spot_img

Pentingnya Mempelajari Sirah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (Part I)

mim.or.id – Sebelumnya perlu dipahami dulu apa itu sirah. Kata sirah berasal dari bahasa arab yang berarti yang melakukan suatu proses perjalan. Jadi kata sirah juga bisa dipahami sebagai catatan yang merekam seluruh perjalanan seseorang sejak lahir hingga dia meninggal.

Ketika membaca sirah seseorang, maka kita bisa memahami karakteristik dan sifat seseorang itu. Ada banyak sirah dimuka bumi ini karena setiap orang memiliki sirahnya masing-masing.

Namun sebagai orang yang beriman, sudah semestinya mempelajari sirah yang membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat, dan sirah tertinggi ialah sirah nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Olehnya, harus mengambil ibra dari setiap apa yang dilalui oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Membaca sirah nabi itu bukan sekedar seperti membaca cerita atau biografi tokoh-tokoh lain atau hiburan lain karena kehidupan nabi merupakan contoh untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Seberapa penting belajar sirah nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam?

Seperti yang dinuklil dari cicit Rasulullah yaitu Ali Zainal ‘Abidin as-Sajad bin Husain ia mengatakan dahulu kami mengajarkan kisah-kisah peperangan nabi, sebagaimana kami mengajarkan salah satu surah dalam Al-Qur’an.

Pernyataan ini seharusnya menarik perhatian kita, begitu pentingnya memahami sirah nabi Muhammad bahkan dipososikan sama pentingnya belajar al-quran.

Karena tidak bisa seseorang memahami al-qur’an dengan baik tanpa mempelajari sirah nabi, sebab al-quran juga mengisahkan sirah nabi.

Olehnya para pengajar al-quran harus memberikan perhatian khusus juga pada sirah nabi, setidak-tidaknya memiliki semangat yang sama dengan dalam mengajarkan Al-qur’an.

Selain itu, dikutip dari perkataan al-imam az-zuhri rahimullah, dalam ilmu peperangan Nabi terdapat limu tentang dunia dan akhirat.

Ketika mempelajari kisah peperangan beliau, melalui itu semua kita mengetahui bahwa dunia merupakan fase yang harus dilalui. Dunia ini hanya fase yang harus dilewati bahkan mempertaruhkan nyawa sekalipun untuk kehidupan akhirat.

Sedangkan Al-Imam Ibnu Jauzi juga mengatakan khususnya bagi penuntut ilmu, ia berpesan

“Saya melihat dan menyibukkan diri mempelajari ilmu fiqih, dan mendengar hadist saja, hampir-hampir tidak cukup memperbaik dan membersihkan hati kita”.

Artinya dalam menuntu ilmu harus seimbang. Salah satu ilmu yang penting dipelajari ialah sirah. Sebab dengan mempelajarinya hati akan menjadi lembut.

Narasumber: Ustadz Dr. Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.