mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘Kita Berjalan Menuju Akhirat’ Edisi 055, 14 Ramadhan 1446 H.
Untuk selengkapnya:

‘KITA BERJALAN MENUJU AKHIRAT‘
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang berbahagia!
Sejak kita dilahirkan dan keluar dari rahim ibunda kita, sesungguhnya kita telah menjadi seorang musafir yang harus menempuh perjalanan menuju Allah dan Negeri Akhirat. Siapapun yang ditakdirkan hadir di muka bumi ini, maka ia tidak punya pilihan selain menyelesaikan perjalanan ini.
Sebuah perjalanan yang batas waktunya sesuai dengan kadar umur dan usia yang Allah Ta’ala berikan kepada kita di dunia ini. Maka siang dan malam yang silih berganti, pekan demi pekan, bulan demi bulan hingga menjadi tahun demi tahun, semua itu ibarat terminal-terminal persinggahan kita, yang pada akhirnya membawa kita pada ujung perjalanan ini, yang bernama kematian.
Karena itu, usia dunia kita, entah itu panjang atau pendek, itulah satu-satunya kesempatan untuk bekerja dan berusaha. Dan hasil usaha itulah yang akan menentukan kisah kita selanjutnya di Negeri Akhirat.
Allah Ta’ala berfirman:
Artinya:
“Wahai sang insan! Sesungguhnya engkau telah bekerja keras (di dunia ini) menuju (pertemuan dengan) Tuhanmu. Maka engkau pasti akan menemuiNya.” (Surah al-Insyiqaq: 6).
Ketika menafsirkan dan menjelaskan ayat ini, Imam al-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa maknanya adalah:
“Wahai sang insan, sesungguhnya engkau sedang melakukan amal perbuatan menuju pertemuan dengan Tuhanmu. Dan engkau pasti akan menemui-Nya, entah itu dengan membawa amal baikmu atau amal burukmu. Karenanya, berusahalah agar amalmu itu dapat menyelamatkanmu dari kemurkaan-Nya dan melayakkanmu mendapat ridha-Nya. Dan jangan sampai amalmu menyebabkan engkau mendapat murka-Nya, hingga engkau jadi binasa.
Maka orang yang beruntung dan cerdas adalah dia yang bersungguh-sungguh menyelesaikan episode-episode umurnya dengan yang membuatnya beruntung di Akhirat dan membuat Tuhannya ridha kepadanya. Seperti itulah langkahnya hingga selesai episode keberadaannya di dunia ini dengan baik…
Dan engkau harus menjauhi jalan manusia-manusia lalai yang sesat, yang semakin panjang dan lama berada di dunia ini justru semakin bertambah dosa dan keburukannya, serta semakin jauh dari Sang Maha kuasa dan Maha mengetahui. Hingga saat tiba di Negeri Akhirat, mereka tiba sebagai manusia-manusia bangkrut, wal ‘iyadzu billah.”
Demikian nasihat imamnya para ulama tafsir, Imam al-Thabari rahimahullah.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah menggambarkan, bahwa pada dasarnya kita manusia ini, kita para musafir Negeri Akhirat ini, hanya ada kelompok:
Kelompok Pertama, adalah manusia-manusia yang sedang menempuh perjalanan menuju kampung segala kesengsaraan, yaitu Neraka Allah Ta’ala. Kelompok ini semakin jauh menempuh dan menyelesaikan episode dunianya, semakin dekat pula mereka dengan kampung kesengsaraan bernama Neraka itu. Semakin lama hidup di dunia, mereka justru semakin jauh dari Allah dan menjauh dari Surga-Nya.
Sehingga di sepanjang perjalanan dunia itu, kehidupan mereka diliputi oleh kemurkaan Allah Ta’ala terhadap mereka. Tentang kelompok ini, Allah Azza wa Jalla menggambarkan akhir episode mereka dalam Surah al-Naba’:
ﵟإِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتۡ مِرۡصَادٗا 21 لِّلطَّٰغِينَ مَـَٔابٗا 22 لَّٰبِثِينَ فِيهَآ أَحۡقَابٗا 23 لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرۡدٗا وَلَا شَرَابًا 24 إِلَّا حَمِيمٗا وَغَسَّاقٗا 25 جَزَآءٗ وِفَاقًا 26 إِنَّهُمۡ كَانُواْ لَا يَرۡجُونَ حِسَابٗا 27 وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا كِذَّابٗا 28 وَكُلَّ شَيۡءٍ أَحۡصَيۡنَٰهُ كِتَٰبٗا 29 فَذُوقُواْ فَلَن نَّزِيدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا 30 ﵞ
Artinya:
“Sesungguhnya (neraka) Jahanam itu (merupakan) tempat mengintai (bagi penjaga neraka), (dan) menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. Sesungguhnya mereka tidak pernah mengharapkan (hari) perhitungan. Mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami. (Padahal) segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab (catatan amal manusia). Oleh karena itu, rasakanlah! Tidak akan Kami tambahkan kepadamu, kecuali azab.” (Surah al-Naba’: 21-30).
