mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘ZINA SEMAKIN MENGERIKAN!’ (Edisi 051, 15 Sya’ban 1446 H).
Untuk naskah selengkapnya:

‘ZINA SEMAKIN MENGERIKAN!‘
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang berbahagia!
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang mengaruniakan kepada kita hidayah Islam sebagai satu-satunya pedoman hidup yang akan memuliakan kita sebagai manusia di dunia ini maupun di akhirat kelak. Kita meyakini bahwa hidup dalam panduan Allah dan RasulNya adalah satu-satunya cara untuk menjaga kehormatan manusia dan mewujudkan kebahagiaan sejati untuk mereka di dunia ini dan di akhirat nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Salah satu fenomena yang sangat luar biasa memprihatinkan di kehidupan kita hari-hari ini adalah betapa merebaknya perzinahan di berbagai kalangan dan level masyarakat kita. Mulai dari anak sekolahan sampai orang-orang tua, mulai dari para pekerja lapangan hingga pegawai kantoran dan para pejabat. Perzinahan itu kini menjadi kejahatan dan kemaksiatan yang dinormalisasi.
Fenomena perselingkuhan misalnya sudah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Perselingkuhan yang sebenarnya adalah perzinahan terjadi dengan begitu mudahnya. Antara teman kantor, antara atasan dan bawahan, antara teman sekolah dulu, antara tetangga, dan berbagai macam jalan syetan yang selalu saja ada untuk menjerumuskan manusia dalam perzinahan dengan label “perselingkuhan”.
Belum lagi perzinahan yang berawal dari kecanduan pornografi di media-media online. Para pelacur dengan tanpa ada rasa malu sedikitpun menjajakan diri di berbagai platform. Bahkan yang lebih dari itu, sebagian para pelacur itu bahkan dijadikan selayaknya selebritis dan tokoh publik yang diundang berbicara di depan publik.
Hari-hari ini, bahkan para pezina itu dengan tanpa malu sedikit pun memamerkan kehidupan kumpul kebonya dengan pasangan zinanya di media-media online. Wallahul Musta’an!
Jamaah yang dimuliakan Allah Ta’ala!
Karena itu, melalui mimbar mulia ini, kami mengingatkan kita semua bahwa para pelaku perzinahan itu adalah orang-orang yang sebenarnya sedang melakukan upaya perusakan dan pembocoran terhadap bahtera kehidupan sosial-masyarakat kita. Jika didiamkan dan dibiarkan, maka suatu hari ini kita akan menyaksikan kehancuran bahtera kehidupan sosial-masyarakat kita, kehancuran bangsa dan peradaban kita.
Itulah sebabnya, sebagai langkah awal untuk mencegah itu, kita harus kembali melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Kita harus kembali meluruskan cara pandang kita dan masyarakat bahwa perzinahan itu adalah sebuah kejahatan dan perbuatan nista. Bahwa perzinahan itu adalah aib yang selalu memalukan meski dibungkus dengan istilah yang lebih halus, seperti “perselingkuhan”!
Coba kita renungkan kembali Firman Allah Ta’ala dalam Surah al-Furqan ayat 68-70 yang menggambarkan sifat hamba-hambaNya yang beriman:
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا * يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا * إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya:
“Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa. Baginya akan dilipatgandakan azab pada hari Kiamat dan dia kekal dengan azab itu dalam kehinaan. Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Coba perhatikan dan renungkan-Jamaah sekalian-bagaimana Allah Ta’ala menggandengkan perbuatan zina dengan dosa paling besar-yaitu menyekutukan Allah Ta’ala– dan tindakan pembunuhan!
Apa artinya ini? Artinya perbuatan zina itu dosanya di sisi Allah tidak main-main. Jika kita misalnya selama ini memandang betapa jahat dan kejinya seseorang yang membunuh orang lain, maka kita tidak boleh lupa: bahwa perbuatan zina juga tidak kalah jahat dan kejinya daripada membunuh orang lain. Perzinahan tetaplah sebuah dosa, meski dilakukan atas nama cinta dan suka sama suka!
Menegaskan itu, saat ditanya tentang apa dosa yang paling besar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawabnya:
«أَنْ تَجْعَلَ للهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ»…قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «وَأَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ»، قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
“Engkau menyekutukan Allah padahal Dialah yang menciptakanmu”. Lalu aku (Abdullah bin Mas’ud) bertanya: “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab: “Engkau membunuh anakmu karena takut tak memberinya makan bersamamu.” Lalu aku bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab: “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Betapa tegas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikannya kepada kita. Menyekutukan Allah, membunuh anak sendiri dan berzina dengan istri sah orang lain. Semuanya adalah dosa sangat besar di sisi Allah.
Karena itu -kaum muslimin yang dimuliakan Allah-, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan:
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ: شَيْخٌ زَانٍ، وَمَلِكٌ كَذَّابٌ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ (رواه مسلم)
Artinya:
“Ada 3 manusia yang takkan diajak berbicara dan tidak disucikan oleh Allah pada Hari Kiamat, Allah tidak akan melihat mereka, dan mereka pasti mendapatkan adzab yang sangat menyakitkan, (yaitu): seorang yang berumur tapi berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR. Muslim)
Maka jika kita semua memandang jijik pada seorang penguasa yang selalu berdusta dan membohongi rakyatnya, ternyata yang kita lupakan adalah bahwa ternyata seorang pelaku zina telah diancam oleh Allah Ta’ala dengan hukuman dan adzab yang sama dengan penguasa yang pembohong!
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!
Itulah sebabnya, hukuman duniawi seorang pelaku zina dalam Islam adalah hukuman yang sangat berat.
