spot_img

Khutbah Jum’at: Pinjol Membawa Sengsara (Edisi 063, 4 Dzulqa’adah 1446)

mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘PINJOL MEMBAWA SENGSARA’ (Edisi 063, 4 Dzulqa’adah 1446).

Naskah selengkapnya:

‘Pinjol Membawa Sengsara’

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا

شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Segala puji tidak henti-hentinya kita ungkapkan hanya kepada Allah Azza wa Jalla, yang selalu melimpahkan rahmatNya yang Mahaluas untuk kita, termasuk kasih sayangNya dalam bentuk hidayah dan petunjuk kebahagiaan kita di dunia hingga ke akhirat.

Semua petunjuk dan hidayahNya yang disampaikan melalui Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepenuhnya dimaksudkan untuk keselamatan dan kebahagiaan kita. Semuanya demi menyelamatkan kita dari berbagai bentuk kesengsaraan yang membinasakan.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Fenomena Pinjol atau pinjaman online dalam beberapa waktu terakhir semenjak kemunculannya, harus diakui sudah menjadi salah satu sumber krisis dan tragedi dalam kehidupan masyarakat kita. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat Pinjol, dan jika mengikuti teori gunung es, maka jumlah korban yang tidak terekspos ke publik pasti jauh lebih banyak lagi.

Namun yang lebih miris adalah bahwa korban-korban pinjol itu sampai menyebabkan jatuhnya korban nyawa. Bahkan, beberapa waktu lalu, satu keluarga sepakat untuk melakukan bunuh diri di Tangerang lantaran terjerat dan terlilit pinjaman online.

Metro TV melaporkan bahwa dalam kurun waktu 2019 sampai 2023 saja setidaknya ada 51 kasus bunuh diri akibat pinjaman online. Dan ini-sekali lagi-hanya kasus yang terungkap ke publik. Wallahul Musta’an.

Situs Kompas misalnya pernah melaporkan kisah tragis seorang ibu yang harus menanggung hutang pinjol anaknya, padahal awalnya hanya meminjam 2 atau 3 juta dari penyedia pinjol. Tapi hutang itu terus berbunga hingga nyaris mencapai 2 milyar rupiah! Belum teror yang dilancarkan oleh penyelenggara pinjol, yang sampai pada level menyebarkan informasi pinjol itu kepada semua orang yang kita kenal untuk mempermalukan sang peminjam.

Yang mengejutkan, jamaah sekalian, bahwa ternyata sebagian orang yang melakukan pinjol ini ternyata ditujukan untuk melunasi hutang lain yang digunakan untuk bertaruh dan berjudi di situs-situs judi online. Maka bertemulah antara judol (judi online) dengan pinjol (pinjaman online), wallahul Musta’an.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Padahal kita tidak pernah dan tidak boleh ragu sedikitpun bahwa pinjol itu adalah riba yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Para ulama mengatakan, diantara begitu banyak dosa, dosa riba inilah yang paling mengerikan gambaran keburukan dan ancamannya di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Ta’ala misalnya berfirman di dalam al-Qur’an:

﴿الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ 

Artinya:

“Orang-orang yang mengonsumsi riba, mereka tidak akan bangkit berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang dikuasai Syetan akibat kerasukan. Itu disebabkan karena mereka mengatakan bahwa jual beli itu sama saja dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka siapa saja yang telah datang padanya peringatan dari Tuhannya, lalu ia berhenti (dari riba), maka ia boleh mengambil apa yang telah lalu, dan urusannya (diserahkan) kepada Allah. Namun siapa kembali (melakukan riba), maka mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (Surah al-Baqarah: 275).

Melalui ayat ini, Allah Ta’ala menggambarkan kepada kita bagaimana akhir cerita seorang pemakan riba di akhirat nanti:

Pertama, ia akan dibangkitkan dalam keadaan yang mengerikan selayaknya orang gila yang kesurupan.

Sa’id bin Jubair rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan: “Seorang pemakan riba itu kelak akan dibangkitkan pada hari kiamat seperti orang gila yang tercekik.”

Adh-Dhahhak rahimahullah menjelaskan ayat ini dengan mengatakan: “Siapa saja yang mati dalam keadaan mengonsumsi riba, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan linglung seperti orang yang dirasuki oleh Syetan.”

Meskipun faktanya, semua orang yang terlilit dalam pinjaman online atau bentuk riba apapun, kehidupannya di dunia ini dipenuhi dengan kegelisahan. Bahkan tidak jarang mereka seperti manusia linglung yang hidup penuh depresi. Inilah yang namanya sengsara di dunia sebelum di akhirat. Wal ‘iyadzu bilLah.

Lalu yang kedua, jika seorang pemakan riba itu sudah diingatkan, namun ia tetap mengulangi transaksi ribanya, maka jika ia melakukannya karena meyakini riba itu halal, ia akan kekal selama-lamanya di dalam Neraka, karena telah menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah Ta’ala.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!

