan utusan Allah’.” (HR. Al-Bukhari).

Pesan Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan beberapa hal penting untuk kita, yaitu:

Pertama, akar utama dan asal mula kesesatan orang-orang Nashara adalah ketika mereka memperlakukan dan memosisikan Nabi Isa ‘alaihissalam yang juga tidak lebih dari manusia ciptaan Allah Ta’ala, melebihi posisi dan kapasitasnya sebagai seorang hamba dan utusan Allah Ta’ala.

Sikap ekstrim yang berlebihan itu menyebabkan mereka menganggap beliau sebagai satu dari 3 oknum yang mereka pertuhankan. Kekaguman dan kecintaan mereka yang berlebihan dan melampaui batas pada Nabi Isa-lah yang membuat mereka justru tersesat, bahkan kafir terhadap Allah Ta’ala.

Kedua, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menduga, bahwa di antara umatnya akan ada kelompok yang akan terjebak dan mengikuti cara beragama orang-orang Nashara itu. Cara agama yang berlebihan dalam mencintai, memuliakan dan mengagungkan sosok yang dianggap mulia. Karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita sedini mungkin tentang bahaya sikap seperti itu.

Karena itu, jamaah yang dimuliakan Allah, cintailah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, muliakanlah beliau, agungkan dan amalkanlah sunnah-sunnahnya, tapi janganlah melampaui batas dalam cinta itu. Janganlah meyakini bahwa beliau mengetahui perkara gaib, bahwa beliau hadir dalam perayaan-perayaan maulid, atau keyakinan yang semacamnya. Karena itu semua justru sikap berlebihan yang dibenci oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam!

Kaum muslimin yang berbahagia!

Dalam kesempatan lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyoroti perilaku kaum Yahudi dan Nasrani yang terlalu mengkultuskan kuburan-kuburan para nabi dan orang shaleh di kalangan mereka. Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَعْنَةُ ‌اللَّهِ ‌عَلَى ‌الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ (خ)

Artinya:

“Semoga laknat Allah untuk kaum Yahudi dan Nasrani, (karena) mereka telah menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai masjid/tempat beribadah.” (HR. Al-Bukhari).

Begitulah, pada mulanya kuburan-kuburan para nabi dan orang shaleh itu dikunjungi dengan dorongan rasa cinta dan penghormatan, tetapi Syaitan memanfaatkan itu dengan membisikkan pada mereka untuk melakukan ritual-ritual tambahan, seperti berdoa, meminta berkah, meyakini adanya pahala atau keutamaan tertentu, sampai memberikan persembahan. Semua ini perlahan-lahan menodai kemurnian Tauhid kepada Allah. Itulah sebabnya, perilaku semacam ini dilaknat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 Maka, kaum muslimin yang berbahagia, jika kita semua benar-benar mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika kita semua ingin dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka terimalah pesan cinta Baginda Rasul ini. Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.

Berislamlah dengan cara yang proporsional, patuhilah batasan-batasan yang beliau tetapkan, jangan melampaui dan melanggar batasan itu. Semoga itu melayakkan kita semua berjumpa dengan beliau di Akhirat nanti, insya Allah.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

Kaum muslimin yang berbahagia!

Perhatikanlah kembali pandangan-pandangan dan amalan-amalan yang selama ini kita yakini dan kerjakan: apakah semuanya sudah sesuai dengan ruh Tauhid yang menjadi inti dari semua ibadah dan penghambaan kita kepada Allah? Atau jangan-jangan ada noda syirik yang melekat padanya, yang akan menghancurkan keIslaman kita sendiri.

Betapa menyedihkannya nasib kita, di dunia ini kita capek mengamalkan banyak amal dan ritual yang kita kira dicintai Allah dan RasulNya, namun di akhirat nanti ternyata kita terusir dan tidak dianggap oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai umatnya. Wallahul musta’an.

Karena itu, marilah bersungguh-sungguh belajar Islam dari sumbernya yang terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan. Marilah bersungguh-sungguh belajar Islam dengan cara dan metodologi yang benar, seperti yang diamalkan oleh para Sahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

  رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:

BSI: 2422554558 atas nama Media MIM

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.