spot_img

Kitabul Jami’, Hadist Ke 17 Keutamaan Silaturrahim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menerima wahyu pertama yang dibawa oleh jibril beliau melihat Jibril ‘Alaihissalam dalam wujud aslinya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketakutan kemudian menggigil dan demam, Rasulullah pulang kerumahnya dan berkata kepada istrinya yang bernama Khadijah bintu khuwailid:”Selimuti aku, Selimuti aku“, Khadijah Radhiyallahu ‘anha ketika melihat keadaan Rasulullah beliau tampil menghibur Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:”Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, sesungguhnya engkau orang yang senantiasa menyambung tali silaturrahim, engkau selalu memuliakan tamu, engkau senantiasa menolong orang yang berada dalam kebenaran dan engkau senantiasa memikul beban orang lain”, jadi ini diantara sifat dan amalan yang telah kerjakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul, ketika Rasulullah bersedih Khadijah Radhiyallahu ‘anha mengingatkan hal tersebut kepada beliau bahwasanya Allah tidak akan meninggalkan dan membinasakan beliau karena salah satu diantara sifat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau senantiasa menyambung tali silaturrahim sebagaimana hadist yang akan kita bahas. Dari sahabat Abu hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُسْطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَلَهُ فِيْ أَشَرِهِ فَلْيَصِلْ

“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrrahim”. (HR. Bukhari).

Didalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang memerintahkan kita untuk senantiasa menyambung tali silaturrahim sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam surah Ar-Ra’ad:

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk, Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”. (QS. Ar-Rad : 21-24).

Ayat diatas menjelaskan beberapa rangkaian amalan dan salah satu amalan yang disebutkan dalam ayat diatas adalah menyambung tali silaturrahim, jadi Allah Subhanahu wata’ala telah menyiapkan surga disisinya kepada orang yang selalu menyambung tali silaturrahim, pada lanjutan ayat Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۙ أُولَٰئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. (QS. Ar Rad : 25).

Pada ayat yang lain dalam surah Muhammad ayat yang ke 22, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?, Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka”. (QS. Muhammad : 22-23).

jika kita membaca kata – kata laknat Allah, laknat malaikat, laknat seluruh manusia maka yang dimaksud dengan laknat adalah ketika seseorang itu diusir dan dia dijauhkan dari rahmat Allah Subhanahu wata’ala, semua kita membutuhkan rahmat Allah Subhanahu wata’ala karena tak satupun diantara kita yang masuk ke dalam surga dengan amalannya kecuali Allah Subhanahu wata’ala mematikan kita dengan rahmatnya,

Apa maksud mereka ditulikan dan dibutakan, sebagian ulama berkata:”Mereka akan dipalingkan dari hidayah dan petunjuk, jadi memutuskan tali silaturrahim bisa menjadi sebab seseorang dipalingkan dari petunjuk dan hidayah Allah Subhanahu wata’ala, Allah berfirman:

صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ

“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Al-Baqarah: 18).

Makna hakiki pada hari kemudian dia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti itu sebagaimana Allah menyebutkan didalam Al-Qur’an dimana ada diantara manusia pada hari kiamat nanti dibangkitkan dalam keadaan buta, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta, Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?, Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. (QS. Thaha : 124-126).

Ketika mati lampu dimalam hari kita tidak bisa melihat kemudian kita kelabakan dan anak – anak kita berteriak menjerit, ini baru didunia, lalu bagaimana kelak pada hari kemudian ditempat yang gelap kemudian kedua mata dibutakan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Oleh karenanya jika ingin dimasukkan ke dalam surga adn senantiasalah untuk menyambung tali silaturrahim.

Wallahu a’lam Bish Showaab 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.