Tidak hanya itu, secara lebih terperinci, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam lingkaran transaksi riba itu dilaknat oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadits dinyatakan:

لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ‌آكِلَ ‌الرِّبَا وَمُوكِلَهُ، وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ

Artinya:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi makannya, tukang catatnya, serta kedua saksinya. Beliau mengatakan: ‘Mereka semua sama saja.’” (HR. Muslim).

Bayangkanlah seberapa besar dan beratnya dosa riba itu, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat lembut dan penuh kasih sayang itu sampai melaknat semua pihak yang terlibat dalam lingkaran transaksi riba tersebut!

Artinya, pihak yang memakan riba, yang memberikan riba, yang terlibat dalam proses adminstrasinya, termasuk saksi-saksi dan petugas lainnya; semuanya dilaknat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semuanya terancam dengan adzab yang Allah siapkan untuk pelaku riba, di dunia ini maupun di akhirat nanti.

Tidak hanya itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan riba sebagai salah satu dari 7 hal yang paling membinasakan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. Beliau mengatakan:

اجْتَنِبُوا ‌السَّبْعَ ‌الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: (الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ).

Artinya:

Jauhilah oleh kalian 7 perkara yang paling membinasakan.”  Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa saja itu?” Beliau menjawab: “Melakukan syirik kepada Allah, perbuatan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita beriman yang terhormat….”  (HR. Bukhari).

Dan begitulah kenyataannya di dunia ini. Para pelaku pinjol seperti yang telah kita sebutkan, menjalani hidup yang menderita di dunia ini sebelum merasakan penderitaan yang lebih menakutkan di akhirat nanti, kecuali jika mereka segera bertaubat dan meninggalkannya.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Yang juga tidak kalah mengerikan sekaligus menjijikkan adalah bahwa ternyata level terendah dari transaksi riba itu disamakan dengan kekejian seorang anak yang menikahi ibu kandungnya sendiri, wal ‘iyadzu bilLah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

الرِّبَا ثَلَاثٌ وَسَبْعُوْنَ بَاباً؛ ‌أَيْسَرُهَا ‌مِثْلُ ‌أنْ ‌يَنْكِحَ ‌الرَّجُلُ أُمَّهُ

Artinya:

“Riba itu ada 73 pintu, yang paling ringannya seperti seorang pria yang menikahi ibunya sendiri.”  (HR. Al-Hakim dengan sanad yang shahih).

Maka, setelah semua penjelasan dan peringatan Allah dan RasulNya ini, semoga hati kita semua terketuk untuk kembali melakukan muhasabah dan introspeksi. Siapapun di antara kita yang sedang terlibat dalam transaksi riba, termasuk transaksi pinjaman online yang marak itu, segeralah bertaubat. Segeralah membulatkan tekad untuk berhenti dan meninggalkannya. Manfaatkan semua regulasi untuk bisa melunasi hutang pinjol itu sesuai nominalnya tanpa bunga. Jika harus dikembalikan dengan bunganya, maka tekadkan hati untuk tidak akan pernah melakukan transaksi riba ini jika Allah mudahkan Anda untuk melunasinya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan bagi siapapun yang terlilit dan terikat beban hutang untuk segera membebaskan diri dari semua jeratan riba yang menyertainya.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Pada akhirnya, diri kita masing-masinglah yang paling bertanggung jawab untuk menjatuhkan pilihan meninggalkan semua bentuk dosa, maksiat dan kemungkaran, termasuk dosa riba dan pinjol. Kita tidak bisa mencegah inovasi-inovasi dosa dan maksiat di dunia ini, tapi kita bisa mengambil keputusan untuk menjauhi dan meninggalkannya.

Bahkan meskipun pemerintah membuat regulasi yang sangat ketat untuk menghalangi berkembangnya kemungkaran itu, namun kemungkaran itu tetap bisa berkamuflase dan menggoda kita untuk terjerumus ke dalamnya.

Itulah sebabnya, tanggung jawab akhir ada pada diri kita masing-masing. Pada saat berhadapan dengan maksiat, pada saat tergoda untuk mengambil pinjol; maka kitalah yang memilih antara melakukannya atau meninggalkannya.

Karena itu, Allah Ta’ala sudah memerintahkan agar kita sendirilah yang harus berusaha keras melindungi diri dari adzabNya yang pedih. Allah Ta’ala berfirman:

﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ﴾ 

Artinya:

“Wahai sekalian orang beriman, lindungilah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan…” (Surah al-Tahrim: 6)

Semoga Allah Azza wa Jalla selalu memberikan kekuatan jiwa untuk kita semua menjauhkan diri dari semua jalan yang akan menjerumuskan kita ke dalam jurang Jahannam.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.