spot_img

Ramadhan Bulan yang Mulia, 3 Nasihat Agung dari Rasulullah!

mim.or.id – Rasulullah pernah didatangi oleh seorang laki-laki, kemudian laki-laki tersebut meminta kepada Rasulullah agar diajarkan satu ilmu ia mengatakan ‘Ya Rasulullah ajarkan kepadaku satu ilmu’ sahabat ini meminta kepada Rasulullah untuk diajarkan satu ilmu yang diringkas tidak terlalu panjang agar tidak mudah dilupa.

Mendengarkan permintaan tersebut, Rasulullah mengajarkan kepada sahabat ini tiga wasiat Agung tiga nasihat yang sangat dibutuhkan oleh sahabat dan kita semuanya khususnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pertama, kata Rasulullah jika engau mendirikan salat maka salatlah seakan-akan salat itu menjadi salat yang terakhir. Kenapa kita perlu untuk selalu mengingat yang namanya kematian, sebab seseorang yang apabila ia sudah tahu bahwa ini adalah salat yang terakhir yang bisa ia lakukan maka ia akan sala dengan cara yang terbaik yang pernah ia lakukan.

Salat dengan penuh kekhusyukan, hatinya hadir dalam salatnya tidak ada dunia yang ia ingat selama salatnya betul-betul menjadi salat yang terbaik salat perpisahan. Begitu juga dengan seseorang yang ketika dia beribadah puasa misalnya jika ia tau kesempatan terakhir buat dia maka tentu saja puasa kali itu menjadi puasa yang terbaik yang pernah ia lakukan sepanjang hidupnya.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, Pesantren Qur’an MTs MIM Torehkan Prestasi pada Event ‘MHQ Nasional Rumah Dakwah 1446 H’

Kedua, nasihat yang kedua yang Rasulullah sampaikan kepada sahabat ini adal Jangan engkau mengatakan sesuatu yang apabila engkau mengatakan itu engkau akan meminta maaf di kemudian hari.

 Artinya, kita diajarkan pentingnya menjaga lisan agar kita tidak mengatakan sesuatu serampangan agar kita tidak mudah mengatakan sesuatu tanpa memikirkan. Apa akibat dari perkataan tersebut Rasulullah menginginkan kepada kita untuk menjaga lisan. Rasulullah bersabda:

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَومِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ) رَوَاهُ اْلبُخَارِي وَمُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa hendaknya) dia diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tamunya.” (HR. al Bukhari dan Muslim).

Seorang yang cerdas itu adalah mereka yang lisannya itu berada di dalam hatinya beda dengan orang bodoh hatinya berada di ujung lisannya. Maksudnya, seorang yang berilmu dan bijak memahami kapasitas dirinya maka lisannya itu berada dalam hatinya. Apa saja yang mau ia ucapkan dia selalu mengembalikan kepada hatinya ia kembali memikirkan kalimat-kalimat tersebut.

Ketiga, adalah jangan simpulkan segala keputusan-keputusan itu di tangan manusia. Maksudnya adalah jangan berharap kecuali hanya kepada Allah subhanahu wa taala karena manusia itu tempatnya kecewa.

Baca Juga: Buka Bersama PAUD-Kuttab Qur’an MIM: Silaturahim Dirangkaikan dengan Pengajian

Tempat bersandar hanyalah kepada Allah, maka bila membutuhkan sesuatu mintalah kepada Allah. Jika kita meminta pertolongan maka Mintalah kepada Allah, jika menginginkan sesuatu maka berdoalah kepada Allah yang paling tahu mana yang terbaik buat hambanya.

Allah jugalah satu-satunya penolong dan tempat bersandar buat manusia. Sekali lagi manusia tempatnya kecewa Jangan pernah menggantungkan harapan kepada manusia. jangan kemudian hati kita terikat dan terpaut dengan manusia .

Itulah  tiga wasiat agung yang Rasulullah sampaikan kepada sahabatnya. Semoga Allah memberikan kepada kita hidayah untuk bisa menghidupkan tiga wasiat ini dalam kehidupan kita sehari-hari utamanya di bulan Ramadan bulan yang penuh berkah

Bulan yang menjadi madrasah terbaik buat kita untuk mengatur hati kita agar bersandar hanya kepada Allah. Lisan kita untuk tidak mengucapkan sesuatu kecuali yang baik-baik saja dan ibadah kita agar menjadi ibadah-ibadah yang terbaik sepanjang usia dan hidup.

Sumber: Ust. Muhtadin Akbar, S.Si (disadur dari Program Ramadhan Healing Epis. 6).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.