spot_img

Riyadhusshalihin (Bab Mujahadah) Hamba Yang Bersyukur

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

‘Aisyah berkata dari Nabi Shallallahualaihi wasallam bersabda:

أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan qiyamul lail sampai kedua kaki beliau pecah-pecah, maka saya bertanya:”Mengapa engkau melakukan ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang?”, Beliau pun menjawab:”Tidak (bolehkah) saya suka untuk menjadi hamba yang bersyukur?”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary no. 4837 dan Muslim no. 2820 dari Aisyah radhiyallahu ‘anha. Diriwayatkan pula oleh Al-Bukhary no. 1130, 4836, 6471, Muslim no. 2819, At-Tirmidzy no. 412, An-Nasa`iy 3/219, dan Ibnu Majah no. 1419 dari hadits Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu).

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan qiyamul lail sampai kedua kaki beliau pecah-pecah

Pernah digambarkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu yang ikut qiyam bersama dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi membaca surah Al-Fatihah, setelah itu membaca surah Al-Baqarah kemudian surah An-nisa ditambah dengan surah Ali ‘Imran, setiap kali beliau melewati ayat rahmah beliau meminta rahmat dari Allah, setiap kali beliau membaca ayat azab beliau berlindung kepada Allah, setiap kali beliau melewati ayat tasbih beliau bertasbih kepada Allah Subhanahu wata’ala, kemudian ruku beliau hampir sama panjang dengan berdirinya begitupula sujudnya sampai – sampai Ibnu Mas’ud mengatakan:”Sampai – sampai saya berniat buruk”, beliau ditanya:”Apa niat buruk mu.?, Ia berkata:”Hampir – hampir saya duduk dan meninggalkan Nabi karena tidak tahan”, bayangkan 4 juz atau 5 juz ia baca dalam satu rakaat beginilah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka saya bertanya:”Mengapa engkau melakukan ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah berlalu dan yang akan datang?“. Beliau pun menjawab:“Tidak (bolehkah) saya suka untuk menjadi hamba yang bersyukur?”.

Tumit Rasulullah sampai pecah, Aisyah sedih dan kasihan melihat suaminya, Nabi kemudian berkata:”Tidak (bolehkah) saya suka untuk menjadi hamba yang bersyukur? ”.

Beginilah cara kita menyikapi nikmat dari Allah yaitu dengan mensyukurinya bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah yaitu dengan meningkatkan ketaatan dan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wata’ala, Allah mensifatkan Nabi Nuh dengan hamba yang pandai bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala. Allah berfirman:

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur”. (QS. Al-Isra : 3).

Nabi Daud yang berikan kekuasaan oleh Allah diperintahkan oleh Allah untuk bersyukur, Allah berfirman:

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْراً وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Wahai keluarga Dawud beramallah sebagai bentuk syukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali di antara para hamba-Ku yang bersyukur”.(QS. Saba’: 13).

Nabi Sulaiman yang ditundukkan kepada beliau manusia, jin, binatang, burung – burung, dll. Bahkan diberikan kekuasaan oleh Allah untuk memahami bahasa binatang, beliau mampu memerintahkan angin dan jin dan yang lain namun apakah hal itu membuat beliau menjadi sombong dan congkak, tidak justru beliau berkata:

 رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

“……..Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. An-Naml : 19).

Jadi kesyukuran dibuktikan dengan amalan sholeh bukan hanya dengan mengucapkan Alhamdulilah walaupun itu penting, oleh karenanya rukun syukur itu ada 3 yaitu lisan, hati, anggota tubuh.

Dengan lisan yaitu banyak mengucapkan Alhamdulillah, dengan hati yaitu mengakui bahwasanya nikmat itu datangnya dari Allah, sebagaimana firman Allah:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”. (QS. An-Nahl: 53).

Kemudian dengan anggota tubuh yaitu semakin giat kita bertakwa dan beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 28 Syawal 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.