spot_img

Riyadhusshalihin (Bab 13 Menerangkan Banyaknya Jalan – Jalan Kebaikan) Amalan Yang Setara Jihad

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

((ألا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟)) قَالُوا: بَلَى، يَا رسولَ اللهِ، قَالَ: ((إِسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخُطَا إِلَى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ فَذلِكُمُ الرِّبَاطُ)). رواه مسلم

“Sukakah engkau semua saya tunjukkan pada sesuatu amalan yang dengannya itu Allah akan menghapuskan segala macam kesalahan serta mengangkat pula dengannya tadi sampai beberapa darajat?” Para sahabat menjawab:”Baik, ya Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Yaitu menyempurnakan wudhu’ sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya, melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan ribat (perjuangan)”. (Riwayat Muslim).

Ini menunjukkan bahwasanya seorang da’i dalam dakwah jangan menunggu dipanggil dan diundang baru kemudian berdakwah karena Nabi menyampaikan hal ini kepada para sahabat, jadi jika kita melihat ada kesempatan untuk berdakwah, berdakwahlah sesuai dengan kemampuan kita, jadikan ini syiar pada diri – diri kita siapapun kita dan dimanapun kita, kita adalah da’i, Nabi berdakwah diatas kendaraan, Nabi Yusuf berdakwah didalam penjara, Nabi bahkan datang ke pasar berdakwah, mendakwahi mereka dengan banyak uslub dan cara, jika tidak bisa berbicara buat artikel atau beli buletin misalnya 10 ribu atau 20 ribu dipinggir jalan kemudian bagikan kepada orang lain,  boleh jadi satu lembar buletin yang diberikan dengan penuh keikhlasan bisa mengubah arah kehidupan seseorang.

diceritakan oleh Syiakh Ustman Al Khamis Hafidzahullah salah seorang ulama di Kuait beliau menceritakan salah seorang lelaki dari Al Jazair yang tinggal di ingris, dia tinggal lama diingris sehingga berubah dan dia sendiri yang mengatakan hampir semua dosa sudah ia kerjakan, suatu hari ada orang arab dari Saudi bertemu dengannya kemudian diberikan hadiah buku seperti buku hisnul muslim atau yang sejenisnya dzikir pagi dan petang, ia menerimanya begitu saja dan ia simpan disakunya ketika sampai dirumahnya ia lempar buku itu dibawah lemari, berjalan beberapa waktu, disuatu malam ia kembali kerumahnya, ia sendiri mengatakan:”Saya pada waktu itu berada pada puncak dimana tak satupun dosa kecuali saya sudah mengerjakannya (Menunjukkan penyesalan atas dosa yang pernah ia kerjakan bahkan hampir putus asa_Penj)“, ketika ia hendak tidur dia tidak bisa tidur, dia kemudian membuka hanphone atau laptop untuk chatting, istilahnya anak muda lagi bete, ia tidak tenang atau lagi mud, ia membuka televisi juga tidak bisa tenang, akhirnya ia merenung, tiba – tiba ia ingat buku kecil yang ia lempar dibawah lemari, ia kemudian bangkit dari pembaringannya, awalnya dengan entengnya ia melempar buku dzikir dibawah lemari namun untuk mengambilnya ia mengeluarkan banyak tenaga menggeser lemari untuk mengambil buku tersebut, inilah awal ia mendapatkan hidayah, ketika ia membuka buku tersebut dan membacanya akhirnya dengan buku kecil itu ia bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala dan sekarang menjadi salah seorang da’i. Cara berdakwahnya unik ketika masuk waktu sholat ia keluar ke jalan dan berkata kepada orang:”Dimana masjid”, orang kemudian bertanya:”Apa itu masjid”, ia menjelaskan:”Masjid untuk ibadah kaum muslimin melaksanakan ibadah sholat, jika ia sholat ia mendapatkan pahala, akhirnya ia mendakwahi orang dan banyak masuk islam”.

Jadi berdakwah dimanapun dan kapanpun berada, Pernah dipasar sentral karena jalan telah berubah saya menerobos jalan dan melanggar saya pun ditahan oleh 2 polisi dan disuruh masuk di pos security, polisi berkata:”Bapak melanggar, tidak ada STNK dan Ini pajaknya sudah mati”, saya berkata:”Mohon maaf pak saya sibuk sehingga tidak memperhatikan itu”, akhirnya polisi mengeluarkan semua aturan dan pasal, saya langsung memegang pundak pak polisi dan berkata:”Dalam kaidah pak disebutkan balasan itu tergantung amalan yang kita berikan”, Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّـهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّـهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-nur: 22).

Jadi, jika bapak memaafkan sesama kaum muslim apalagi kita ini banyak dosa maka Allah mengampuni dosa kita, akhirnya pak polisi ini berkata:”Bagaimana ini komandan”,  komandannya berkata:”Ya, maafkan saja”, akhirnya saya mengucapkan:”Assalamu ‘alaikum”, jadi jika ada kesempatan berdakwah maka berdakwalah, ini menunjukkan bahwasanya dengan ayat – ayat Al-Qur’an dan hadist maka hati seseorang akan menjadi lunak.

Dengannya tadi sampai beberapa darajat?” Para sahabat menjawab:”Baik, ya Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Yaitu menyempurnakan wudhu’ sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya.

Sempurnakan wuduh dalam keadaan sukar maksudnya dalam keaadan benci karena terkadang kita malas atau sangat lelah tetapi ketika kita tetap menyempurnakan wuduh sesuai dengan tuntunan Nabi maka dapat menghapuskan dosa – dosa, mengangkat derajat disisi Allah.

Melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan ribat (perjuangan)”.

Ini keutamaan bagi orang yang jauh rumahnya dari masjid, Bani Salimah karena rumahnya jauh dari masjid ia mau berpindah rumah di dekat masjid, Nabi mendatangi mereka dengan berkata:”Tetap kalian tinggal disini akan dituliskan pahala langkah – langkah kaki kalian adapun yang sudah tinggal di dekat masjid jangan pindah ke tempat jauh”.

Memperbanyak langkah kaki menuju masjid dan menunggu waktu sholat setelah sholat merupakan bagian dari ribath, ribath adalah berjaga – jaga di daerah perbatasan untuk menjaga negeri kaum muslimin keutamaannya sangat besar setara dengan jihad.

Jadi orang yang duduk dimasjid menanti waku sholat berikutnya maka pahalanya sama dengan orang yang ribath dijalan Allah.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 14 Syawal 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.