spot_img

Kitabul Jami’, Ciri Orang Munafik (Sesi 1)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati”. (HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).

Dalam riwayat yang lain dari Abdullah Ibn Am’r Radhiyallahu ‘anhu ada tambahan:“Jika dia berdebat dia berlebih – lebihan”,

Ini hadist yang agung yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ciri dan sifat orang – orang munafik, yang dimaksud dengan kemunafikan adalah menampakkan sesuatu berbeda dari apa yang ia sembunyikan, Allah Subhanahu wata’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an tempat orang munafik:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. an-Nisa: 145).

Sebagaimana kita tahu surga itu bertingkat – tingkat keatas dan neraka bertingkat – tingkat ke bawah, kemunafikan ada yang menyebabkan seseorang keluar dari islam atau bahkan belum dikatakan masuk ke agama islam dan ada kemunafikan yang tidak mengeluarkan pelakunya dari keislaman, dalam pembagian yang lain ulama kita membagi ada yang disebut kemunafikan besar (Nifaq akbar) dan ada Munafik kecil atau (Nifaq Asqhar) dalam bahasa yang lain disebutkan oleh para ulama ada yang disebut munafik yang berkaitan dengan aqidah dan ada kemunafikan yang berkaitan dengan amalan, apa perbedaannya..?, jika nifaq aqidah atau nifaq akbar adalah ketika seseorang menampakkan keislaman tetapi menyembunyikan kekufuran dan kebencian, oleh karenanya syarat diterimanya amalan yang dilakukan oleh seorang hamba adalah ia cinta dengan amalan tersebut karena walaupun dia mengerjakan sebuah amalan namun hatinya membenci maka amalan tersebut tidak bernilai pahala, Allah berfirman:

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

“Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka”. (QS. Muhammad: 9).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam hidup di kota Madinah beliau dikelilingi oleh orang – orang munafik walaupun beliau tidak membunuh orang – orang munafik karena beliau khawatir jangan sampai orang – orang yang melihatnya mengatakan:”Muhammad membunuh para sahabatnya”, kemufikan di zaman Nabi barulah dikenal di Madinah adapun di Makkah hanya ada 2 jika bukan mukmin maka dia kafir dan orang kafir berterus terang dengan kekufuran mereka jelas mauqif dan sikap mereka.

Beliau hijrah di kota Madinah disebabkan karena beliau diusir dari kota Makkah, di kota Madinah beliau hidup berdampingan dengan orang – orang yahudi yang datang menunggu kedatangan Rasululah Shallallahu ‘alaihi wasallam maka muncullah golongan yang ketiga yaitu munafiqun dalam sejarah disebut gembongnya bernama Abdullah ibn Ubaid ibn Salul, sifat orang munafik suka menunggu – nunggu celah untuk menyerang kaum muslimin, jika kaum muslimin meraih kemenangan seakan –akan mereka yang paling berjasa dan berada di garda terdepan dan kapan ada kesempatan untuk menghantam islam dan kaum muslimin maka mereka tidak segan – segan untuk melakukannya dan ini sifat dan ciri orang munafik pada setiap zaman.

Pada peristiwa yang keji yaitu peristiwa tuduhan keji kepada keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam terutama kepada istri beliau ‘Aisyah yang dituduh berselingkuh dengan salah seorang sahabat yang bernama Shafwan ibn Muatthal yang menyebarkan tuduhan adalah orang – orang munafik, jadi mereka melakukan demikian karena tidak mendapatkan celah untuk menghentikan dakwah Nabi sehingga mereka menyerang kepribadian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kisahnya ketika Rasulullah kembali dari perjalanan atau dari sebuah safar kemudian ‘Aisyah tertinggal di jalan oleh rombongan sahabat yang mulia, Shafwan ibn Muatthal yang selalu terlambat dalam setiap perjalanan bersama dengan Rasulullah mendapati ‘Aisyah seorang diri dan beliau kemudian tidak berkata sepatah kata pun kepada ‘Aisyah dan beliau menawarkan kendaraannya untuk dinaiki oleh ‘Aisyah dan menuntunnya hingga sampai di kota Madinah ketika sampai di kota Madinah kesempatan inilah yang dilihat oleh orang – orang munafik untuk di viralkan bahwasanya ‘Aisyah berselingkuh dengan Shafwan.

Kemunafikan adalah penyakit yang sangat berbahaya terutama munafik aqidah dan ini pula sifat yang paling ditakuti oleh sahabat – sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam karena Nabi tidak menyebut nama – nama mereka dihadapan para sahabat, ada satu sahabat yang dikhususkan oleh Nabi disebutkan kepadanya nama – nama orang munafik sehingga dia diberi gelar shahibul sir (pemegang rahasia Nabi) beliau bernama Huzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu sehingga Umar Radhiyallahu ‘anhu selalu datang kepada Huzaifah dan bertanya:”Tolong sampaikan kepadaku, apakah aku ini termasuk orang yang disebut munafik atau tidak”, jika saja Umar khawatir akan dirinya apalagi kita, berkata salah seorang tabiin yang bernama Ibnu Abu Mulaikah Rahimahullah:”Saya sempat berjumpa dengan 30 sahabat Rasulullah  dan semua sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhawatrikan diri – diri mereka akan sifat kemunafikan”, inilah para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan ini yang paling berbahaya yaitu nifaq aqidah, Allah Subhanahu wata’ala menggambarkan kondisi dan keadaan mereka sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al Hadid:

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka):”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa”. (QS. Hadid: 14).

Cahaya yang dimaksudkan adalah amalan – amalan sholeh yang dulu mereka kerjakan di dunia terutama sholat, cahaya ini mereka gunakan untuk berjalan diatas shirat oleh karenanya cepat lambatnya seseorang berjalan diatas shirat diatas jembabatan yang membentang diatas neraka jahannam adalah tergantung dari cahaya yang ia miliki, pada hari itu semua akan melewati jembatan kecuali orang kafir karena orang kafir telah lebih dahulu dimasukkan ke dalam neraka adapun yang tersisa yaitu orang beriman dan orang munafik karena orang munafik selalu ikut dengan orang beriman ketika di dunia maka begitupula kelak dihari kemudian mereka berusaha ikut kepada kaum mukminin namun dihari kemudian saatnya mereka dipermalukan oleh Allah.

Dengan ikut bersama orang beriman yang memiliki cahaya menjadikan mereka juga mendapatkan cahaya sehingga orang munafik berkata:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”, Tapi dikatakan kepada mereka orang munafik:” “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”, kemudian mereka dipisahkan dengan dinding yang tinggi dimana dinding itu memiliki pintu bagian dalamnya ada rahmat, kasih sayang serta kenikmatan dan bagian luarnya adalah azab yang dihuni oleh orang – orang munafik, jadi mereka diperlakukan sebagaimana sifat mereka dulu di dunia, di dunia mereka menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman maka pada hari kiamat mereka dihukum dengan pembatas yang mana bagian dalamnya adalah rahmat dan bagian luarnya adalah azab begitulah cara Allah mempermalukan mereka dihari kemudian.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Kamis, 25 safar 1441 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Previous article
Next article

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.