spot_img

Menyiarkan Islam dengan Cara Menghidupkan Perdamaian

mim.or.id – Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau mendengar ada perselisihan yang terjadi disuatu tempat, beliau memanggil beberapa orang sahabat kemudian beliau berkata: ”Mari menuju fulan untuk mendamaikan mereka”.

Bahkan Nabi pernah terlambat dari kubah untuk memimpin sholat di Madinah disebabkan karena beliau sibuk untuk mendamaikan orang-orang yang berselisih dan yang bertikai diantara mereka.

Inilah sifat orang yang beriman selalu senang melihat perdamaian, selalu senang melihat persaudaraan dan tidak senang melihat pertikaian dan perpecahan adapun orang yang senang melihat perpecahan dan pertikaian maka ini adalah sifat iblis, sifat syaithan.

Baca Juga: Menjadi Sebaik-baik Manusia Disisi-Nya dengan Jalan Taubat

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS. Al-Ma’idah: 91).

Oleh karenanya di dalam agama kita diantara sifat yang dilaknat dan sangat dimurkai oleh Allah Subhanahu wata’ala adalah mengadu domba dengan menyebarkan hoaks dan berita-berita dusta untuk memperuncing pertikaian dan perpecahan diantara satu kubu dengan kubu yang lain.

Perbuatan ini diancam azab di dalam Al-Qur’an dengan azab yang pedih yaitu orang yang selalu berjalan dipermukaan bumi untuk merusak hubungan antara yang satu dengan yang lain yang dikenal dengan istilah namimah.

Baca Juga: Kunjungi Dinas Pemadam Kebakaran, Kepala PAUD Qur’an MIM: Edukasi Penanganan Kebakaran Sejak Dini

Bahkan dalam hadist, Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur.

Beliau pun bersabda:

يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah)”. (HR. Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.