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Adapun Kelompok Kedua, adalah manusia-manusia yang melintasi episode-episode dunia ini dengan menjadikan Allah Ta’ala sebagai tujuannya, dan Surga Firdaus sebagai destinasi terakhirnya. Tapi mereka bukanlah sekumpulan manusia tanpa dosa. Mereka bukanlah manusia yang tidak pernah tergelincir dalam kesalahan. Mereka terkadang, bahkan seringkali, tergelincir dalam lalai dan dosa, tapi mereka selalu berusaha bangkit dan bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Tentang kelompok kedua ini misalnya, Allah Ta’ala menggambarkan salah satu balasan indah-Nya untuk mereka:
ﵟإِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا 31 حَدَآئِقَ وَأَعۡنَٰبٗا 32 وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابٗا 33 وَكَأۡسٗا دِهَاقٗا 34 لَّا يَسۡمَعُونَ فِيهَا لَغۡوٗا وَلَا كِذَّٰبٗا 35 جَزَآءٗ مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابٗا 36ﵞ
Artinya:
“Sesungguhnya untuk orang-orang yang bertaqwa itu ada kemenangan (Surga). (Yaitu) kebun-kebun dan buah-buah anggur, serta bidadari-bidadari jelita yang sebaya, dan gelas-gelas yang penuh (dengan minuman). Di sana mereka tidak mendengarkan percakapan yang sia-sia, dan tidak pula (perkataan) dusta. (Itu semua) sebagai balasan (dan) pemberian yang berlimpah dari Tuhanmu.” (Surah al-Naba’: 31-36).
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Karena itu, tak henti-hentinya, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengingatkan kita tentang poin ini, yaitu bahwa keberadaan kita di dunia ini dengan semua pencapaian dan keberhasilan kita di sini, dengan semua kegagalan dan kehancuran kita di sini; semuanya hanya sebuah persinggahan dan perlintasan yang takkan pernah abadi.
Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menceritakan:
نَامَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيْرٍ فَقَامَ وَقَدْ أثَّرَ فِيْ جَنْبِهِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً فَقَالَ: مَا لِيْ وَمَا لِلدُّنْيَا ، مَا أَنَا فِيْ الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَترَكَهَا.
Artinya:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tidur di atas sebuah tikar jerami. Lalu beliau terbangun dan tikar itu telah membekas di punggung beliau. Kami pun berkata: ‘Wahai Rasulullah, seandainya boleh kami mengambilkan alas tidur untukmu.’ Namun beliau berkata: ‘Ada (urusan) apa antara aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain seperti seorang pengendara yang sedang berteduh di bawah sebuah pohon, lalu ia berangkat dan meninggalkannya.” (HR. Al-Tirmidzi).
Maka manusia yang cerdas, manusia yang sukses, adalah manusia yang selalu menghadirkan ingatan dan kesadaran ini dalam dirinya. Ingatan bahwa kita hanya sekadar singgah dan melintas di dunia ini. Kesadaran bahwa di sini kita hanya sedang singgah berteduh, untuk selanjutnya pergi meninggalkan semuanya dan berangkat pulang menuju Negeri Akhirat.
Sekali lagi, jamaah sekalian, hari-hari ini kita hanya sedang berjalan menuju Akhirat, dimana setiap kita akan mempertanggungjawabkan semua yang telah kita perbuat, untuk kemudian menerima balasannya yang setimpal di sana.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Tidak terasa, kita sudah hampir menyelesaikan separuh perjalanan kita bersama Ramadhan. Telah berlalu separuh dari bulan mulia ini, dan yang tersisa tinggal setengahnya lagi; itupun jika Allah Ta’ala masih panjangkan umur kita hingga di penghujungnya.
Seperti inilah sifat dan tabiat hari-hari dunia ini. Semuanya serba tidak terasa. Tidak terasa kita telah tamat SD, tidak terasa kita telah kuliah dan bekerja, tidak terasa kita akhirnya menikah dan punya anak, hingga akhirnya tidak terasa sudah waktunya untuk pergi meninggalkan dunia ini.
Ketidakterasaan inilah yang membuat banyak manusia lupa menyiapkan bekal pulangnya menuju Akhirat. Itulah sebabnya, kita selalu membutuhkan nasihat demi nasihat dalam hidup kita. Nasihat yang selalu mengingatkan kita bahwa ada kehidupan Akhirat yang harus lebih diprioritaskan persiapannya daripada apapun.
Allah Ta’ala mengingatkan:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى
Artinya:
“Dan sungguh Akhirat itu jauh lebih baik untukmu daripada Dunia ini.” (Surah al-Dhuha: 4).
Semoga kita selalu ingat akan hal itu!
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