mim.or.id – Kami kembali menyajikan Khutbah Jum’at yang berjudul ‘Jangan Pernah Kehilangan Harapan!’ (Edisi 027, Jum’at 25 safar 1446 H).
Naskah selengkapnya
“JANGAN PERNAH KEHILANGAN HARAPAN!“
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, yang kasih sayangNya Mahaluas, yang tak henti-hentinya memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki catatan perjalanan kehidupan kita di dunia ini.
Allah Ta’ala sudah pasti Maha mengetahui betapa banyak dosa dan lalai yang telah kita lakukan. Allah Ta’ala sudah pasti Maha melihat semua maksiat dan kedurhakaan yang telah kita kerjakan hingga detik ini. Tapi, meski dengan semua dosa dan maksiat yang bertabur dalam diri kita, Dia, Allah yang Maha Pengasih itu masih berkenan memberikan kesempatan demi kesempatan bagi kita untuk bertaubat dan memperbaiki semua kesalahan itu. Walhamdulillah awwalan wa akhiiran…
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Karena itu, putus asa dan kehilangan harapan adalah sesuatu yang terlarang dalam kehidupan seorang muslim. Sebab di sepanjang hidupnya, ia sepenuhnya bergantung dan menggantungkan seluruh aspek hidupnya tanpa kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Itulah sebabnya, meskipun seorang muslim berusaha menempuh semua bentuk usaha dan ikhtiar demi mendapatkan impiannya, tapi ia tidak pernah mengandalkan usaha dan ikhtiarnya sendiri. Karena ia meyakini: Allahlah yang menentukan segalanya, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Begitu pula saat ia terjebak dalam masalah dan kesulitan. Walaupun semua pintu tampak telah tertutup. Meskipun dalam hitungan manusia, tidak ada lagi peluang dan harapan, namun seorang muslim selalu -dan sepatutnya- tidak boleh putus asa dan menutup pintu harapan dalam hati dan pikirannya. Karena Allah Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Mahakuasa melarangnya untuk kehilangan harapan dan optimisme.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya:
“Dan janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.” (Surah Yusuf: 87)
Melalui ayat ini, Allah Ta’ala menyampaikan kepada kita pesan yang disampaikan oleh Nabi Ya’qub ‘alaihissalam kepada anak-anaknya saat menyuruh mereka mencari adik mereka, Yusuf ‘alaihissalam, yang hilang dan dihilangkan oleh saudara-saudaranya sendiri!
Coba bayangkan, betapa berat situasi hati dan jiwa Nabi Ya’qub ‘alaihissalam saat mendapat berita bohong bahwa putranya, Yusuf telah dimangsa oleh serigala! Begitu beratnya hingga ia kehilangan penglihatannya. Tapi lihatlah, Nabi Ya’qub tidak pernah kehilangan harapan pada Allah. Kesedihannya yang mendalam tidak menjadi alasan untuk memadamkan api harapannya kepada Sang Pengatur alam semesta.
Bahkan Nabi Ya’qub ‘alaihissalam yang buta dan diliputi duka kehilangan itu justru mengajarkan optimisme kepada anak-anaknya:
وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya:
“Dan janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.” (Surah Yusuf: 87)
Maka tidak mengapa bersedih, karena sedih itu manusiawi. Tidak masalah kita menangis, karena menangis pun manusiawi. Tapi jangan sampai kesedihan hati dan tangisan itu menghapuskan harapan dan optimisme kita kepada Allah Ta’ala, seberat apapun masalah dan cobaan yang melintang di depan mata.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Artinya:
“Dan tidaklah putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat.” (Surah al-Hijr: 56)
Maka, putus asa dari rahmat Allah Ta’ala adalah ciri dan karakter manusia-manusia yang tersesat dari jalan Allah.
Hamba-hamba yang mengenal dan meyakini kemahabesaran Allah Azza wa Jalla, meyakini bahwa Allah Mahakuasa untuk melakukan apa yang dianggap mustahil oleh manusia, bahwa Allah Maha luas rahmat dan kasih sayangNya, lagi Maha Adil; seharusnya tidak layak berputus asa.
Sejarah kehidupan manusia sudah membuktikan begitu banyak tentang itu. Tentang bagaimana Allah Ta’ala menghadirkan jalan keluar bagi hamba-hambaNya dari sisi yang tak pernah terduga dan diperhitungkan, bahkan dianggap mustahil.