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya:
“Wanita pezina dan pria pezina itu, maka cambuklah setiap masing-masing mereka 100 cambukan, dan jangan kalian dikuasai rasa kasihan dalam (melaksanakan) agama Allah jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Akhir, dan hendaknya hukuman itu disaksikan oleh sekelompok kaum beriman.” (Surah al-Nur: 2)
Dan hukuman itu akan semakin berat jika pelaku zina itu adalah pria dan wanita yang telah menikah. Mereka harus ditanam di dalam tanah, lalu dilempar dan dirajam sampai mati!
Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
إِنَّ اللهَ بَعَثَ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم بِالحَقِّ، وَأَنْزَلَ عَلَيْهِ الكِتَابَ، فَكَانَ مِمَّا أَنْزَلَ اللهُ آيَةُ الرَّجْمِ، فَقَرَأْنَاهَا وَعَقَلْنَاهَا وَوَعَيْنَاهَا، رَجَمَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، وَرَجَمْنَا بَعْدَهُ، فَأَخْشَى إِنْ طَالَ بِالنَّاسِ زَمَانٌ أَنْ يَقُولَ قَائِلٌ: وَاللهِ مَا نَجِدُ آيَةَ الرَّجْمِ فِي كِتَابِ اللهِ، فَيَضِلُّوا بِتَرْكِ فَرِيضَةٍ أَنْزَلَهَا اللهُ، وَالرَّجْمُ فِي كِتَابِ اللهِ حَقٌّ عَلَى مَنْ زَنَى إِذَا أُحْصِنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebenaran, dan menurunkan untuknya al-Qur’an. Dan di antara yang diturunkan Allah adalah ayat tentang rajam. Kami pun membacanya dan memahaminya serta meresapinya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melaksanakan rajam, dan kami pun melaksanakannya sepeninggal beliau. Maka aku khawatir jiwa zaman semakin berputar, akan ada yang mengatakan: ‘Demi Allah, kami tidak menemukan ayat rajam di dalam Kitabullah!’, sehingga mereka pun tersesat karena meninggalkan kewajiban (rajam) yang telah diturunkan Allah itu. Dan hukuman rajam di dalam Kitabullah itu adalah wajib untuk orang yang berzina dan sudah menikah, baik pria maupun wanita.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Itulah sebabnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:
لا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ، يَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأَنِّي رَسولُ اللَّهِ، إلَّا بإحْدَى ثَلاثٍ: النَّفْسُ بالنَّفْسِ، والثَّيِّبُ الزَّانِي، والمارِقُ مِنَ الدِّينِ التَّارِكُ لِلْجَماعَةِ.
Artinya:
“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak untuk disembah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali (jika ia melakukan) satu dari 3 hal ini: membunuh (dibalas) dengan hukuman bunuh, pezina yang telah menikah, dan orang yang keluar dari agama serta meninggalkan jamaah (kaum muslimin).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Adapun di Akhirat nanti, secara lebih terperinci tentang adzab dan siksa yang sangat menyakitkan untuk para pelaku perzinahan itu dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang mengisahkan salah satu mimpi beliau pada suatu ketika-dan mimpi para Nabi itu adalah wahyu dari Allah Ta’ala:
أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم أتياهُ مَلَكَانِ في مَنامِهِ، وفيهِ، أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «فَانْطَلَقْنَا، فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ التَّنُّورِ، فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ، قَالَ: «فَاطَّلَعْنَا فِيهِ، فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ، وَإِذَا هُمْ يَأْتِيهِمْ لَهَبٌ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ، فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللهَبُ ضَوْضَوْا قَالَ: «قُلْتُ لَهُمَا: مَا هَؤُلَاءِ؟»، قال: «إِنَّهُمُ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي» (رواه البخاري)
Artinya:
“Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi oleh 2 malaikat dalam mimpinya, lalu beliau berkata: ‘Maka kami pun berangkat, lalu mendatangi sebuah (tempat) seperti sebuah tungku api, ternyata di sana terdengar suara gaduh dan teriakan. Maka kami pun melihat ke dalamnya, ternyata di situ adalah kumpulan pria dan wanita dalam keadaan telanjang, dan mereka didatangi kobaran api dari bawah mereka, dan ketika kobaran api itu mengenai mereka, mereka berteriak mengerang. Aku pun bertanya pada kedua (malaikat itu): ‘Siapa mereka itu?’. (Malaikat) itu menjawab: ‘Mereka itu adalah para pria dan wanita pezina!’” (HR. Al-Bukhari)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Lihatlah betapa mengerikannya hukuman yang Allah siapkan untuk manusia-manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsu syahwatnya!
Betapa mengerikannya hukuman dunia dan akhirat bagi kaum pria dan wanita yang diperbudak oleh nafsu seksualnya hingga tidak lagi peduli lagi yang halal dan yang haram!
Semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita semua dari kekejian zina itu…
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Sebagai pesan penutup, marilah kita renungkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
اضْمَنُوا لِي سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ: اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ، وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ، وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ، وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ (رواه أحمد)
Artinya:
“Jagalah untukku 6 hal pada diri kalian, aku akan menjamin Surga untuk kalian: jujurlah jika kalian berbicara, penuhilah saat kalian berjanji, tunaikanlah jika diberi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan kendalikanlah tangan kalian.” (HR. Ahmad).
Perzinahan hanya bisa dijauhi ketika kita berhasil menjaga kemaluan kita dan menundukkan pandangan kita dari semua yang diharamkan Allah. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjaminkan Surga Allah untuk siapa saja yang berhasil melakukan itu semua.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