spot_img

Mencari Lailatul Qadar, I’tikaf Bukan Ajang Reunian Apalagi Membicarakan Perkara Dunia

mim.or.id – Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6).

Perintahkanlah keluarga kita untuk sholat dan bersabarlah kepadanya itu lebih baik dari pada dunia beserta isinya karena kita telah menyuruhnya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’ala.

10 terakhir bulan suci ramadhan Rasulullah bersungguh-sungguh mengharapkan lailatul qadr yang lebih baik daripada 1000 bulan kemudian di dalamnya ditentukan takdir satu tahun dan barangsiapa beribadah didalamnya maka ia beribadah kurang lebih 83 tahun lamanya.

Baca Juga: Carilah Lailatul Qadr pada 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Olehnya, beliau mengencangkan sarungnya ini kinayah dan beliau meninggalkan berhubungan dengan keluarga, beliau beri’tikaf dan salah satu yang membatalkan I’tikaf adalah berhubungan dengan istri.

وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

“(Tetapi) janganlah kalian campuri istri-istri kalian, ketika kalian sedang beri’tikaf dalam masjid”. (QS. Al-Baqarah: 187).

Boleh keluar dari masjid ketika beri’tikaf jika sifatnya darurat misalnya untuk makan ketika tidak ada makanan dimasjid, buang hajat dan tidak boleh pulang untuk berhubungan dengan istri karena ini membatalkan I’tikaf.

Adapun istri boleh menjenguk suaminya misalkan untuk mengambil pakaian kotor suaminya kemudian mengambilnya dan mencucinya setelah itu ia bawakan pakaian baru, jadi istri boleh menjenguk suaminya asalkan jangan berlama-lama.

Baca Juga: Memasuki 10 Ramadhan Terakhir, Hidupkan Malam-malamnya dengan Ibadah

Jangan sampai I’tikaf seperti reunian walaupun ini bagus untuk saling menguatkan dalam ketaatan tetapi bukan ini tujuannya. Adapun jika beri’tikaf hanya untuk bercerita, membicarakan bisnisnya dan handphonennya tidak pernah mati jalan terus maka ini bukan I’tikaf

Sebab I’tikaf itu adalah berkhalwat dengan Allah atau mengkhususkan diri beribadah kepada Allah, bahkan saat I’tikaf misalkan dia membuat bilik diakhir masjid kemudian ada orang yang meninggal disholati dimasjid maka ia tidak ikut mensholati jenasah itu kecuali shaff sampai kepadanya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.