Nabi Nuh ‘alaihissalam diselamatkan dengan bahtera yang dibuat di puncak gunung. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diselamatkan dengan diubahnya tabiat api yang panas menjadi dingin. Nabi Musa ‘alaihissalam diselamatkan dengan sebilah tongkat yang berubah menjadi ular dan dipukulkan ke tepi laut hingga laut itu terbelah menjadi sebuah jalan yang layak digunakan. Dan banyak lagi yang tak terhitung.
Semua itu menjadi penguat keimanan dan keyakinan kita, agar kita tidak pernah menghapus harapan dan optimisme terhadap keMahabesaran dan keMahakuasaan Allah. Tidak pernah putus asa terhadap jalan-jalan kemudahan yang dikaruniakan-Nya, yang akan hadir setelah semua kesulitan yang ditakdirkanNya.
Allah Ta’ala mengingatkan kita:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا * إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya:
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Surah al-Syarh: 5-6)
Jalan keluar dari Allah akan datang setelah kita memasrahkan diri hanya kepada Allah Ta’ala dalam setiap kesulitan dan masalah kita. Setelah kita menangis memelas meminta rahmat dan kasihNya, meminta jalan keluar dan pertolonganNya. Setelah kita memutuskan semua harapan kepada sesama makhluk, dan hanya menggantungkannya pada Sang Khaliq, Allah Azza wa Jalla. Setelah kita putus asa dari semua manusia, dan hanya optimis berharap hanya kepada Allah Ta’ala. Pada saat itulah, insya Allah, pertolongan dan jalan keluar dari Allah akan terbuka.
Allah Ta’ala menjelaskan bagaimana pertolongan-Nya kepada para rasul itu datang di puncak pupusnya harapan itu:
حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ
Artinya:
“Hingga ketika para rasul itu mulai berputus asa dan mengira bahwa mereka telah didustakan, datanglah pertolongan Kami, hingga Kami-pun menyelematkan siapa yang Kami kehendaki, sementara adzab Kami tidak dapat dicegah dari kaum yang berbuat kejahatan.” (Surah Yusuf: 110)
Maka berhentilah pesimis dan teruslah optimis, karena jalan keluar itu mungkin hanya berjarak beberapa langkah lagi di depan sana, dan tidak jauh lagi, insya Allah.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Hari-hari ini, setidaknya ada 2 peristiwa besar di tengah kita yang menguji kebesaran harapan dan kekuatan optimisme kita pada pertolongan Allah Ta’ala:
Pertama, tragedi penjajahan Zionis Yahudi kepada saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza dalam kurang lebih 300 hari belakangan ini. Nyaris tidak ada lagi bangunan yang berdiri sempurna di sana. Ribuan anak-anak menjadi korban kebiadaban penjajah licik Zionis itu.
Semua yang kita saksikan benar-benar menguji keyakinan kita pada janji Allah Ta’ala tentang kemenangan dan pertolonganNya. Dan itulah pelajaran terpenting yang diajarkan oleh kaum muslimin Palestina kepada kita. Ketegaran mereka untuk tetap kokoh berdiri selama lebih dari 300 hari itu tidak mungkin terjadi jika mereka tidak punya harapan dan optimisme kepada janji Allah Ta’ala, dan bahwa semua yang mereka alami saat ini hanyalah pra-syarat untuk memantaskan diri menerima kemenangan itu tidak lama lagi, insya Allah.
Kedua, tragedi politik dan hukum yang dipermain-mainkan dan dilecehkan di negeri kita hingga saat ini demi kepentingan pihak tertentu yang haus dan rakus kekuasaan. Tragedi ini bisa jadi juga menyebabkan banyak dari kita yang seperti kehilangan harapan terhadap masa depan bangsa dan negara ini.
Tapi, hari ini dan seterusnya, kita harus terus belajar untuk yakin dan optimis bahwa jalan keluar itu pasti ada, pasti hadir saat kita memang memenuhi syarat untuk menerimanya, dengan cara memperbaiki kualitas dan kuantitas hubungan kita dengan Allah Azza wa Jalla. Harus yakin dan optimis, bahwa yang zhalim pasti akan tumbang, yang culas dan curang pasti akan mendapatkan balasan setimpalnya. Dan itu mungkin tidak lama lagi, karena Sunnatullahnya memang seperti itu sejak dahulu.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:
BSI: 2422554558 atas nama Media MIM