spot_img

Riyadhusshalihin (Bab Mujahadah) Keutamaan Wali Allah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah semoga Allah meridhainya ia berkata:”Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, Aku umumkan perang terhadapnya. Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan ia melakukan hal yang Aku wajibkan terhadapnya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah (nafilah) kecuali Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Aku adalah (yang menolong) pendengarannya saat ia mendengar, penglihatannya saat ia melihat, tangannya saat ia memukul, dan kakinya saat ia melangkah. Jika ia meminta kepadaKu, sungguh Aku akan memberikannya. Jika ia memohon perlindungan kepadaKu, Aku akan melindunginya”. (HR. Al-Bukhari).

Ini disebut dengan hadist qudsi atau hadist yang disandarkan kepada Allah yang diriwayatkan oleh Nabi langsung dari Allah Subhanahu wata’ala namun tentu berbeda dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an tidak ada keraguan didalamnya dinukil dengan mutawatir adapun hadist qudsi ada yang shahih, hasan, lemah sebagaimana hadist – hadist yang lain.

Membaca Al-Qur’an mendapatkan pahala sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi no. 2915. Dinilai shahih oleh Al-Albani).

Adapun hadist qudsi pahalanya sama dengan membaca hadist secara umum, membaca Al-Qur’an dibolehkan bahkan diperintahkan untuk dibaca dalam sholat adapun hadist qudsi tidak boleh dibaca dalam sholat ini perbedaan antara Al-Qur’an dan hadist qudsi.

Barangsiapa Yang Memusuhi wali-Ku, Aku Umumkan Perang Terhadapnya.

Wali adalah mereka yang taat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ , الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (QS. Yunus: 62-63).

Syarat seseorang dikatakan wali yaitu keimanan dan ketakwaan, jadi semua orang yang beriman dan bertakwa adalah wali – wali Allah, walaupun derajat kewalian bertingkat – tingkat berdasarkan derajat keimanan dan ketakwaan mereka disisi Allah Subhanahu wata’ala, ini perlu dijelaskan karena banyak orang yang mengira bahwasanya yang dimaksud dengan wali yaitu mereka yang diberi sesuatu diluar dari kebiasaan manusia atau yang biasa disebut dengan karomah.

Walaupun ini ada benarnya karena Allah Subhanahu wata’ala terkadang memberikan karomah kepada seorang hamba namun itu bukan syarat mutlak, jadi jangan kita mengira bahwasanya seseorang belum dikatakan wali kecuali dia mendapatkan karomah, bahkan ulama kita mengatakan:”Karomah yang paling besar yang Allah berikan kepada wali – walinya adalah Al Istiqamah yaitu istiqamah diatas jalan Allah Subhanahu wata’ala.

Aku Umumkan Perang Terhadapnya.

Jika Allah mengumumkan perang kepada hambanya maka hamba tersebut akan celaka dan siapa gerangan yang bisa mengalahkan Allah Subhanahu wata’ala.

Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan ia melakukan hal yang Aku wajibkan terhadapnya.

Amalan yang paling dicintai oleh Allah yang dengannya kita mendekatkan diri kepadanya adalah amalan yang diwajibkan seperti sholat 5 waktu, berpuasa dibulan suci ramadhan, mengeluarkan zakat dan menunaikan haji bagi yang mampu, menuntut ilmu dan seterusnya, amalan – amalan yang wajib paling dicintai oleh Allah Subhanahu wata’ala, 2 rakaat sholat subuh lebih baik dari pada sholat sepanjang malam karena ini amalan yang Allah wajibkan dan lebih utama untuk kita jaga dengan baik karena jika ditinggalkan maka kita berdosa. Jadi Allah Subhanahu wata’ala mencintai seorang hamba yang mendekatkan diri kepadanya dengan amalan yang diwajibkan.

HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah (nafilah) kecuali Aku mencintainya.

Nafilah artinya tambahan, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا صَالِحِينَ

“Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh”. (QS. Al-Anbiya : 72).

