بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kepada kita sebuah kisah yang mashur akhir kehidupan seorang lelaki yang mana kehidupannya ia banyak bermaksiat kepada Allah Subhanahu wata’ala, dan ia mengerjakan sebuah perbuatan yang bisa mendatangkan murka, laknat, serta ancaman siksa neraka yang pedih Allah Subhanahu wata’ala yaitu membunuh jiwa yang tidak berdosa, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya“.(QS. An Nisa:93).
Suatu ketika Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu melihat ka’bah beliau mengatakan:”Betapa agungnya engkau, betapa mulianya engkau namun jiwa seorang muslim disisi Allah lebih agung darimu“,
Lelaki yang diceritakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dia bukan hanya membunuh satu jiwa, Ia telah membunuh 99 jiwa namun Allah Subhanahu wata’ala memberikan petunjuk dan hidayah kepadanya untuk bertaubat dari dosa yang ia lakukan , datanglah ia kepada ahli ibadah, dia menyampaikan kepada seorang ahli ibadah bahwa selama ini dia telah membunuh sebanyak 99 jiwa, seorang ahli ibadah tersebut menganggap bahwa membunuh 99 jiwa termasuk perbuatan yang sangat keterlaluan, setelah mendengar perkataan dari ahli ibadah tersebut yang mengatakan:”Tidak ada lagi tobat dan ampunan bagimu”, maka lelaki yang hendak bertaubat ini kemudian langsung menghunus pedangnya dan membunuhnya, sehingga jiwa yang ia bunuh mencapai 100 jiwa.
Allah Subhanahu wata’ala masih memberikan kepadanya petunjuk untuk bertaubat ia kemudian mendatangi seorang ‘alim, kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:”Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian“.(HR. Tirmidzi). Perumpamaan seorang ‘alim dari seorang abid ibaratnya bulan purnama dibandingkan bintang – bintang yang lain,
Orang ‘alim ini mendengarkan dengan ilmunya pengaduan orang tersebut ia kemudian berkata:”Apa gerangan yang mampu menghalangimu untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala, Allah Subhanahu wata’ala maha penerima taubat, Allah Subhanahu wata’ala maha mengampuni dosa hambanya“.
Dalam hadist qudsi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : (( قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً .
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih).
Kemudian sang ‘alim memberi nasehat orang tersebut untuk meninggalkan kampungnya dan menyuruhnya pergi ke kampung seberang dimana penduduknya rajin beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Diantara sebab seorang ‘alim ini menyuruhnya untuk meninggalkan kampung halamannya karena kampung tempat ia tinggal penduduknya banyak melakukan dosa dan maksiat dan orang tersebut kondisinya masih lemah (Mudah terjatuh kepada dosa). Bukti taubat seorang hamba adalah berhijrah secara sempurna, kemudian dia mengkhawatirkan dirinya kembali kepada perbuatan dosa dari yang ia tinggalkan, sebagaimana kata para ulama:”Barangsiapa yang bertaubat dari sebuah perbuatan dosa dan setelah ia bertaubat maka Allah akan mempermudah untuknya kembali melakukan dosa yang ia telah bertaubat darinya, untuk menguji kejujuran taubat hamba tersebut”,
Ditengah perjalanan, Lelaki ini meninggal dunia lalu turunlah malaikat azab dan malaikat rahmat dan keduanya kemudian berselisih, malaikat rahmat mengatakan:”Orang ini tempatnya disurga, ia meninggalkan kampungnya dalam keadaan hendak bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala”, adapun malaikat azab mengatakan bahwasanya dosa yang ia lakukan sudah terlalu banyak, namun apa yang terjadi turunlah perintah dari Allah Subhanahu wata’ala.
Allah Subhanahu wata’ala mengatakan:”Ukurlah jarak kedua desa tersebut jika ternyata lelaki tersebut lebih dekat dari desa yang ia tinggalkan masukkan ia kedalam neraka, namun jika ia hampir sampai desa yang ia hendak tuju maka masukkan ia kedalam surga”, dan setelah diukur ternyata lelaki ini hampir sampai pada desa yang hendak ia tuju sehingga ia dimasukkan kedalam surga, dalam riwayat yang lain disebutkan Allah berkata kepada desa yang ia tinggalkan:”Menjauhlah engkau”, dan kepada desa yang ia hendak tuju:”Mendekatlah engkau kepadanya”. Tanpa goncangan, dengan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala merahmati satu orang hambanya yang ingin bertaubat kepadanya sehingga ia menutup hidupnya dengan husnul khatimah.
Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)
@Rabu, 8 Rajab 1438 H
Fanspage : Harman Tajang
Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/
Website : https://mim.or.id
Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar
Telegram : https://telegram.me/infokommim
Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/
ID LINE : http://line.me/ti/p/%40nga7079p