spot_img

Riyadhusshalihin (Bab Mujahadah) Ayat – Ayat Motivasi Untuk Bersungguh – Sungguh Beribadah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut : 69).

Hidayah yang dimaksud dalam ayat adalah Hidayatu Lil Taufiq karena hidayah terbagi menjadi 2 ada yang disebut Hidayatu Lil Irsyad dan Hidayatu Lil Taufiq adapun Hidayatu Lil Irsyad yaitu petunjuk yang diberikan oleh para Nabi dan Rasul atau yang menyampaikan dakwah sebagaimana kata Allah kepada Rasulnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al Qashash : 56).

Ini disebut Hidayah Lil Irsyad, Allah berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”. (QS. Fussilat: 33).

Adapun hidayah yang kedua yaitu Hiduatu Lil Taufiq yaitu hidayah atas izin Allah Subhanahu wata’ala kepada seorang hamba untuk mendapatkan petunjuk dan ini hal mutlak milik Allah Subhanahu wata’ala.

Oleh karenanya ketika Rasulullah sangat ingin memberi dan menyampaikan hidayah kepada Abu Thalib namun pada akhirnya Abu Thalib mati dalam kekufuran, Allah kemudian menurunkan firmannya:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al Qashash : 56).

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

{وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى}

Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk”. (QS Fushshilat: 17).

Ini Hidayatu Lil Irsyad telah sampai dakwah Nabi Sholeh kepada mereka namun mereka memilih berada dalam kebutaan dari mengikuti hidayah dan petunjuk itu dan semua tidak keluar dari keinginan dan kehendak Allah Subhanahu wata’ala.

Salah satu diantara cara untuk meraih hidayah dan petunjuk dari Allah adalah bersungguh – sungguh, jika Allah melihat kesungguhan dari hambanya maka Allah akan membalas kesungguhan itu karena Allah maha pengampun, maha berterima kasih, maha bersyukur kepada hamba – hambanya dan Allah tidak akan menyia – nyiakan usaha mereka, jadi barangsiapa yang bersungguh – sungguh maka akan berikan jalan kepadanya, ini pula menunjukkan kepada kita bahwasanya jiwa kita harus ditundukkan dalam ketaatan agar bisa istiqamah, seseorang yang hendak istiqamah dalam ketaatan itu berat dan pahit namun diibaratkan oleh para ulama:”Seperti bayi yang mau disapih setelah ia menyusu selama kurang lebih 2 tahun dari ibunya kemudian dia hendak diberhentikan dari menyusu. Diantara sunnah menyusui seorang anak yang baru lahir sebagaimana perintah Allah didalam Al-Qur’an:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah: 233).

Tapi jika bayi hendak disapih itu merasa berat bahkan mungkin dia demam dimalam hari namun setelah itu dia akan tenang dan ia akan terbiasa, jadi jiwa sperti itu, jika dibiasakan dalam ketaatan maka Allah akan memberikan kelezatan dan kenikmatan dalam jiwanya sehingga ibadah dan ketaatan yang dulu berat baginya Allah Subhanahu wata’ala menjadikan ia merasakan kelezatan didalam menjalankan ibadah tersebut, oleh karenanya kita terus dituntut untuk bermujahadah di dunia ini untuk istiqamah dijalan Allah, menjalankan segala perintahnnya dan menjauhi segala larangannya agar kemudian Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayahnya sempurna kepada kita, sampai kapan disebutkan pada ayat berikutnya dalam surah Al-Hijr ayat yang ke 99:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”. (QS. Al-Hijr : 99).

Al Yakin adalah kematian sebagaimana firman Allah di dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Muddattsir:

حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ

“(Hingga datang kepada kami kematian”) ajal kami”. (QS. Al-Muddattsir: 47).

Pendapat mayoritas ulama tafsir Al Yakin tidak seperti yang difahami oleh sebagian kelompok bahwasanya kematian itu adalah Al Kasf yaitu Al Ma’rifah yaitu ketika seseorang telah sampai pada tingkat ma’rifah dia diperintahkan untuk beribadah sampai hijab itu tersingkap setelah itu diangkat darinya kewajiban ibadah maka ini adalah pemahaman yang salah bahkan merupakan kekufuran dan kesesatan.

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا

“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan”. (QS. Al-Muzzammil : 8).

Kita diperintah untuk tabattul yaitu bersungguh-sungguh dalam beribadah namun bukan berarti memutuskan diri dari dunia dengan alasan untuk fokus beribadah. Dalam islam tidak ada yang disebut kehidupan rabbaniah sebagaimana yang dianut oleh orang – orang nasrani yang hidup digereja seperti para biarawan dan biarawati mereka mengharamkan diri dari minuman dan makanan tertentu bahkan mengharamkan diri untuk menikah dengan dalih mereka adalah pilihan – pilihan Allah yang dipilih untuk beribadah kepada Allah, namun islam adalah agama yang pertengahan antara ibadah yahudi dan nasrani dan inilah yang kita minta setiap sholat.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧

“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al-Fatihah: 6-7).

Ayat berikutnya:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. az-Zalzalah: 7 – 8).

Apapun kebaikan yang dilakukan Allah maha tahu bahkan akan dilipatgandakan disisi Allah Subhanahu wata’ala. Kita yang hidup di dunia ini mengumpulkan bekal – bekal akhirat jangan pernah zuhud dengan kebaikan sekecil apapun.

Ayat selanjutnya:

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“……Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Muzzammil : 20).

Jadi ibadah yang kita kerjakan, shadaqah yang kita keluarkan, haji yang kita tunaikan, sholat yang kita jaga, puasa yang kita laksanakan ini tidak lain untuk kita kita sendiri.

Ayat berikutnya

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui”. (QS. Al-Baqarah: 273).

Ayat – ayat yang disebutkan oleh Imam Nawawi dalam bab ini tentunya semakin memotivasi kita untuk berlomba – lomba dalam kebaikan untuk mengerjakan kebaikan apapun yang bisa kita lakukan.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Rabu, 22 Syawal 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.