spot_img

Para Nabi Saja Beristighfar, Masa Kamu Tidak?, Cek Kisah Istighfar Para Nabi

mim.or.id – Banyak beristighfar adalah merupakan amalan yang banyak dilakukan oleh Nabi-Nabi terdahulu sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan ketika Nabi Adam ‘Alaihisalam melanggar janji Allah Subhanahu wata’ala kemudian ia lupa dengan janji yang ia telah Allah ambil darinya.

Istighfar beliau diabadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala didalam Al-Qur’an:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Al-Araf: 23).

Disebutkan selama berpuluh tahun beliau senantiasa beristighfar kepada Allah Subhanahu wata’ala. Begitupula dengan Nabi Nuh ‘Alaihisalam ucapan permohonan ampun beliau diabadikan didalam Al-Qur’an:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. (QS. Nuh: 28).

Baca Juga: Tegas, 3 Bentuk Kezaliman Berkaitan dengan Orang Lain

Begitu pula Nabi Nuh ‘Alaihisalam ketika meminta kepada Allah Subhanahu wata’ala agar memasukkan anaknya sebagai golongan hamba yang sholeh, dengan prasangka Nabi Nuh kepada Allah Subhanahu wata’ala lalu Allah kemudian berkata:

Dia itu tidak termasuk keluargamu wahai Nuh”, Nabi Nuh kemudian memohon ampun kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Dalam kisah lain, Nabi Musa ‘Alaihissalam ketika ia tidak sengaja membunuh seseorang, ia kemudian berkata:

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Musa mendoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Qasas: 16).

Baca Juga: Kuatkan Jiwa dan Ragamu, Sebab Ujian Dunia Hanya Sementara

Lalu Allah Subhanahu wata’ala mengampuni dosanya. Dari sejumlah kisah tersebut, bisa dipetik hikmah bahwa setiap insan manusia harus memperbanyak istigfar, para Nabi saja beristigfar apalagi kita sebagai manusia biasa.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.