mim.or.id – Diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rahimahullah dari sahabat yang mulia Samrah ibn Jundab Radhiyallahu ‘anhu ia berkata:
”Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam jika beliau telah selesai sholat atau memimpin sholat beliau membalikkan badan kepada kami dengan membalikkan wajahnya”,
Faedah jika telah selesai salam dalam sholat maka sunnahnya imam membalikkan badan menghadap ke makmum bisa kesebelah kiri atau ke sebelah kanan dan keduanya boleh yang penting menghadap ke makmum dan posisinya tidak lagi menghadap ke kiblat.
Sebagaimana Rasulullah melakukannya setiap kali beliau memimpin sholat untuk para sahabat Radhiyallahu ‘anhu dan setelah sholat beliau bertanya kepada para sahabat:”Siapa diantara kalian yang semalam bermimpi”.
Baca Juga: Bagi Orang Beriman, Kematian Ibarat Orang Musafir yang kembali Kepada Keluarganya
Kita tahu bahwasanya mimpi tidak ada hukum yang dibangun diatasnya, jadi jangan ada orang yang tiba-tiba mimpi didatangi oleh seorang lelaki yang berjubah, jenggotnya panjang sambil membawa tasbih yang panjang kemudian dia berkata:
”Engkau harus berpuasa tanpa terputus selama satu tahun penuh”, atau misalkan dalam mimpi lelaki itu berkata:”Selama satu minggu engkau jangan ke masjid menghadiri sholat berjama’ah“.
Mimpi yang seperti ini tidak ada hukum yang dibangun diatasnya apalagi jika bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mimpi itu ada 3: yang pertama: mimpi yang datang dari Allah, yang kedua: mimpi yang datang dari Syaithan dan yang ketiga: Mimpi bisikan-bisikan jiwa.
Adapun mimpi yang datangnya dari Allah Subhanahu wata’ala adalah mimpi yang berisi kebaikan. misalkan tiba-tiba ada orang yang bermimpi disuruh bertaubat atau bermimpi diperlihatkan kepadanya gambaran surga atau neraka yang setelah itu kemudian menjadikan kondisinya lebih baik. ini mimpi dari Allah Subhanahu wata’ala.
Adapun mimpi dari syaithan adalah mimpi yang menakutkan atau mimpi yang didalamnya perintah untuk melakukan perbuatan buruk dan betapa banyak aliran – aliran sesat yang muncul sekarang ini karena berawal dari mimpi yang ia katakan sebagai wangsit yang datang dalam mimpinya
Kemudian dia membuat aliran-aliran tertentu, ritual tertentu, ibadah tertentu padahal itu datangnya dari syaithan, adapun yang ketiga adalah bisikan-bisikan jiwa terkadang obsesi seseorang yang sangat besar itu terbawa ke dalam mimpi.
Baca Juga: Khutbah Jum’at: ‘Jangan Jadi Pemalas!’ (Edisi 036, Jum’at 29 Rabiul Akhir 1446 H)
Misalkan tiba-tiba seorang pemuda melihat dirinya duduk diatas pelaminan banyak tamu yang hadir dan terdengar suara nashid kemudian orang-orang berdatangan memberi ucapan selamat kepadanya dan mendoakannya setelah itu para tamu pulang kerumahnya masing-masing.
Kemudian ia pergi menjemput pasangannya untuk kembali kerumahnya, sampai dirumahnya dia sholat 2 rakaat bersama dengan istrinya, setelah itu ia dibangunkan oleh mamanya, jadi ini mimpi karena bisikan-bisikan jiwa. Kami kemudian berkata:”Tidak ada ya Rasulullah”.
Mengapa Nabi menanyakan mimpi para sahabat karena mimpi itu bagian dari kabar gembira terutama setelah terputusnya wahyu dan wafatnya Rasulullah. Kata Nabi tidak tersisa lagi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kecuali lewat mimpi yang dilihat oleh seorang lelaki didalam tidurnya atau ada orang yang melihatnya untuk dia.