An Nawafil artinya amalan – amalan tambahan dari yang diwajibkan seperti sholat sunnah rawatib yang mengiringi sholat 5 waktu begitupula puasa – puasa sunnah, puasa senin dan kamis kemudian puasa 3 hari setiap bulannya, puasa 6 hari dibulan syawal begitupula sholat dhuha, qiyamullail, sedekah, menunaikan umrah. Walaupun sebagian ulama menyebutkan umrah juga wajib tetapi yang shahih dia adalah sunnah, jadi memperhatikan amalan – amalan sunnah menjadi sebab Allah cinta kepada kita, oleh karenanya jangan kita remehkan bahkan ulama kita mengatakan:”Jika kita merasakan kerasnya hati kita tidak tersentuh dengan bacaan Al-Qur’an atau kita bermalas – malasan didalam beribadah maka periksalah amalan – amalan sunnah kita atau tingkatkan amalan sunnah kita karena Allah Subhanahu wata’ala ketika cinta kepada seorang hamba dengan amalan sunnah yang ia kerjakan sebagaimana lanjutan hadist:

Jika Aku mencintainya, Aku adalah (yang menolong) pendengarannya saat ia mendengar, penglihatannya saat ia melihat, tangannya saat ia memukul, dan kakinya saat ia melangkah.

Semua anggota tubuhnya yang kita sebutkan tadi mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah Subhanahu wata’ala. Oleh Karenanya jika kita merasakan kerasnya hati kita atau kesulitan dalam meninggalkan maksiat maka perkuat amalan – amalan sunnah yang dengannya niscaya Allah Subhanahu wata’ala memberikan kepada kita petunjuk.

Jika ia meminta kepadaKu, sungguh Aku akan memberikannya. Jika ia memohon perlindungan kepadaKu, Aku akan melindunginya”.

Jadi orang yang menjaga amalan – amalan yang wajib kemudian memperhatikan amalan – amalan yang sunnah dia akan dicintai oleh Allah kemudian segala yang ia lakukan mendapatkan pentunjuk dan hidayah kepada Allah Subhanahu wata’ala dan jika dia meminta maka Allah Subhanahu wata’ala mengabulkannya, jika dia meminta perlindungan maka Allah akan menjadi pelindungnya, ini keutamaan yang sangat besar ditambah lagi dengan keutamaan hadist yang lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي جِبْرِيلُ فِي السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَيُوضَعُ لَهُ القَبُولُ فِي أَهْلِ الأَرْضِ “

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Apabila Allah Tabaraka wata’ala mencintai seorang hamba, Allah menyeru kepada Jibril:“Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia!” Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit:”Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia (wahai para malaikat)!” Maka penduduk langit mencintainya. Dan Allah menjadikan dia diterima di bumi (yakni dicintai orang-orang shalih di bumi-pen)”. (HR. Al-Bukhari, no. 7485; Muslim, no. 2637; dan ini lafazh al-Bukhari).

Sebaliknya siapa yang dibenci oleh Allah, Allah memanggil jibril dan berkata:”Saya benci fulan, bencilah dia kemudian kebencian itu ditanamkan dihati – hati makhluk didunia”, tidak ada orang yang mendapatkan kecintaan yang besar dari manusia di dunia ini melebihi kecintaan mereka kepada para ulama, karena para ulama mereka adalah orang – orang yang paling dekat kepada Allah Subhanahu wata’ala, bahkan ada perkataan:”Andaikan para ulama bukan wali maka Allah tidak memiliki wali – wali”, Allah Subhanahu wata’ala telah menanamkan penerimaan rasa cinta dihati para makhluk yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran yang tidak takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala mereka mendapatkan cinta dari Allah dan siapa yang dicintai oleh Allah maka makhluk juga akan ikut cinta kepadanya.

Ketika Muawiyah Radhiyallahu ‘anhu mengirim surat kepada ‘Aisyah meminta nasehat, ‘Aisyah membalas suratnya dan memberikan nasehat kepadanya:”Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan mendapatkan kemarahan dan kemurkaan dari manusia maka Allah akan ridho dan cinta kepadanya walaupun manusia marah, namun pada akhirnya Allah akan menjadikan manusia cinta kepadanya sebaliknya siapa yang mencari keridhoan manusia dengan mendapatkan kemurkaan dari Allah maka Allah akan murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya

Ini menjadi motovasi bagi kita untuk semakin giat dalam mengerjakan amalah sholeh, mengerjakan yang wajib dan tidak zuhud dengan yang sifatnya nawafil dan ketika seseorang memperhatikan amalan – amalan yang sunnah maka hal itu menunjukkan dia memperhatikan amalan yang wajib, jika saja amalan sunnah ia perhatikan apalagi amalan wajib yang diperintahkan kepadanya.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Jum’at, 24 Syawal 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.